Rss Feed
  1. Bismillaahirrahmaanirrahiim :)




                   

    By Risa Rii Leon



                    Bertemu denganmu, adalah janji Matahari setiap pagi. Menanti disemester akhir masa perkuliahan. PPL adalah tiket menuju pertemuan saya dan kamu. Di ruang kelas dengan bangku kayu serta senyum lucu darimu. Di sekolah dengan lorong tempatmu berlarian, kursi berlengan tempat kita sempat saling berdendang, juga tentang buku-buku yang mengajak kita saling berpegang. Saling membantu. Menyapa dalam hangat tanpa sekat Guru dan Siswa.
                    Entah siapa guru disini, sebab darimupun aku banyak belajar. Tentang tulusnya senyum menyapa, tentang riuhnya tawa canda dengan semua,tentang ketaatan pada tata tertib, pun tentang memaafkan diantara kalian. Dan tentu saja, tentang keikhlasan menerima saya dan teman-teman sebagai rekan belajar disini. Di sekolah ini, tempat kita pernah berbagi asa, cerita, mimpi, juga cita.
                    Lantas ketika masa begitu cepat melenggang dengan kaki tak nampaknya, bisa apa aku? Tak mungkin ku pincangkan waktu agar berhenti berjalan, tak mungkin ku rem lajunya. Ia adalah partikel yang akan tetap bergerak dan meninggalkan cerita itu sebagai kenangan. Saya dan kamu, hanya akan menjadi kenangan.
                    Kenang sebuah pertemuan sederhana yang membuat hati tak lagi sama. Arrrrghh, mengapa harus sesayang ini untuk hubungan selama tiga bulan? Mengapa seolah enggan tersapa pisah ketika ia adalah satu paket dari pertemuan? Mengapa?!? Bukankah seharusnya hati ini sudah rela sejak langkah pertama. Setidaknya tak ada janji selamanya di awal masa itu.
                    Hari ini, saat pertama senyum kalian menyapa, adalah tiket hangat yang mengalir dibukit pipi. Membius udara penuh haru, bahwa waktu begitu cepat berlalu. Bukan perpisahan yang ku takutkan. Jujur, aku hanya takut dilupakan. Itu saja.

                    Engkau adalah getar pertama yang meruntuhkan gerbang tak berujungku mengenal hidup.
                    Engkaulah tetes embun pertama yang menyesatkan dahagaku calam cinta tak bermuara.
                    Engkaulah matahari  Firdausku yang menyinari kata pertama di cakrawala aksara.

                    Kau hadir dalam ketiadaan. Sederhana dalam ketidakmengertian.
                    Gerakmu tiada pasti. Namun, aku terus disini.
                    Mencintaimu.
                    Entah mengapa.*

    *catatan Dee pada suatu pagi buta diatas atap rumah tetangga*
    Solo, 21/11/2014
    Monolog Tengah Malam setelah sempat menguras mata air dekat kening.


  2. 0 comments: