Rss Feed
  1. Maruko Chan

    Monday 29 June 2015

    Bismillaahirrahmaanirrahiim :)



    Hal yang menyenangkan hati,
    Banyak sekali bahkan kalau kita bermimpi.
    Sekarang ganti baju, agar menarik hati ayoo kita mencari temann....
    ....
    Jalan panjang menuju langit biru,
    Tiba – tiba ku lihat seorang anak
    Yang menemukan harta karun di dalam sana
    Alangkah senang dan hati gembira.

    Wangi angin, padang rumput di sore hari
    Sampaikan...........salam..........gembira!
    Hal yang menyenangkan hati,
    Banyak sekali bahkan kalau kita bermimpi.
    Sekarang ganti baju, agar menarik hati ayoo kita mencari temann

    versi saya di sini

                                                                                  ^O^

    “Ciee yang lagi bahagia!”seru rekanku setelah seharian mendengar lisan saya tak henti melantunkan lagu masa kecil itu.
    Hahaha jelaslah saya bahagia :D Kata seorang teman yang lain lagi, hidup itu harus dibuat bahagia. Harus pokoknya. Gimanapun caranya. Tapi yang paling gampang dan enggak modal banyak Cuma satu, bersyukur! :D
    Well, saya sudah banyak bahagia tanpa berniat boros sedih berkepanjangan, dan menyanyikan lagu tersebut hanya satu dari indikator kebahagiaan saya.
    Lebih dari sekedar lagu masa kecil, ost chibi maruko chan itu resmi menenggelamkan saya pada kontemplasi sebuah eksistensi.
    Bahwa sejatinya eksistensi sudah menjadi kebutuhan pokok manusia yang tak kasat mata, dan lirik lagu tersebut mengajak setiap dari kita untuk membuka diri pada dunia diluar kita. Agak mewakili beberapa insan yang lebih suka menyendiri dan menutup rapat dari dunia luar kita yang mungkin dalam benaknya begitu berbahaya. Hmm waspada itu perlu, jelas! Namun porsi yang berlebihan itupun akan menghalangi kita untuk belajar banyak hal, bukan?
    So?
    Sekarang ganti baju, agar menarik hati, ayo kita mencari teman!
    Tanggalkan baju kepesimisan dan keminderan kita! Sebab kepercayaan diri selalu mampu menarik hati siapapun! Serius.
    Hal yang menyenangkan hati, banyak sekali. Bahkan kalau kita bermimpi.
    Yes! Membicarakan mimpi memang selalu menyenangkan sebab di sana kita memiliki harapan ke depan. Well, berteman dan belajar dari lingkungan juga hal yang menyenangkan hlo ^^
    Jalan panjang menuju langit biru,
    Tiba – tiba ku lihat seorang anak
    Yang menemukan harta karun di dalam sana
    Alangkah senang dan hati gembira.
    Lantas ketika kaki kita sudah resmi melangkah, akan ada banyak pertemuan yang mengejutkan. Bertemu dengan insan – insan yang lebih dulu berproses, menemukan harta karun dalam dirinya. Hati yang kuat nan tangguh menjalani takdir Illahi. Jelas, sebab syukur, senang dan gembira hati pun menyerta.
    Wangi angin, padang rumput di sore hari
    Sampaikan...........salam..........gembira!
    Hal yang menyenangkan hati,
    Banyak sekali bahkan kalau kita bermimpi.
    Sekarang ganti baju, agar menarik hati ayoo kita mencari temann
    Dan apa yang lebih manis dari sambutan ramah semesta kepada kita. Bahwa matahari yang selalu hadir dalam terik, mampu tampil cantik dalam balutan jingga. Kemudian berkoalisi dengan apik bersama hembusan angin yang tengah mengandung sisa oksigen sebelum diperebutkan pada malam hari. Gembiranya semesta yang muncul dalam senja. Subhanallah, betapa artistiknya Tuhan. 


    Makna yang lebih mendalam pun disajikan oleh P – Man dalam liriknya,
    Mari kita bersahabat, menyatukan hati dan hati.
    Dan bersama – sama terbang ke angkasa.
    Dengan hati riang, memberi semangat!
    P – Man P – Man P – Man


    Tenang Nak! Kelak akan Bunda ceritakan betapa menyenangkannya masa 90’an itu :v dan semoga masih bisa menyertakannya pada masa kecilmu. (aamiin aamiin aamiiiin semakin lirih dan dalam)


     

               

  2. Bismillaahirrahmaanirrahiim :)

                Welcome back to ours childhood :D
                Sebagai seorang yang masih susah move on dari jaman kejayaan anime dan kartun tahun sembilan puluhan sampai dua ribuan, saya sangat berterima kasih kepada Kak Eka dan Kak Nadya yang sudah menyajikan soundtrack tayangan kesayangan saya dahulu kala itu :”)
                Conan, Kobo-Chan, Doraemon, Maruko,  Mojacko, P – Man, Hamtaro, Ninja Hatori, Tsubasa, Hachi, Wedding dress, sailor moon, minky momo, dragon ball, etc deh. Banyak bannget listnya :D
                Terlepas dari bagaimana jalan cerita dari masing – masing judul itu, moment menyiapkan menonton merekalah yang menjadi tantangan buat saya. Setiap minggu pagi, harus sudah mandi dan mencuci piring, serta menyapu halaman sebelum pukul tujuh pagi :D setelah itu bebas nonton TV nyaris sesiang. Juga cengkrama asik bertukar cerita dengan rekan sekelas saat masuk sekolah seninnya.
                Dan dari mereka imajinasi saya kian liar :D bahkan saya pernah berharap dengan sangat untuk memiliki Pintu Kemana sajanya doraemon, dan berlaga pembela kebenaran layaknya Sailor Moon, juga pengungkap kebenaran layaknya conan. :D Terus menjadi binatang seimut Hamtaro atau Hachi, melihat dunia dengan kacamata manis. :D Sempat curiga jangan jangan tikus dan lebah disekitar rumah sebenarnya adalah hamtaro dan hachi versi kurang imut :D
                Terima kasih Kak Eka, Kak Fika, dan Kak Fotografer yang ngasih angle kece juga kakak kakak lain dibalik layar, ^_^
                Sinchan, pokemon, detective school, Strawberry Shortcake, Sen Seiya, Bleach,Kirby, Digimon, Prety Cure, Magical Doremi, Kiteretsu, belum hlo Kak :D
                Di nanti mush up anime yang ketiga dan seterusnya yaa :D
         

                 

  3. Bismillaahirrahmaanirrahiim :)


    من أسلم فليختتن
    Artinya: Barangsiapa yang masuk Islam maka hendaknya dia berkhitan. (H.R As – Syaukani dalam At – Talkhis Al – Jabir )
    ^O^
                “Yu, kipasin cepet!” pintanya dengan mimik memelas pangkat memohon kesakitan. Beberapa keringat nampak turun dari pelipis kirinya.
                Panik.
                Jelas, saya belum pernah mendampingi proses sunat sebelumnya. Bahkan saat Ksatria Pertama sunat saya tidak di rumah. :3 Hla ini ma’jegagik menemani Ksatria Kedua sunat.
                Surprised Banget!!
                Saya heboh bertanya pada teman saya yang pernah disunat :v (membuang jauh – jauh pekewuh saya :3)
                Makanan apa aja yang enggak boleh dimakan pasca khitan?
                Gimana cara shalatnya?
                Mandinya gimana?
                Terus nag pipis gimana?
                Nag sakit aku mesti gimana?
                Mesti diapain biar cepet sembuh?
                Kapan boleh control ke dokter lagi?
                Nag gatel gimana?
                Nag mau ngebersihin pake apa, katane enggak boleh kena air?
                Ganti perbannya kapan?
                Sakit banget to itu?
                Tebak! Jawaban atas semua tanya itu Cuma begini, “Tenango, itu to enggak sakit banget yo. Dua hari juga paling sembuh. Nanti juga adekmu tau. Kaya gitu itu muncul alamiah kok hahahaha.”
                Fine!
                Saya hanya kaget saja.
                Ksatria Kedua malem – malem nyalain kipas angin. Tidurnya pasti jadi seperti ‘itu’. Jalannya juga seperti ‘itu’. Makan juga nyanding ‘itu’. Dua hari dia hanya di kamar dan meminta pelayanan penuh untuk mengambil apapun. Tissu jatah sebulan dibabat habis dalam dua malam.
                Hari ketiga?
                Bersamaan dengan kontrol, saya tahu bahwa dia sudah menggunakan celana dalam seperti biasanya :D Mungkin sudah tidak sakit. Obat resep dokter juga sudah habis.
                Alhamdulillah. :D
                Selamat Menempuh Masa Baliqh Ksatria Kedua,
                Semoga tumbuh dalam ketaatan takwa, nurut sama Bunda, sayang kakak adek, patuh sama mas/mbaknya, rajin jualan juga :v
                Semangat membersamai Masa Baliqh Ksatria Kedua untuk saya!
                Semoga kuat, sehat, dan enggak gembeng lagi :v





  4. Mari Mengagendakan Bertemu!

    Monday 22 June 2015

    Bismillaahirrahmaanirrahiim :)



                Saya paham, bahwa saya dan kamu adalah dua insan yang sedang saling mencari kesibukan. Kamu dengan persiapanmu, dan saya dengan persiapan saya. kamu dengan agendamu, dan saya dengan agenda saya. Maka, boleh kah saya memintamu untuk mengagendakan perjumpaan kita? Sebab padatnya acaramu dan riuhnya agenda saya, menjadi sangat riskan tidak berjumpa jika tidak diagendakan pertemuan kita. Anggap saja, ini adalah media Allah untuk menjaga ukhuwah kita.
                Gedung Inkubator UNS itu akan ramai tepat pada hari Kamis, 25 Juni 2015 pukul 16.00 WIB, dan saya berharap agar ada kamu di sana. Benar, ada agenda raya sederhana di sana, tapi tak apa sebab nyata saya menyerta mereka. Label Buka Puasa bersama Difabel se-Surakarta telah memberi ruang untuk saya banyak belajar membersamai rekan GAPAI (Gerakan Peduli Indonesia Inklusi) yang kali ini bekerjasama dengan Laziz UNS, bisakah berjumpa?
                Barangkali alismu tertaut, mencari kebermanfaatan acara ini untukmu, mengingat setiap langkahmu senantiasa terjejaki manfaat untuk sesama.
                Insya Allah, ini akan kaya manfaat.
                Bagaimana tidak? Menjali ukhuwah dengan insan yang tak pernah mengeluhkan cara mencintai Allah yang kadang kurang menyenangkan. Menjalin ukhuwah dengan insan yang bahkan menunjukkan syukur tanpa batas ditengah keterbatasan. Menjalin ukhuwah dengan insan yang oleh Allah dimudahkan baginya menjaga bagian tubuhnya dari pintu maksiat. Kan, kamu pebelajar. Tentu ingin belajar hal tersebut kan? Jadi, mari bertemu.
                Barangkali lisanmu gatal bertanya, siapa mereka? Bahkan nama mereka tidak pernah mengudara atau muncul di televisi. Memang, dibanding rekan – rekan intelektualmu, juga beberapa kaum penguasa yang kerap mengajakmu jumpa, mereka hanya serupa lumut dan beringin. Namun, lupakah engkau? Pada lumut yang penuh sabar merayu para batu melebur, mencipta lahan agar pepohon itu tumbuh besar. Serupa lumut, mereka memiliki hati yang luas lagi lapang menjalani hidup yang terkadang beberapa mata memandangnya dengan sempit.
                Jika pun pada akhirnya, nyata ragamu tak bisa hadir. Ada ruang donasi untuk mewakili hadir dan partisipasimu.
                Luangkan sejenak jemarimu menuju rekening 7026741054 dengan kode bank 451 Bank Syariah Mandiri atas nama Aisyah Al Azizah. Dengan minimal 10.000 kamu telah mewakilkan hadirmu pada senyum mereka.
                Tapi jelas. Kehadiranmu adalah yang utama untuk saya, sebab diawal memang saya mengajak berjumpa, bukan? :”)
                Maka konfirmasikan kehadiranmu dengan cara Ketik Buber_Namamu lantas kirimkan ke 085694470142, nomer yang sama untuk konfirmasi perkara donasi. Dan besertanya semoga tanganmu ringan untuk menyertakan Rp, 15.000,00 di meja presensi.
                Setelah ajakan ini saya sampaikan, saya tidak berharap banyak. Soal keputusanmu biarlah Allah yang meyakinkanmu untuk hadir. Tidak ada penawaran semenarik hadiah gebyar hadiah Bank Swasta itu, hanya ukhuwah yang insya Allah akan diikhtiarkan terjaga sampai jannah.Nya.
                Jadi, mari mengagendakan bertemu!

                Ada saya yang menunggumu.

  5. Jalan Memutar

    Sunday 21 June 2015

    Bismillaahirrahmaanirrahiim :)

    semacam aliran yang melingkar



                Untukmu yang melalui jalan memutar.
                Saya paham perasaan itu. Sebuah rasa dengan sesal sebab tahu bahwa untuk mengetahui jalan yang seharusnya kita lalui ketika kita berada di tengah jalan yang telah kita pilih sekarang. Semacam perasaan tersesat dan ingin mengembalikan waktu yang telah dijudikan diawal melangkah. Kamu tidak sendiri, saya pernah merasakannya. Sering malah. Makannya saya paham.
                Jelas, tidak sama. Cerita kita berbeda.
                Jalanmu di sana dan jalan saya di sini. Tapi tetap, kita sama – sama saling berpindah dari sini ke sana kan? Pun dengan kesempatan memilih yang sejatinya setiap insan memilikinya. Saya berkesempatan memilih hal yang saya butuhkan. Kamu pun sejatinya berkesempatan memilih apa yang patut diperjuangkan. Dalam setiap keharusan yang diberikan, selalu ada iya dan tidak kan? Melakuan atau membiarkan. Menuruti atau meninggalkan.
                “Bagaimana dengan orang sekitar kita yang menuntut ini itu, orangtua, keluarga, juga beberapa rekan dekat?!”
                Hei, ini jalanmu bukan jalan mereka.
                Kamu selalu yang lebih tau apapun yang kamu butuhkan. Orangtua, keluarga, juga beberapa rekan dekat hanya media untuk menyuarakan beberapa masukan, meski kadang kurang menyenangkan namun kamu tetap memiliki wewenang untuk menyaringnya menjadi alat membangun diri. Data – data yang barangkali akan kamu butuhkan dalam perjalanan yang akan kamu perjuangkan.
                “Lantas bagaimana jika sudah sampai menjelang akhir dari perjalanan yang salah ini. Saya merasa salah jurusan.”
                Saat kita bertemu dengan batu bebal, hanya ada dua pilihan. Menjadi air untuk si batu atau menjadikan si batu sebagai loncatan melanjutkan langkah. Kita sudah cukup lama menjadi air, maka saatnya menjadikan batu itu loncatan ke depan. Melangkahlah dengan senyum senang sebab kamu segera melunasi jalan itu. Ketersesatan yang telah kamu sadari dan lekan membenahi langkah selanjutnya dengan percaya diri.
                Jika ini perkara pendidikan dan pekerjaan di masa mendatang, its ok Dear! Meski kebanyakan orang menempuh pendidikan untuk mencari pekerjaan, bagaimana jika kita membuatnya berbeda? :”) Menjadikan pendidikan semacam ladang ilmu untuk sebagian bekal menghadapi esok, mengambil ilmu sebanyak – banyaknya. Lantas pekerjaan itu semacam melakukan hal yang menyenangkan hati dengan tetap menyertakan konsep kebermanfaatan. Sederhanannya pendidikan itu serupa kampus / sekolah yang mempertemukan kita dengann ragam materi (yang terkadang sedikit berguna untuk kita :v ) juga mempertemukan kita dengan orang ragam karakter, komunitas dengan ragam visi, dan tentu di sanalah kita  menemukan banyak kacamata. Toh faktanya banyak yang bekerja tidak selalu sesuai dengan jalur pendidikannya. Lulusan fakultas keguruan yang berwirausaha, lulusan fakultas pertanian yang bekerja di bank, lulusan fakultas teknis yang jadi penulis, lulusan fakultas ekonomi yang menjadi fotografer, juga lulusan lulusan lain yang membelok jauh dari ilmu yang ditimbanya di bangku pendidikan. Barangkali bukan sebab tidak sesuai passionnya, tapi itu memang jalannya. Terkadang untuk menjadi diri sendiri sepenuhnya, kita terpaksa menjadi orang lain dulu. :”) (Jujur ini sangat menyebalkan, tapi kenyataannya demikian. Sabar adalah kunci melaluinya.)
                Melihat beberapa rekan yang nampak nyaman dengan jalannya. Pilihan juruan yang sesuai passion dan restu orangtua serta banyak dukungan. Beberapa yang jalannya lekas mencapai sukses. Beberapa yang nampak tak ada masalah. Beberapa yang selalu bahagia. Menggoda untuk iri memang, tapi sungguh menikmati ketersesatan ini pun bukan tanpa tujuan Tuhan. Rencana Allah untuk kita selalu lebih menakjubkan bukan? Nikmati saja, sebab jalan yang katanya tersesat ini adalah cara Ia memberikan banyak pandangan untuk kita. Kesabaran, perjuangan, berbaik sangka, kesyukuran, kesungguhan, komitmen, konsistensi, juga kepasrahan dan percaya penuh pada.Nya adalah bekal kita untuk menikmati jalan ini.
                “Bagaimana dengan usia yang kian senja?”
                Agak menyesak? Iya, tentu. Tapi setidaknya kita sudah merasakannya dan dari sana kita belajar melindungi anak cucu kita dari perasaan semacam yang kita rasakan ini. Membekali kepahitan dan ketertatihan kita sebagai kewaspadaan serta memudahkan anak cucu kita. Insya Allah.
                “Jadi?”
                Teruskanlah perjalananmu. Jalan saja. Berpindahlah. Terus bergerak. Meski selangkah yang penting kita tidak terseret arus penyesalan terlalu lama. Nikmati perpindahan ini. Oksigen dan atmosfer yang berubah – ubah adalah hikmah membawa berkah. Insya Allah.
                Semangat menangani impianmu dengan penuh cinta meski dengan jalan yang berputar – putar. ^_^



  6. Bismillaahirrahmaanirrahiim :)

    Kasih Ibu

    Kasih ibu kepada beta.
    Tak terhingga sepanjang masa.
    Hanya memberi tak harap kembali.
    Bagai sang surya menyinari dunia.

                Empat baris yang jika diresapi betul betul akan benar benar menganaksungaikan bukit pipi.
                Lantas bagaimana sepasang bibir kecil itu melontarkan tanya atas kasih ibunya yang ia lupa melihatnya dimana? Mempertanyakan apakah ia putri yang benar dulu dikandungnya atau hanya putri yang tertukar serupa tontotan tipi yang jauh dari mutu itu?
                Saya rasa, mencintai adalah naluri yang muncul alamiah dari seorang yang telah menjadi ibu. Rasa kasih, mengayomi, juga melindungi, adalah karunia Allah yang diberikan kepada setiap Ibu, tanpa kecuali.
                Sekalipun perempuan itu, yang usianya hanya sembilan belas tahun diatas saya lebih sering memperlakukan saya sebagai wanita dibanding anaknya. Tapi saya paham dan percaya bahwa dia sangat mencintai saya.
                Usapan sepertiga malamnya, pembebasannya untuk memilih kepercayaan, senyum sepulang saya dari Solo, juga tatap percayanya dalam lantunan cerita suka duka selama jarak nyata membentang, pun dengan suara valsetonya, omelan – omelannya, kalimat satirnya. Dia tetap mencintai saya.
                Bahkan untuk perkara pamrih, terkadang mengingat air membuatku ragu akan ketulusan Surya menyinari Bumi. :v Menyangsikan ketulusan sang surya menyinari bumi. Sebab kerap air menguap ke udara dalam serta sinar surya, apakah itu bentuk balas budi Bumi? Entahlah. Tapi yang jelas, Ibu atau yang lebih sering saya panggil Mamak adalah orang yang hanya meminta saya bahagia. :”)
                Berbahagialah.
                Perempuan yang setiap hela nafasnya adalah doa.
                Setiap langkahnya adalah pengabdian.
                Setiap harinya adalah telinga tersabar di dunia.
                Bagaimana dengan omelan – omelan pedasnya? Sindiran, serta beberapa perilaku tidak menyenangkan darinya? Masihkah itu disebut cinta? Masihkan itu menandakan saya anak kandungnya?
                Tentu.
                Itu adalah cara ia menempa saya. Pun denganmu jika pernah merasakannya. Betapa menjengkelkannya ketika seorang Ibu mengomel terhadap apapun yang kita lakukan. Bahkan kita selalu paham ada alasan dari setiap tindakan kita. Bahwa sejatinya apa yang kita kerjakan bukan suatu yang membawa kesia – siaan. Bahwa kita sedang mengikhtiarkan sesuatu.
                Itu adalah bentuk percaya darinya. Percaya bahwa kita mampu melewati ini. Percaya bahwa kita mampu menangani luka dengan suka. Percaya bahwa kita akan tumbuh kuat dalam tempaannya.
                Sering, seorang Ibu bertindak menjengkelkan, menampakan sisi yang seolah tidak manusiawi. Tapi jauh dilubuk hatinya ada cinta untuk kita, dalaaaaaam dan penuh kesungguhan. Barangkali di belakang sikapnya yang begitu tidak menyenangkan, ada tetes sesal yang ia curahkan hanya kepada Tuhan, yang tidak ingin dilihat oleh kita, yang dengan rapat ia sembunyikan. Untuk apa? Agar kita tidak melihat kelemahannya, sebab harus ada teladan akan kekuatan perempuan. Dan kita sedang membutuhkan teladan itu bukan? :”) Maka kuatlah. Tak perlu menyerah. Sebab perempuan itu pulalah yang selalu mendoakan kita untuk tidak mudah menyerah. :”)
                Hanya ada dua pasal perkara kasih ibu.
                Setiap Ibu pasti mencintai anaknya.
                Jika Ibu terlihat tidak mencintai anaknya, maka kembali ke pasal satu.
                Untukmu yang masih mencari kasih ibu, temukanlah ia di sajadah panjang yang setiap hari menampung sujud dan doanya.
                Untukmu yang masih mencari kasih ibu, temukanlah ia di garis hitam bawah matanya yang setiap waktu terjaga mengawasi kita penuh percaya.
                Untukmu yang masih mencari kasih ibu, temukanlah ia di hela nafas kala ia usai berteriak seakan marah, ada doa kekuatan padamu.
                Untukmu yang masih mencari kasih ibu, temukanlah ia di telapak kasarnya yang tak henti mengikhtiarkan kemudahan langkahmu.
                Untukmu yang masih mencari kasih ibu, temukanlah ia di bebalnya telinga pada duniamu, sebab ia percaya kamu mampu.
                Untukmu yang masih mencari kasih ibu, temukanlah ia di asap dapur, dasar lantai, anak kunci, selembar jendela, sebalik pintu, juga kibar tirai rumah. Merekalah saksi bisu ungkapan cinta yang kadang sulit kita cerna.
                Untukmu yang masih mencari kasih ibu, tak perlu ragu. Peluklah ia sekarang! Maka diawal kekakuannya menerima peluk, ada hangat yang sungguh sangat ia rindukan dari kita. Biarkan ia mencarikan pencarian kita. Sebab dari semua kata yang ingin dijelaskan, hanya perlu satu tindakan untuk mengungkapkannya. :”)
               



  7. Sepasang Hebat!

    Thursday 18 June 2015

    Bismillaahirrahmaanirrahiim :)


    Taken by Mr.Lintang

                Katanya harus ada perempuan hebat di belakang lelaki hebat.
                Mario Teguh dengan back up istrinya yang sepenuh cinta mengabdikan diri. Pak Jokowi dengan back up Bu Iriana yang setia dalam setiap kehadirannya. Juga semua laki – laki yang nampak hebat dengan kemapanan, kedudukan, keterpandangan, wibawa, juga kepopularitasan lainnya. Lantas bagaimana dengan lelaki – lelaki itu? Penarik becak, kondektur bis, sopir truk, penjaga palang kereta api, petugas kebersihan, petani padi, juga lelaki lelaki lain dengan kehadirannya yang nampak biasa.
                Penarik becak yang nampak hanya mencari waktu tidur tambahan di luar rumah, kondektur bis yang kadang bajunya nampak lusuh, sopir truk yang sering nampak tidak mandi, penjaga palang kereta api yang hanya sesekali nampak mengawasi, petugas kebersihan yang bahkan jauh dari aroma wangi, petani padi yang bahkan hanya buruh pada tetangga sebelum sempat memiliki lahan sendiri. Dan banyak lelaki dengan tampilan tidak menarik serta kesibukan yang kurang terpandang.
                Apakah secara otomatis kalimat “perempuan hebat ada dibelakang lelaki hebat” itu hangus dan tidak berlaku untuk mereka?
                TIDAK menurut saya.
                Perempuan hebat itu masih ada di belakang lelaki yang dimata dunia itu tidak hebat.
                Ketika pandang ini mengarah pada bapak penarik becak, kondektur bis, sopir truk, petani padi, petugas kebersihan atau pekerjaan lain yang nampak selalu kotor dan berpeluh. Ada dialog dengan hati dan Tuhan berkecamuk.
                Katanya masa depan yang cerah adalah milik mereka yang menyiapkan hari ini.
                Apakah mereka tidak menyiapkan hari ini sebelumnya? Hingga mereka harus nampak susah setiap hari.
                Apakah mereka menikah hanya bermodal cinta, tanpa memikirkan bibit, bebet, bobot? Hingga terkadang penghasilan hanya untuk makan hari ini.
                Apakah mereka bahagia dengan kehidupan seperti itu? Apakah mereka pernah piknik? Apakah mereka pernah pergi ke luar untuk makan bersama di restoran mewah? Apakah mereka terlintas ingin meraih beberapa bintang? Apakah mereka bahagia?
                Tuhan, mengapa terkadang kehidupan ini begitu tidak adil.
                Ada yang bekerja sangat keras hingga keringatnya berganti darah namun rumahnya kadang masih bocor sana sini, makan masih susah.
                Ada yang bekerjanya hanya tanda tangan, hadir rapat, koar – koar menebar harapan tapi penghasilan dan kehidupannya seakan terjamin dalam kenyamanan.
                Tapi, terlepas dari semua itu. Kasus bunuh diri orang miskin lebih sedikit dibanding kasus bunuh diri orang kaya.
                Ada apa ini? Kenapa orang yang nampak nyaman, bergelimang harta, kedudukan, wibawa dan seolah memiliki dunia malah rawan bunuh diri?
                Lantas sesak itu menyergap. Membungkus lisan dengan istigfar berkali – kali.
                “Lantas nikmat Tuhan yang manakah yang engkau dustai??”
                Kaya miskin, pintar bodoh, tinggi rendah, dan semua kebalikan itu adalah keseimbangan dari.Nya. Perbandingan yang memang disuratkan. Bukan sebab tidak ada ikhtiar, bukan sebab Allah mendiamkan, bukan sebab ketidakadilan.
                Dan benar!
                Selalu ada perempuan hebat di balik lelaki hebat. Siapapun dan bagaimanapun sepasang lelaki dan perempuan itu.
                Perempuan yang tidak pernah menuntut lebih dari apa yang diberikan lelakinya.
                Perempuan yang tiada henti mengalunkan doa dalam sabar mendampingi lelakinya.
                Perempuan yang tanpa ragu percaya pada ikhtiar lelakinya.
                Perempuan yang tak kenal lelah meniti langkah membersamai lelakinya.
                Perempuan yang ramah peluh tanpa perlu mengeluh.
                Lantas,
                Lelaki yang pantang menyerah memberikan apa yang mampu diberikan.
                Lelaki yang tak pernah absen mengimami keluarganya meningkatkan keimanan pada.Nya.
                Lelaki yang tanpa ragu percaya pada kekuatan perempuannya.
                Lelaki yang membalas kesetiaan itu dengan tidak pernah menduakan perempuannya.
                Lelaki yang selalu berpeluh tapi tidak pernah mengeluh, bahkan perkara perempuannya yang kadang menghadirkan sisi ‘kurang menyenangkan.’
                Sepasang hebat itu ada.
                Nyata berbahagia.
                Sebab dihati dan langkahnya ada syukur tiada tara kepada Allah Ta’ala.

                Semangat Pagi, Sepasang Hebat! ^_^

  8. Bismillaahirrahmaanirrahiim :)


                Sebab sudah merasakan dibuang itu tidak menyenangkan, maka sayapun tidak ingin membuang apapun yang sejatinya masih memiliki nilai manfaat. Semacam tindak reuse, mungkin. Saya menyebutnya dengan pakaian jahiliyah. :v Jeans yang sudah kecil meski dulu saya sengaja membeli dengan ukuran ekstra besar (:v barangkali saya yang membesar), juga kaos lengan panjang yang lebih mirip legging atau kaos kaki yang kehilangan fungsi semula :v.
                Gunting – gunting – gunting. Jahit Jahit jahit, tempel tempel tempel. Voilaaaa! Jadilah tas buat hangout casual dan deker lengan yang cukup manis. ^_^
                Alhamdulillah, bermodal waktu kira kira lima sampai enam jam semua benda ini kembali menemukan manfaatnya. ^_^
                Kamu enggak malu pakai kaya gituan, Ris? Tanya seorang teman :D
                Malu? Malu itu kalau kamu pakai baju tapi kaya telanjang :P Malu itu kalau kamu dengan PD melakukan maksiat dikhalayak ramai. Hlaa ini? Ngapain malu pakai karya sendiri. :P Orang yang pamer paha aja kagak malu :v ngapain malu dengan produk sendiri. Kalau bukan kita yang mengapresiasi penuh percaya diri, siapa lagi? :D









                Terlepas dari guru PAUD atau bukan, ketika melihat kertas kertas itu hanya tergulung tanpa guna. Aktivitas menggunting dan menempel dengan beberapa coreta atau lipatan sepertinya menjadi sangat menarik. :D Mengikuti trend temen – temen lain yang lagi demen banget sama wall stiker, saya ndak mau kalah nuw :v Dengan kertas asal potong, imajinasi, dan sedikit waktu menyempatkan wallstiker ala risa sudah menghias kamar ^_^ Alhamdulillah, kalau bisa buat kenapa beli, right?





    *foto deker tangannya nyusul ya :v belum sempet difoto kemarin itu :v

  9. Rindu Ini Kamu.

    Sunday 14 June 2015

    Bismillaahirrahmaanirrahiim :)

    Jumat, 12 Juni 2015
    tumblr serach


    Kepada kamu yang masih kurindui meski sudah tidak sendiri.

                Apakah saya lancang menuliskan ini untukmu? ketika nyata kamu sudah tidak lagi seorang diri, yang artinya ada seseorang yang sudah tentu kamu prioritaskan atas restunya, seseorang yang jelas lebih membahagiakanmu tanpa perlu melukai, seseorang yang dapat kamu peluk setiap waktu. Jika lancang, semoga masih ada maaf yang tersisa untuk saya, kelancangan saya menuliskan rindu yang tidak tahu diri.
                Sepanjang jalan pemberangkatan ke sekolah, ada isak yang membuat nafas tersengal. Rindu yang memporak – porandakan tatanan kekuatan saya, rindu yang membuat asma tiba – tiba. Saya jelas merindukan kamu, mungkin. Sebab bersamaan dengan itu kerajaan kenangan atas kita bersliweran dalam benak. Ini tidak menyenangkan untuk menyambut pagi hari yang harusnya menyenangkan. -,-
                Saya tidak terlalu menyukai kenyataan ini, fakta bahwa saya merindukan kamu adalah fakta yang menyebalkan. Seharusnya saya melogiskan perasaan ini, menyadarkan dia agar tahu batasan diri mengumbar rasa. Sayangnya, saya masih gadis haus kekuatan yang tidak mudah berpindah.
                Saya mencari kata – kata penyemangat agar hari – hari yang akan saya lalui bisa selamat dari ketidakmawasan diri. Meyakinkan hati bahwa kamu sudah barang tentu bahagia bersamanya, sudah tentu tidak ada yang berani melukaimu, sudah tentu tanpa tangis, sudah tentu kamu diterima sepenuhnya oleh dia. Meyakinkan diri, bahwa tidak layak saya mengganggu kamu dan dia dengan kisah hidup saya yang kurang menyenangkan bagi kebanyakan orang. Menjaga telinga kalian dengan kemeranaan yang sejatinya harus saya syukuri. Menjaga diri dari ketergantungan semangat dari orang lain.
                Tapi,
                Lagi lagi saya makhluk lemah. Sulung yang masih membutuhkan sulung lain. Sulung yang masih mencari teladan lain. Sulung yang masih harus banyak belajar. Sulung yang masih membutuhkanmu.
                Ingat?
                Peluk yang meluncur hangat diantara riuh pelanggan sosnag daerah Widuran nyaris pukul sebelas malam. Bukan sebab jagung bakar naga yang membuat basah kornea, bukan pula sosis pedas yang menyengat lidah itu, tapi peluk itulah yang membanjirkan air mata saya. Sepasang kakak – adik tanpa ikatan darah yang menautkan kelingking kembali atas kesalahpahaman sebab takut saling melukai.
                Mbakkkk :”(
                Saya rindu diajak ngobrol sama kamu. Saya rindu diceritakan banyak hal sama kamu. Saya rindu diajak tertawa sama kamu. Saya rindu pulang malam dan bernyanyi sepanjang jalan. Saya rindu ditunggui saat saya memanjat pagar asrama. Saya rindu proses kita.
                Ada banyak hal yang ingin saya pelajari untuk bekal nanti. Lebih dari sekedar latihan diskusi dengan dosen pembimbing atas draft yang saya tulis, lebih dari sekedar celoteh peserta didik dan rekan kerja. Saya ingin mengenal kamu yang sekarang. :”)
                Sudah lama memang, spasi itu diketuk, semenjak kamu lulus? Atau semenjak kamu lengser dari tahta kepengurusan. Entah, yang jelas saya tidak suka ketika kita bertemu bagai dua orang asing. Sungkan. Biingung hingga terkesan saling menghindar.
                Menyebalkan atau berlebihan.
                Saya tidak peduli. Yang jelas perasaan seorang adik kepada kakaknya tidak akan berubah. Tidak ada jaminan sampai kapan, yang jelas hingga detik ini, saya masih menyayangimu sebagai kakak perempuan yang menjaga saya. :”) Mungkin sebab kamu perempuan pertama yang mengantar saya pulang malam lantas mengajak bincang banyak hal, lantas memercayakan banyak cerita yang tidak didengar dunia, lantas memanggil saya ‘nduk’.

                Mbak Asri :”) Risa rindu sama mbak tapi sangat sungkan mengajak bertemu atau bertamu, masih malu sama Mas Heri.. :”) 

  10. Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
    Selasa, 20 Mei 2014

    k.a.m.u


                Saya melukiskanmu dengan sangat menawan beberapa tahun silam melalui sebuah beranda sosial, mengundang banyak  tanya dari rekan rekan sekitar tentang siapa kamu sejatinya wahai kisanak? :D Hanya keentahan yang mampu saya berikan untuk jawab tanya mereka, dan banyak harap bahwa sosokmu adalah seorang di bawah naungan langit yang sama denganku, yang diam diam juga selalu menyertakan saya dalam rapalan doa.
                “Bocah laki laki berkacamata, mantan sispala (siswa pecinta alam), pandai berpuisi dan jago perkusi, dengan poni berpeci yang agak berantakan tapi tetep rajin ngaji, juga ramahnya sarung yang diselempangkan. Serta seorang Omnifora terbaik yang pernah saya temui.” Tulis saya di media sosial.
                Gencar semua orang mengarah pada beberapa nama. Rekan satu sispala semasa SMA, rekan satu rohis dan lembaga dakwah kampus, juga yaa seorang Kakak Tingkat yang agak keG-eRan :P. Menepis semua nama yang khalayak tudingkan, saya menyajikan kamu untuk mereka, sedikit meminimalisir sangkaan tentang kamu yang sejatinya belum saya jumpa.
    ^O^
                Bocah laki laki berkacamata, entah sejak kapan saya begitu suka dengan kacamata hingga mencantumkannya sebagai syarat hadirnya kamu. Ayolah, kacamata bukan semata tentang sepasang kaca kecil yang membantu memperjelas pandang dengan sebuah frame yang mengindahkannya. Kamu memang harus berkacamata, agar pandangmu terjaga dari hal yang tak semestinya, memudahkanmu dalam menjaga setia. Kamu pun wajib berkacamata, setidaknya agar kamu tahu cara pandang tepat dalam sebuah fenomena sehingga kamu tak perlu risau dengan mata mata lain yang memandang dalam beda.
                Mantan Sispala? :D Iyaa, kamu. Ingat betapa menyenangkannya sensasi lelah sebab perjalanan yang jauh, menanjak, menikung, menurun, curam, terjal, dan ragam tawaran topografi alam yang kemudian dibayar lunas oleh pandang indah semesta? Guratan jingga ufuk timur bersama sunrise, puncak gunung, serbuan udara kaya oksigen, hijaunya khatulistiwa. Semua sajian alam yang selalu kita jaga dalam tiga prinsip, tidak mengambil sesuatu kecuali gambar, tidak membunuh sesuatu kecuali waktu, pun tidak meninggalkan sesuatu kecuali jejak. Dan kamu adalah partner terbaik yang Tuhan kirim untuk membersamai perjalanan saya. Banyaknya kesukaan pada perjalanan jauh, liburan panjang, pantai, sunset, obrolan ringan, tawa bersama, dan tentu saja sepasang kursi malas untuk saya dan kamu.
                Setidaknya saya berharap kamu mengijinkan jingga menjadi saksi senjanya kita. Dalam masa yang tak lagi muda, juga anak anak yang telah berkeluarga, saya dan kamu masih siaga untuk berjalan bersama. Mengenang pertemuan saya dan kamu yang jauh dari duga, ketertatihan kita saling menjaga, kehadiran anak pertama hingga cucu pertama. Selingan ringan tentang kisah kasihmu semasa sma, dengan saya memasang wajah cemburu, dan selalu hidungku menjadi korban atas jahilnya jemarimu. Adegan senja yang terpenuhi tawa, ditutup hening penuh bahagia, menyimak dengungan adzan semesta, memuji asma.Nya dalam dalam bersama gandengan tangan kita yang mengerat.
                Pandai berpuisi dan jago perkusi. Tentu, kamu dan kata adalah satu paket tak terpisahkan, seperti saya dan kamu yang sepaket dalam kita. Melalui kamu definisi puisi bagi saya meringsek tak karuan, tak perlu liris ataupun manis. Sebab entah apa, setiap kata yang kamu tulis seolah puisi untuk saya, terasa manis tanpa buatan. Kamu pun orang yang tangguh dalam kemanjaan saya. Sosok laki laki kedua yang bisa saya tunjukkan sisi manja saya saat di depan dunia berjuang penuh kemandirian. Dalam helaan nafas sepertujuh detik, kamu akan menatap saya lembut, mengiyakan ajakan saya, membahas satu tema. :D
                Dua cangkir teh yang telah terisi lebih dari lima kali, langkah jarum jam yang berkeliling tiga kali, juga binar dimata saya yang belum hilang adalah diskusi kita setiap hari. Meski terkadang kamu jemu pada paksaan saya membahas Supernova, Rectoverso, Dee hingga Andrea Hirata juga Seno Gumira Ajidarma, satu hal yang membuatmu tak jengah, cinta. :D cinta yang membuat Jalaluddin Rumi bersanding mesra dengan guratan Dewi Lestari hingga Kitab Al – Hikam Ibnu Athaillah berkoalisi dengan perjalanan budaya Andrea Hirata juga sanjungan untuk senja dari Seno Gumira Ajidarma mewarnai bincangan kita. Aku mencintai kita dalam meski. :”)
                Lantas lisanmu yang menyuarakan kelembutan, bukan macam suara kebanci-bancian yang sangat peduli pada pencitraan. Sungguh kamu tak harus menjadi ikhwan yang kabarnya harus berjambang dan bercelana cingkrang. Kamu adalah laki laki Islam yang tak lalai pada lima waktu wajibnya dengan rutin mendirikan sunnah pendekat jannah. Lisan yang juga mengabarkan bahwa laki laki pun mampu menyandingkan kelembutan bersama sikap ketegasan, layaknya dawai gitar yang lembut namun tegas menyuarakan ruang resonansi.
                Sebagaimana dalam kamus biologi tentang klasifikasi makhluk hidup berdasarkan jenis makanannya. Kamu adalah satu omnifora terbaik yang pernah saya temui. Seorang yang tidak terlalu rewel dengan makanan yang masuk mulutnya. Cukup mensyaratkan halal, bersih dan sehat. Sudah dan selesai. Tak pernah mengeluhkan bahan apapun yang saya masakan untukmu. Bahkan meski itu Cuma telur goreng dan kecap, atau tempe dan sayur bayam bening. Kamu adalah yang sedia menerima setiap menu tanpa keluh, ya beberapa isyarat barangkali coba kamu kirim melalui porsi yang lebih sedikit atau seraut kemasaman wajah lantas meninggalkan makanan untuk makhluk lain serupa kucing atau ayam :v Isyarat lembut yang harus segera saya cerna agar tak terulang kembali. :D Tapi kamu adalah juara untuk omnifora. ^_^
    ^O^
                Terlepas dari frasa yang melukiskan kamu dalam pandang saya, kehadiranmu selalu lebih indah dari lukisan saya. Tak perlu membebani diri dengan harapan saya ini, faktanya saya akan tetap membersamaimu merajut amal menuju jannah.Nya bersama – sama.
    Bertemu denganmu.
                Saya pernah membayangkan bagaimana prosesi pertemuan saya dan kamu. Bukan dengan tatap dan surat penuh sakit merah jambu serupa remaja kini, bukan jumpa yang dipaksakan oleh salah satu dari kita sekalipun saya dan kamu benar-benar menginginkannya. Saya dan kamu bertemu sebab memang sudah masanya bertemu, seseorang yang mungkin sudah saya kenal dekat, seseorang yang mungkin baru saya dengar namanya, seseorang yang mungkin benar benar pertama kali saya kenal, atau seseorang yang pernah berpapasan dalam perjalanan.
                Bahkan saya sudah berharap pertemuan saya dengan seseorang yang kelak melengkapi saya itu serupa pertemuan sahabat lama, entah bagaimana semua ringan berjalan, mengalir apa adanya tanpa paksaan, bertemu seseorang yang nyata mampu menjadi  partner of life menggenapi separuh agama. Ah, bukankah dilangit (dulu) saya dan kamu adalah sahabat? Bumi adalah pemisah sekaligus penguat dalam satu paket. Sayangnya saya cukup sulit menerka bagaimana rupa sahabat langit saya itu diwajah semesta kini. :”)
                Semoga saya dan kamu dimudahkan menjaga apa yang seharusnya terjaga. Diringankan melafalkan syukur atas jalan masing masing diri hingga kelak saling menemui. Dilancarkan menyelsaikan apa apa yang harus diselesaikan dari saya dan kamu sebelum menjadi kita.
                Kemudian kamu adalah kamu, yang tak dibatasi sebuah pandang pencintraan. Leluasa bergerak dalam untaian al-quran dan sunnah. :”). Iya, itu kamu dalam harapan juga dalam khidmat sujud panjang. :”) Semoga dimudahkan menjaga :”) Semoga dipertemukan dalam jalan penuh perjuang bersama :”) Semoga di dekatkan dengan ragam kebaikan pembawa manafaat untuk umat :”) Aamiiin :”)

                Sampai bertemu lagi, Sahabat Langitku ^_^