Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
Bukan pertama kalinya moment saya
mencandai Faiz dalam kebasahan pipis di kamar mandi. :D Memandikan Faiz setelah
ia sukses dibasahi pipisnya sendiri. Faiz ngompol lagi di sekolah. :D
“Kan kemarin Bu Risa sudah bilang ke
Faiz, kalau Faiz mau pipis bilang ke Bu Risa atau ke Bu Diah. Kok Faiz enggak
bilang to. Hem hem.” Tanyaku berpura pura marah dengan memasang wajah pura –
pura sebel. Dan yang ditanya bukannya memberikan penjelasan, malah gigit jari
sama cengar – cengir enggak jelas. (Mungkin tahu, kebiasaan pura – pura nesu.ku
di kelas. :D ) Duh Nduk, gimana aku enggak jatuh cinta sama kamu to yo :3
^O^
Di kelas Kelompok Bermain, memang
Cuma Faiz yang masih memakai pampers. Usianya baru mau masuk tiga tahun, tapi
motorik kasarnya sudah cukup bagus, dan sepertinya sudah siap untuk proses
toilet training. Saatnya meminimalisir penggunaan pampers untuk si kecil. (sebab
popok semacam itu sebenarnya juga kurang baik untuk kulit di kecil, ya biar
bagaimanapun toksin dalam air seni itu memang harus segera di bersihkan.) ^_^
Bunda, selain dari segi usia,
sebenarnya memutuskan waktu tepat memulai proses toilet training itu ada
beberapa hal. Tanda – tanda kesiapan anak diantaranya, ia sudah mampu berjalan
sendiri, tidak dipegangi lagi, interval buang air kecilnya paling tidak dua jam
sekali, anak sudah bisa menurunkan celananya sendiri, dan sudah bisa berkata/
memberi isyarat kalau ia ingin buang air kecil.
Untuk Faiz, kesiapannya sudah baik,
hanya saja faktor pembiasaannya yang memang harus ditekankan. Karena terbiasa
dengan pampers, kemungkinan dia masih belum terbiasa menyatakan keinginannya
untuk buang air. Atau bisa juga karena persepsinya dia yang perlu diluruskan.
Sebagaimana anak – anak lainnya yang harus melihat bendanya secara langsung
baru bilang, mungkin Faiz juga harus lihat ‘benda’nya dulu baru bilang.
Makannya baru bilang ke bu gurunya setelah dia pipis atau pup. :D Jadi, mungkin
bisa diberi pengertian bahwa pipis atau pup datang dengan tanda – tanda, sakit
perut atau semacamnya. :D
“Nanti to, kalau Faiz perutnya sakit
bilang ke Bu Risa atau ke Bu Diah ya. Itu berarti Faiz mau pup. Nah nanti
dianter deh ke kamar mandi. Oke Faiz?” tanyaku agak retoris ke si bocah.
Tak ada jawaban iya, tapi
anggukannya cukup melegakan. Ya, saya titipkan banyak semoga disana. :D
Terlepas dari kisah Faiz di sekolah,
pembiasaan dirumah juga sangat berpengaruh Bunda. (sebab sebagian waktu anak
memang dihabiskan bersama ayah bunda kan? J Sekolah hanya
penunjang. Mengingat di sekolah anak – anak sudah dibiasakan untuk pipis
sebelum kegiatan bermain dan sebelum makan, juga sebelum tidur bagi yang
fullday.)
Saat si kecil bangun tidur, biasanya
ia ingin buang air kecil tetapi malas ke kamar mandi dan berakhir dengan
sengaja pipis ke kasur. :D Untuk itu Bunda bisa menyediakan ember dengan penutup di dekat tempat tidur. Awalnya
kita kenalkan fungsi dari benda tersebut. Sampaikan secara berkala sampai anak
mampu memahaminya. Ketika anak sudah lancar buang air kecil di ember itu,
secara berlahan letakkan ember itu menjauhi tempat tidurnya. Hal tersebut untuk
membuat anak berjalan agar menjangkau ember dan melawan kemalasannya. Selangkah
demi selangkah, jauhkan ember dari tempat tidur sampai mendekati kamar mandi.
Nah tahap finalnya, letakkan ember itu dikamar mandi sehingga anak terbiasa ke
kamar mandi untuk buang air.
Bunda tetap harus ingat, bahwa
kesabaran adalah bekal utama membersamai anak. Barangkali akan ada saat anak
buang air kecil sembarangan lagi, padahal sudah diingatkan berkali – kali. Hmm
namanya juga anak – anak bu. :D (yang sudah dewasa saja masih harus sering
diingatkan :v) Tidak perlu emosi Bunda. Segera bawa saja si kecil ke kamar
mandi, sembari menegaskan, “Sayaang,
pipisnya disini hlo. Tempat pipisnya di kamar mandi. Paham?” :D Kalau
dijawabnya dengan anggukan. Jangan lupa kasih jempol. :D Dan berilah pujian
saat anak berhasil buang air kecil di kamar mandi.
Lain lagi jika anak mengompol di
malam hari, Bunda. Agar si kecil tidak mengompol dimalam hari, sebaiknya dua
jam sebelum tidur anak tidak diberi
minum. Karena proses pencernaan itu biasanya setelah dua jam. Minum susunya
setelah shalat magrib nag gitu :D. Kemudian, tawarkan untuk pipis sebelum tidur
kepada anak.
“De, pipis dulu yuk sebelum tidur.”
Oia Bunda, tahap toilet training
tidak berhenti pada keberhasilan anak pipis di kamar mandi. Sebab setelah
pipis, anak juga harus belajar memakai celananya sendiri. :D Kalau di sekolah,
biasanya celananya ditata (tidak terbalik luar dalam atau depan belakang). Lalu
anak memakainya sambil duduk. Kakinya dimasukkan satu satu ke celana, nah tahap
mengangkat celananya itu yang biasanya anak kesusahan. Biarkan anak selesai
dengan ikhtiarnya dulu Bunda, setelah itu kita baru merapikannya :D
Daaaan tepuk salut untuk dek Safa
yang sudah mau pipis di sekolah. :D Bu Risa tunggu suara Safa yang lain yaa
sayaang :* Buat Faiz juga deh. :D Kan udah nurut enggak pake pampers ^_^
Semangat Bersabar Membersamai dua -
tiga tahun pertama si Kecil Bunda, Ayah ^_^
0 comments:
Post a Comment