Rss Feed
  1. Cinta Tak Butuh Pengorbanan

    Sunday 30 June 2013

    Bismillah :)



    cinta tak perlu pengorbanan
    saat kau merasa berkorban
    saat cintamu mulai pudar
    -sujiwo tejo-

                    Tamparan tanpa rupa tangan. Petir tanpa mendung yang hadir tanpa tanda sebelumnya. Seperti itulah saat saya menyadari betapa sesungguhnya dalam cinta tak perlu pengorbanan. Karena saat kamu mulai merasa berkorban saat itulah cintamu mulai pudar.
    ^O^
                Ketika kita mencintai, kita akan berusaha membahagiakan dia yang dicinta. Membuat senyumnya terus merekah. Membuat hatinya sedamai surga. Dan saat dia mulai mengabaikan hal hal itu. Saat dia tak melakukan hal yang sama untuk kita. Saat dia bahkan melihat keberadaan kita yang dua puluh empat jam sehari untuk dia. Terbesitlah kalimat, “Aku telah berkorban banyak untuk dia, tapi kenapa tetap terabaikan?!”

                 Seolah ada kata keharusan yang mewakili keterpaksaan dibalik ‘pengorbanan’. Harus dibalas dan harus diperlakukan serupa. Seperti keharusan yang mematikan. Jika tidak kau akan mati. Namun apa yang dikorbankan ketika sejatinya kamu melakukannya atas dasar cinta? Apa yang dikorbankan jika hatimu tulus menerima? Apa yang dikorbankan ketika kamu melangkah penuh tawa? Apa yang dikorbankan jika kamu memang bahagia? Apa yang dikorbankan ketika nyata hatimu penuh rela? Tak ada bukan?! Karena mencintai itu soal keikhlasan. Ketulusanmu untuk menerima dia. Semuanya tanpa kecuali. Dan saat kamu merasa semua yang kamu lakukan adalah pengorbanan itu bukan lagi cinta tapi pamrih tanpa tulus. :) Dan saat kamu mulai semua itu pengorbanan maka itu bukan ketulusan.
    ^O^
                Dalam hidup ini harus ada yang datang dan pergi, agar paham makna singgah dan menetap. Di hidup ini harus ada yang tinggal dan menghilang, agar paham bahwa yang terbaik pasti akan tetap tinggal tanpa pernah menghilang, kecuali jika Tuhan mengajarkan arti kehilangan. Dan pada akhirnya kita akan mengerti bahwa dalam cinta tak ada pengorbanan yang ada hanya hanya pengabdian dan ketulusan juga keikhlasan. :)
               
     

  2. Create a dream :) Insya Allah :')

    Wednesday 5 June 2013

    Monday, 09 April 2012
                   
    Creat your dream, and get your life!

                  
                     My English Teacher was absent but She asked we to make a essay of our plann.
                    Thats my planning :")
                  I often wonder about my future as I am about finish my study at my university. The number one question on my mind is which profession should I choose? It very hard to make any definite choices because I know they will affect me for the rest of my life. I want a profession that will safety me and bring me enjoy. I believe that a job should be like a hobby. I want to love my work and I know that I making a difference in this worl by helping others people.
               First of all, I want to finished my study at my university. Soon I will take the first important examination (the schoolarship s2 examination). And then I would like to study at Gajah Mada University or University of Indonesia to become a children psyschology.
    Ever since I was a child, I have dream of learning psyschology of people at first a child. It takes a long time study. It is very difficult and requires tremendous amount of patience and hard work. I hope that will be able to meet these challenges and that my dream will come true before I am 30 years old. Later, I would like to work in hospital, in school, or a private practice. Soo? Keep fighting, Rii J
    During my secondary studies, I worked on psyschology  and chemistry projects. The experience from working on these projects has given me insight into science that far exceeds what I could have learned at school. In addition, I also developed my patience and diligence, and gained valuable experience when I gave public speeches about our research. This opportunity will be a great advantage for my future studies.
    During the last few school vacations, I worked as a teacher of childhood at a Childhood Education. I believe that real life experience with patients, brave to try, and some people in this thing is the best start for a future psyschologi of child.
    I cannot really imagine having a family yet, but I am 18 years old, so I have to start thinking about it
    As for now, I am only focusing my attention on finishing my studies. Also, before I have a family, I would like to travel overseas. I want to see countries like Japan, Prancis and travel through the African continent. After I finish my education and travels, I plan to get married and have a family. I would like to live with my future family in a quiet, natural countryside setting.
    I am personally interested in becoming a psyschology of child, however, there are many different career opportunities. You can work in service, teacher or business. Everyone has to decide which path is best for him or herself, once they finish elementary school. One option is to continue secondary school. The second option is to choose another branch of the educational system. It is very important to consider your interests when you choose your future profession. Everyone would like to be good at what they choose.
    Sometimes, people continue to study even after they receive their degree. It is always important to learn, and in some professions, you have to constantly study in order to be at the forefront of your field. For example, doctors, scientists, and computer programmers must be aware of the latest research in the field and apply this knowledge to their work.





  3. Sabtu, 23 Februari 2013

    www.elephantjournal.com

                Dua Tiga strip nol dua strip dua nol satu tiga
                Biasanya untuk orang normal ada dua hari istimewa dalam hidupnya. Hari dimana dia dilahirkan dan hari dimana ia merayakan hari raya di keyakinan yang dianutnya.
                Namun entah mengapa persepsi tersebut memudar seiring berjalannya waktu. Yaa sekarang waktu sudah mulai berjalan. Dia sudah memiliki kaki yang sehat. Sebuah sajak pengakuan menjadi salah satu pemudar persepsi tersebut.
                “Sisa umurku berkurang setiap hari”
                “Dosa dosaku kian bertambah ya Illahi”
                Banyaknya lilin yang tertiup adalah pertanda berapa lama kita telah diberi kesempatan untuk hidup. Riuhnya tepuk tangan adalah pertanda seberapa kita hidup dalam lingkungan kita. Namun, siapa yang tau tinggal seberapa panjang tali umur kita?! Wallahu.
                Di saat berkurangnya jatah usia. Di saat umur selalu mengundang resah. Di saat kesempatan itu tak selapang dahulu. Haruskah kita bereuforia merayakannya?! Tidakkah sebaiknya di isi dengan muhasabah?! Sudah seberapa hidup kita di hadap.Nya?! seberapa lurus jalan kita dalam langkah mendekati.Nya?!
                Hei saya tidak menyalahkanmu yang sudah terlanjur menata lilin sejumlah seberapa lama kamu hidup. Saya juga tidak keberatan dengan kue cake berlumur mentega warna yang tersaji. Saya hanya ingin sedikit meluruskan niat :”) bukankah Tuhan itu sangat demokratis?! Semua amal perbuatan ujung dan pangkal dalam satu titik. Niat.
                Jika dengan meniup lilin membuatmu semakin dekat dengan.Nya.
                Jika dengan memotong kue lapis mentega warna membuatmu semakin mengingat.Nya
                Jika dengan riuh tepuk tangan membuatmu kian bersyukur pada.Nya
                Jika dengan beberapa bingkisan teriring doa membuatmu kian mencintai.Nya
                Lakukanlah :”)
                Betapa Dia selalu mencintaimu tanpa pernah kamu memintanya dengan sangat.
                Betapa Dia selalu memberimu tanpa kamu memintapun.
                Betapa Dia senantiasa menjagamu sekalipun kamu lupa akan penjagaan.Nya
                Betapa Dia senantiasa mencukupi.Mu sekalipun kamu lupa mensyukuri.Nya :”)
                Dan akhirnya ketika niatmu sudah terluruskan. Ketika tak ada lagi noda dalam sucinya hatimu. Ketika semuanya murni lillahi ta’ala :”) sedikit lirih saya berucap.
                Merapalkan mantra guna kebaikan dalam langkahmu.
                Med Milad :”)
                Barakallah Fi Umrik, untuk kamu yang kini terhias senyum tiga centi di wajah yang berseri.
                Semoga kian bijak menjalani lini hidup yang semakin berliku :”)
                Semoga langkahmu kian teringankan dalam medekatkan diri dengan.Nya :”)
                Semoga apapun yang kamu usahakan kini teriring rahmat dan ridho.Nya :”)
                Semoga masih dapat bersahabat hingga akhirat kelak :”) aamiin :”)
                Saya menyayangimu karena Allah :”)

  4. Senin, 09 Januari 2012


              Aku baru aja pulang Musang LPM Kentingan. Jangan tanya gimana musangnya. Aku lagi gag pengen cerita musanganya. Kalo mau tau cerita musangnya buka aja link ini. Minggu sekitar jam setengah limaan kayaknya aku sampe kos. Di kamar udah ada yaah tentu aja Ari trus ada Sita ( nomor 6 ). Asik ngobrol gituu dengan keadaan kamar kaya di Bantar Gebang hahha aslii risiihhh aku liatnya. Aku gabung ngobrol dengan cemilan yang ada, maksud hati siii pengen nunda laper gituu eh tapi berhubung udah beli tempe penyet langganan plus di magicom ada nasii makan dah. Setelah makan beberes kamar dikit, abisan meh total beres” masih ada Sita , kagak enaklah jadinya. So, menunggu si Makanan sampe lambung aku lanjutin baca antologinya Dee yang “Madre” J kapan kapan tak ceritain deh tentang si Madre itu J.
              Sekitar jam enam kurang beberapa menit gitu, aku memutuskan untuk mandi setelah Ari komplen tetang sesuatu yang berbau kurang sedap (mungkin badanku :P ). Aku ambil perkakas mandi. Handuk, keranjang dengan isi sabun, shampo, pasta gigi, sikat gigi, sama satu lagi benda yang buat menciptakan busa pas mandi, aku kasih nama sarang spidergirl hahaha sama satu lagi batu. Buat apa?? Haduhh kamu kok tanya. Batu ini multi fungsi Gan. Jadi batu yang termasuk spesies batu beku yang sering terdampar di dasar kali  ( bahasa gaulnya Sungai ) berbentuk bulet agak pipih, tekstur aga kasar tapi alus hehehe ya gitulah, trus juga berongga dikit. Fungsinya pertama sama aku sering buat menggosok bagian tubuh yang kotor ( baca : menghilangkan daki ), kedua buat nimpuk orang. Aku bilangin nih yah Gan, sebagai cewe kita musti dan wajib yang namanya waspada dimanapun dan kapanpun. Kenapa? Karena inget kata Bang Napi : “ Kejahatan terjadi bukan hanya karena niat dari si Pelaku tapi juga karena adanya kesempatan melakukan tindak kejahatan. Waspadalah!! Waspadalah!!” getoo. Yahh meski kayaknya yang ngintipin aku mandi juga paling si cecek hahaha :P. Aku siap tempur dengan air di bak.
              Masuk kamar mandi. Periksa bak mandi. Oke, layaklah buat mandi.
              Kenapa aku pake priksa dulu?? Gini, minggu minggu yang lalu sempet ada tragedi menjorokkan yang bener bener gag higenis. Masa yah di bak mandi ada makhluk kecil tanpa imut aga panjang, mengeliat liat dengan lihainya berwarna merah hati, merah pekatlah. Aku gag tau namanya apa, nek di sebut cacing terlalu kecil dari sepengetahuanku. Dibilang kelabang dia gag punya kaki serem kaya kelabang. Di bilang lintah gag bisa. Jadi aku nyebut dia dengan “hewan panjang kecil tanpa imut berwarna merah pekat” atau HPKTIBMP. Si HPKTIBMP membuat napsuku mandi menguap seketika, aku sempet memutuskan gag mandi beberapa hari. Keputusan gag higenis banget sii tapi ya apa boleh buat, aku gigu sama HPKTIBMP itu. Jadi, setelah beberapa hari gag mandi (karena si HPKTIBMP ada di setiap bak di kamar mandi dan aku males mesti mandi dengan air di gayung langsung dari keran), aku bertapa dan berfikir untuk membalut si keran dengan kain penyaring berharap si HPKTIBMP gag ikut nampak di bak lagi. Aku udah niat hendak melaksanakannya menjelaang mandi sore, betapa terkejutnya aku. Sampe kamar mandi, konsep kain jaringku udah terlaksana. Rupanya udah ada yang mengkopi ideku tanpa ijin. Sungguh sangat plagiat. Tapi ya sudahlahyaa, itu malah menguntungkanku. Aku gag perlu repot repot gitu :P. Riwayat HPKTIBMPpun gag pernah bau lagi.
              Kembali ke aku mau mandi.
              Aku letakin peralatan tempurku di sisi bak mandi, balik kanan hendak nyantelin handuk. Aku terkejut setengah kepleset. Hwaaaw!! Ada benda menjuntai indah, berbahan kain dengan warna ungu yang cute, berenda, bermotif gambar polkadot, dan berukuran m kayanya. Benda itu milik siapa?? Itu pertanyaanku pertama. Kenapa ada di sini?? Pertanyaan kedua. Aku galau. Mungkin gag kalo aku salah masuk kos?? Gag mungkin. Untuk meyakinkan aku yang galau, aku lari keluar kamar mandi, meminta penjelasan kepada penghuni lain. Sita bilang emang udah ada dari kemarin itu benda. Fiuuuuht, tanyaku tak terjawab. Jika di dramatisir saat itu aku akan bergumam “biarlah ku tanya pada ilalang yang bergoyah “ ato “ biarlah tetes embun yang berkicau “(makin GeJe) hingga akhirnya aku bilang “ biarlah sang waktu yang kan menjelaskan tragedi kolor ungu”. Aku mandi seperti biasa...yah tentu masih dengan kolor ungu nan imut di deket cantelah handukku. Sebenernya tragedi kolor ungu bukanlah kali pertama. Dulu pernah ada tragedi Kacamata Galau.
              Waktu itu masih awal banget aku jadi anak kos. Aku melihat lingkungan sekitar kosku, di samping kiri ada tempat sepeda/ kendaraan slim, tempat jemuran juga. Di samping kanan kaya lorong sempit terisi rumput liar yang tumbuh dengan ganasnya. Dan di depan juga ada tempat jemuran. Aga luas, daan pemandangan yang aneh untuk sebuah jemuran. Ada sesuatu yang dengan galaunya sendirian di antara ke kosongan tali jemuran nganggur, seogok bra berwarna coklat dengan bordiran bunga sepatu mekar menggelayut mesra diterpa angin. Saat itu aku mikirnya mungkin ada mba mba yang lupa belum ngangakat jemurannya. Sehari, dua hari, tiga hari hingga seminggu dan sebulanan. Dia masih dengan mesranya bergelantungan di tali jemuran. Aku simpati pada si Bra Coklat Lucu Dengan Bordiran Bunga Sepatu Mekar (baca : BCLDBBSM ), mungkin dia merasa terabaikan, dia mungkin selama ini sedang bertnya tanya “kemanakan mbaa mbaa yang biasa menggunakanku untuk melindungi perhiasan tubuhnya di dada ??” “mengapa kau meninggalkanku sendiri di sini??” di tali jemuran dari kawat yang sudah suram dan berkarat kena hujan dan terik sperti hidupku yang kau depak ini ??” mungkin itu yang ia pikirkan. Maka dengan ko sotoy.an tingkat kronis dan perasaan agak rikuh (pas itu illa/ kamar nomor 7/ balik ke kos dianter bapaknya, dan begitu bapaknya liat ada bra menggantun allone di depan kos, beliau bilang “ gag tau malu “ ) aku ambil si BCLDBBSM, memindahkannya ke jemuran samping kos berharap ada relawan yang sudi menggunakanya atau si pemilik BCLDBBSM menemukannya dan mengambil BCLDBBSM. Entah telah berapa kali ia merasakan sinar matahari yang menyengat dan mengeringkannya kembali, merasakan dinginnya belaian angin malam, terguyur hujan deraas ganas di siang hari, atopun sekedar rintik kecil yang menyejukkan. Aku gag tau pasti berapa kali ia jatuh atao berpindah tempat. Namun tragedi itu tak lagi eksis dan mengundang kepedulianku.
              Seperti halnya tragedi BCLDBBSM dan benda menjuntai indah, berbahan kain dengan warna ungu yang cute, berenda, bermotif gambar polkadot, dan berukuran m kayanya (BMIBKDWUYCBBGPDBMK) yang mungkin hilang begitu saja tanpa jejak, terabaikan oleh sang waktu yang kian kini, dan asli itu gag enak banged. Aku pernah merasakan hal tersebut. Merasa terabaikan oleh keganasan kesibukkan orang di sekitarku, sendiri tanpa kepedulian mengalir padaku. Aku hanya mampu diam, mengamati semua, kesepian emo di tengah keramaian dunia. Upss tapi aku sadar satu satunya hal yang mampu ku lakukan untuk menepis rasa tersebut hanya mencoba kesibukan, hampir membuatku sama dengan orang orang tersebut, tapi aku tetap menjaga keppedulianku. Dengan sedikit kepedulian yang ku punya, aku merawat benih itu, mengangkatnya ke permukaan akhlak dengan berusaha menjadi sesuatu yang berguna untuk orang lain. Berhaarap dengan kehadiranku orang mampu bernafas lega, sedikit dapat bernafas lega. Yahh sedikit saja. Semua berawal dari sesuatu yang kecil kan?? J





  5. Minggu, 26 Februari 2012

              Kebiasaan saya setelah bereinkarnasi menjadi anak kos sangat. Dari mulai membuka mata saat bangun sampai memejamkan mata menjelang tidur. Misal bangun jadi diatas jam setengah enam pagi *tepuk jidad. Ya ampun, kebayang deh kalau kebiasaan itu saya pelihara. Alamat Suami bakal ngamuk, terus neg tidur juga jadi diatas jam sebelas yaa kecuali nag emang udah cuaaapppeee pake banged gitu mesti jam setengah sepuluh aja udah dihantuin si kantuk huuuhu.
              Sebagai pemilik badan yang belum bisa di bilang kurus (istilah kerennya: kekurusan yang tertunda) kalo saya  enggak makan pasti pers akan bilang “dieettt yaa?” padahal gag. Jadi anak kos yang di kosannya gag ada dapur itu ya apa apa beli L miris banget lah L jadi boros. Paling nasi masak di magicom, sayur  beli seribu sampai dua ribu (lumayan sii bisa dua kali makan) terus gorengan (tempe, bakwan  atau tahu), intinya sekali makan saya bisa sampai lima ribuan gitu hahaha dan kalau lagi malas keluar mesti masak mie (yahh setiap jatah bulanan tiba, saya membeli mie instan untuk persediaan :") ). Sekarang jadi penggemar mie instan deh hahaha padahal yahh sering sekali  saya bilangin Sichi gini “mboan jangan mam mie terus gag baik buat badan, dalam mie itu mengandung zat lilin yang bisa dicerna setelah tiga harii ,,,jadi gag disarankan makan mie tiap hari gituu” Dan Sitchi  menjawab dengan santai  “zat lilin?? Wahh ya terang yah hahaha iyaalahh, nda sering kok, Cuma nda jarang hahha”  Ancurkan?! Banget!! Sejatinya, saya tidak  makan ada dua opsi antara hemat sama malas masak dan keluar gitu.
              Dari yang jarang ngumpul sama temen pas dirumah. Jadi anak kos membuat saya mengenal beberapa orang di luar daerah. Hahha ada si Illa si kacamata dari Kudus(kapan kapan saya buat profilnya dia yaa hehehe), Sitha dari Temanggung dan Ari si enyong dari Banyumas. Kamar nomer tiga(kamar saya  sama ari) sering banged buat jadi basecamp pas ngumpul. Jadi jangan heran kalo kamarnya jauh dari kesan rapi (seberapapun sering saya merapikannya). Dari mulai membincangkan sks sampai dosen yang kadang kalau mengajar melenceng jauh dari materi makul, kesenioran di ukm, enaknya ikut ukm, dan kejenuhannya hahaha (sekedar info Ari aktivis mapala GWB dan Pramuka UNS_badan kurus gag mematahkan semangatnya..hahha semangat Arr. Sitha aktivis Peron (teaternya FKIP), Saya sama Illa tercatat sebagai anggota dari LPM Kentingan (Jurnalistinya UNS) serta Peron, tapi kita memilih untuk jadi tidak menonjol hahha jadi biasa aja bahkan hampir mencapai titik tak aktif upss saya lupa aku juga ikud SKI (rohisnya anak FKIP) yah di sana aku ketemu mbak mbak berjilbab hip hop yang ngademin ati..mba Lastii ma mba Hanifahh emmmmuahhh J)
              Dari sekian banyak perubahan itu, Cuma satu yang gag berubah. Jendela. Enggak tau yahhh dari jaman saya liat jendela pertama sampai sekarang, demen banget rasanya kalau bisa melihat di balik jendela.
                Buka mata = buka Jendela.
              Bangun, buka jendela, hirup udara. Liat dunia luar tanpa keluar hahha
              Dari jendela saya bisa melihat burung mengepakkan sayap, kupu kupu hinggap di kuntum mawar tanpa mengusik aktifitas mereka.  Menikmati riuhan angin, kicauan burung, dan masih banyak hal sederhana yang mempesona mata lainnya.
              Hmmm saya jadi merasa sepertinya saya memang tercipta jadi penonton, bukan pelaku. Dari kebiasaanku itu, saya jadi lebih sering melihat dan diam. Ada banyak yang ingin saya sampaikan, sayangnya semua terhenti sampai ternggorokan, hanya diam merasa sudah membicarakannya dan bertindak banyak tapi nyatanya masih nothing! Hmm
             Saya  pikir dengan melihat dari jendela saya bisa menikamati tanpa mengusik, melihat tanpa meraba. Ternyata salah tha.. :"( saya jadi pasiff. Penonton tanpa karya.
              Berlahan, saya mencoba. Membenahi kacamata saya yang salah letak.
              Membuka mata, mengehelaa nafas untuk hari ini, buka jendela, hirup udara pagi, jangan lupa mennyapa buka pintu. J rumah tanpa jendela enggak  papa, rumah tanpa pintu?? Tidak mungkin kann??
              Jadii? Berusaha bukan Cuma jadi penonton tanpa karya, tidak papa si jadi penonton jika mampu berkarya tanpa plagiat tapi ada yang lebih baik. Pelaku dan karya.

              Hahha udahhh ahhh see you :") and Semangattt Berkarya :")