Senin,
09 Januari 2012
Aku
baru aja pulang Musang LPM Kentingan. Jangan tanya gimana musangnya. Aku lagi
gag pengen cerita musanganya. Kalo mau tau cerita musangnya buka aja link ini. Minggu
sekitar jam setengah limaan kayaknya aku sampe kos. Di kamar udah ada yaah
tentu aja Ari trus ada Sita ( nomor 6 ). Asik ngobrol gituu dengan keadaan
kamar kaya di Bantar Gebang hahha aslii risiihhh aku liatnya. Aku gabung
ngobrol dengan cemilan yang ada, maksud hati siii pengen nunda laper gituu eh
tapi berhubung udah beli tempe penyet langganan plus di magicom ada nasii makan
dah. Setelah makan beberes kamar dikit, abisan meh total beres” masih ada Sita
, kagak enaklah jadinya. So, menunggu si Makanan sampe lambung aku lanjutin
baca antologinya Dee yang “Madre” J kapan kapan tak
ceritain deh tentang si Madre itu J.
Sekitar
jam enam kurang beberapa menit gitu, aku memutuskan untuk mandi setelah Ari
komplen tetang sesuatu yang berbau kurang sedap (mungkin badanku :P ). Aku
ambil perkakas mandi. Handuk, keranjang dengan isi sabun, shampo, pasta gigi, sikat
gigi, sama satu lagi benda yang buat menciptakan busa pas mandi, aku kasih nama
sarang spidergirl hahaha sama satu lagi batu. Buat apa?? Haduhh kamu kok tanya.
Batu ini multi fungsi Gan. Jadi batu yang termasuk spesies batu beku yang
sering terdampar di dasar kali ( bahasa
gaulnya Sungai ) berbentuk bulet agak pipih, tekstur aga kasar tapi alus hehehe
ya gitulah, trus juga berongga dikit. Fungsinya pertama sama aku sering buat
menggosok bagian tubuh yang kotor ( baca : menghilangkan daki ), kedua buat
nimpuk orang. Aku bilangin nih yah Gan, sebagai cewe kita musti dan wajib yang
namanya waspada dimanapun dan kapanpun. Kenapa? Karena inget kata Bang Napi : “
Kejahatan terjadi bukan hanya karena niat dari si Pelaku tapi juga karena
adanya kesempatan melakukan tindak kejahatan. Waspadalah!! Waspadalah!!” getoo.
Yahh meski kayaknya yang ngintipin aku mandi juga paling si cecek hahaha :P.
Aku siap tempur dengan air di bak.
Masuk
kamar mandi. Periksa bak mandi. Oke, layaklah buat mandi.
Kenapa
aku pake priksa dulu?? Gini, minggu minggu yang lalu sempet ada tragedi
menjorokkan yang bener bener gag higenis. Masa yah di bak mandi ada makhluk
kecil tanpa imut aga panjang, mengeliat liat dengan lihainya berwarna merah
hati, merah pekatlah. Aku gag tau namanya apa, nek di sebut cacing terlalu
kecil dari sepengetahuanku. Dibilang kelabang dia gag punya kaki serem kaya
kelabang. Di bilang lintah gag bisa. Jadi aku nyebut dia dengan “hewan panjang
kecil tanpa imut berwarna merah pekat” atau HPKTIBMP. Si HPKTIBMP membuat
napsuku mandi menguap seketika, aku sempet memutuskan gag mandi beberapa hari.
Keputusan gag higenis banget sii tapi ya apa boleh buat, aku gigu sama HPKTIBMP
itu. Jadi, setelah beberapa hari gag mandi (karena si HPKTIBMP ada di setiap
bak di kamar mandi dan aku males mesti mandi dengan air di gayung langsung dari
keran), aku bertapa dan berfikir untuk membalut si keran dengan kain penyaring
berharap si HPKTIBMP gag ikut nampak di bak lagi. Aku udah niat hendak
melaksanakannya menjelaang mandi sore, betapa terkejutnya aku. Sampe kamar
mandi, konsep kain jaringku udah terlaksana. Rupanya udah ada yang mengkopi
ideku tanpa ijin. Sungguh sangat plagiat. Tapi ya sudahlahyaa, itu malah
menguntungkanku. Aku gag perlu repot repot gitu :P. Riwayat HPKTIBMPpun gag
pernah bau lagi.
Kembali
ke aku mau mandi.
Aku
letakin peralatan tempurku di sisi bak mandi, balik kanan hendak nyantelin
handuk. Aku terkejut setengah kepleset. Hwaaaw!! Ada benda menjuntai indah,
berbahan kain dengan warna ungu yang cute, berenda, bermotif gambar polkadot,
dan berukuran m kayanya. Benda itu milik siapa?? Itu pertanyaanku pertama.
Kenapa ada di sini?? Pertanyaan kedua. Aku galau. Mungkin gag kalo aku salah
masuk kos?? Gag mungkin. Untuk meyakinkan aku yang galau, aku lari keluar kamar
mandi, meminta penjelasan kepada penghuni lain. Sita bilang emang udah ada dari
kemarin itu benda. Fiuuuuht, tanyaku tak terjawab. Jika di dramatisir saat itu
aku akan bergumam “biarlah ku tanya pada ilalang yang bergoyah “ ato “ biarlah
tetes embun yang berkicau “(makin GeJe) hingga akhirnya aku bilang “ biarlah
sang waktu yang kan menjelaskan tragedi kolor ungu”. Aku mandi seperti
biasa...yah tentu masih dengan kolor ungu nan imut di deket cantelah handukku.
Sebenernya tragedi kolor ungu bukanlah kali pertama. Dulu pernah ada tragedi
Kacamata Galau.
Waktu
itu masih awal banget aku jadi anak kos. Aku melihat lingkungan sekitar kosku,
di samping kiri ada tempat sepeda/ kendaraan slim, tempat jemuran juga. Di
samping kanan kaya lorong sempit terisi rumput liar yang tumbuh dengan
ganasnya. Dan di depan juga ada tempat jemuran. Aga luas, daan pemandangan yang
aneh untuk sebuah jemuran. Ada sesuatu yang dengan galaunya sendirian di antara
ke kosongan tali jemuran nganggur, seogok bra berwarna coklat dengan bordiran
bunga sepatu mekar menggelayut mesra diterpa angin. Saat itu aku mikirnya
mungkin ada mba mba yang lupa belum ngangakat jemurannya. Sehari, dua hari,
tiga hari hingga seminggu dan sebulanan. Dia masih dengan mesranya
bergelantungan di tali jemuran. Aku simpati pada si Bra Coklat Lucu Dengan
Bordiran Bunga Sepatu Mekar (baca : BCLDBBSM ), mungkin dia merasa terabaikan,
dia mungkin selama ini sedang bertnya tanya “kemanakan mbaa mbaa yang biasa
menggunakanku untuk melindungi perhiasan tubuhnya di dada ??” “mengapa kau
meninggalkanku sendiri di sini??” di tali jemuran dari kawat yang sudah suram
dan berkarat kena hujan dan terik sperti hidupku yang kau depak ini ??” mungkin
itu yang ia pikirkan. Maka dengan ko sotoy.an tingkat kronis dan perasaan agak
rikuh (pas itu illa/ kamar nomor 7/ balik ke kos dianter bapaknya, dan begitu
bapaknya liat ada bra menggantun allone di depan kos, beliau bilang “ gag tau malu
“ ) aku ambil si BCLDBBSM, memindahkannya ke jemuran samping kos berharap ada
relawan yang sudi menggunakanya atau si pemilik BCLDBBSM menemukannya dan
mengambil BCLDBBSM. Entah telah berapa kali ia merasakan sinar matahari yang
menyengat dan mengeringkannya kembali, merasakan dinginnya belaian angin malam,
terguyur hujan deraas ganas di siang hari, atopun sekedar rintik kecil yang
menyejukkan. Aku gag tau pasti berapa kali ia jatuh atao berpindah tempat.
Namun tragedi itu tak lagi eksis dan mengundang kepedulianku.
Seperti
halnya tragedi BCLDBBSM dan benda menjuntai indah, berbahan kain dengan warna
ungu yang cute, berenda, bermotif gambar polkadot, dan berukuran m kayanya
(BMIBKDWUYCBBGPDBMK) yang mungkin hilang begitu saja tanpa jejak, terabaikan
oleh sang waktu yang kian kini, dan asli itu gag enak banged. Aku pernah
merasakan hal tersebut. Merasa terabaikan oleh keganasan kesibukkan orang di
sekitarku, sendiri tanpa kepedulian mengalir padaku. Aku hanya mampu diam,
mengamati semua, kesepian emo di tengah keramaian dunia. Upss tapi aku sadar
satu satunya hal yang mampu ku lakukan untuk menepis rasa tersebut hanya
mencoba kesibukan, hampir membuatku sama dengan orang orang tersebut, tapi aku
tetap menjaga keppedulianku. Dengan sedikit kepedulian yang ku punya, aku
merawat benih itu, mengangkatnya ke permukaan akhlak dengan berusaha menjadi
sesuatu yang berguna untuk orang lain. Berhaarap dengan kehadiranku orang mampu
bernafas lega, sedikit dapat bernafas lega. Yahh sedikit saja. Semua berawal
dari sesuatu yang kecil kan?? J