Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
koleksi Bu Uun |
Jatuh tepat pada hari Senin, 27 Juli
2015 tahun ajaran 2015 / 2016 dimulai. Langkah anyar dari Menteri Pendidikan
pun mulai Nampak. Turut sertanya beliau dalam perencanaan teknis
pembelajaranpun di sabdakan.
“PERMENDIBUD
NO 21/2015 TENTANG ATURAN HARI PERTAMA MASUK SEKOLAH: Dalam menyambut tahun
ajaran baru 2015 / 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan
aturan teknis yang berkaitan dengan hari pertama masuk sekolah. Aturan teknis
tersebut adalah
1. Sekolah
wajib melaksanakan upacara bendera Hari Senin. Hal tersebut dimaksudkan
mendidik kedisiplinan siswa, membiasaan memanfaatkan waktu dengan sebaik –
baiknya. Pelaksanaan upacara bendera juga mendidik siswa menjadi seorang
pemimpin yang bertanggung jawab, yakni melalui penugasan panitia upacara
bergilir.
2. Orangtua wajib mengantar anaknya ke
sekolah di hari pertama masuk. Kemendikbud ingin memperdalam keterikatan
orangtua dengan sekolah. Hubungan orangtua dengan guru yang erat saling bekerja
sama bisa memecahkan persoalan siswa. Baik dalam belajar di sekolah, maupun
pergaulan di rumah. Karena selama ini orangtua ke sekolah ketika pembagian
raport atau perpisahan. Aktivitas ini tidak hanya mengantar anak di luar pagar
sekolah saja. Kemudian siswa masuk sekolah dan orang tua pulang sambil keduanya
melambaikan tangan. Namun orangtua harus benar – benar ikut sampai di dalam
kelas. Setelah sampai di dalam sekolah, orangtua harus berkomunikasi dengan
para guru. Khususnya guru yang akan mengajar sang anak. Dengan maksud bahwa
orangtua menitipkan anaknya kepada guru di sekolah.
3. Kewajiban
berdoa bersama – sama ketika akan mengawali dan mengakhiri proses pembelajaran
di kelas. Konsep yang diterapkan awal proses berdoa bersama dipimpin guru, dan
di hari berikutnya para siswa ditugasi memimpin doa secara bergantian setelah
berdoa.
4. Siswa
wajib menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum belajar. Menyanyikan lagu
kebangsaan ini di lakukan setiap hari. Ketika akan pulang sekolah juga
menyanyikan lagu lagu perjuangan atau lagu – lagu daerah. ”
Sebuah
titah agar menyertakan orangtua dalam hari Pertama anak di sekolah,
menyertainya dalam proses adaptasi atau sebatas berkenalan dengan lingkungan
terbarunya.
Bagaimana reaksi orangtua?
P.A.N.I.K!!
Serius. Seorang rekan di wajah
social media dengan jujur bertanya.
“Itu
yang sekolah anak atau orangtuanya?”
“Kalau
orangtuanya guru gimana? Satu sisi harus datang lebih awal sebagai guru sisi
lain harus menyertai anak di sekolah?!”
“Bapak
Ibunya harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan anak. Duh duh…”
“Seharusnya di kaji ulang itu, di
tilik lagi latar belakang keluarga, ekonomi, juga kondisi lainnya.”
De
el el …
Dan?
Saya
cukup sepakat mengenai konten yang disampaikan tersebut. Isi yang mendukung
keselarasan tiga pilar pendidikan anak.:’)
Point
pertama, untuk jenjang pendidikan anak usia dini tentu belum mungkin
terlaksana. Sebab usia dini yang belum di bolehkan diajari baca tulis hitung
tida memungkinkan anak untuk membaca susunan acara, UUD 1945, ataupun sekedar
rapi berbaris. Namun untuk menanamkan kedisplinan jenjang PAUD memiliki tahap
tersendiri, mulai dari sekolah mandiri tanpa menangis, kembali ke kelas setelah
bel bunyi tiga kali, membereskan mainan selepas bermain. Praktek langsung
bagaimana disiplin dan tanggung jawab.
Point
kedua, Alhamdulillah di tempat saya mengabdi program tersebut sudah berjalan.
Hari pertama ialah hari orangtua ikut berbaris dan berjajar di kelas,
menyaksikan live prosesi anak di sekolah. Menemani total anak beradaptasi.
Berkenalan dan membincangkan karakter anak selama di rumah. Berbagi dan saling
tukar informasi antara orangtua dan guru. Hal – hal apa saja yang menjadi
kebiasaan anak, makanan yang tidak boleh dikonsumsi, rayuan yang biasanya
langsung manjur, bagaimana menenangkannya, kemanjaan, kemandirian, etc. Hal –
hal yang memang butuh di salingtahukan untuk mengoptimalkan perkembangan anak.
Lantas dari pihak sekolah berbagi proses pembelajaran yang akan diterapkan
dalam menyikapi keberagaman potensi anak. Meyakinkan orangtua bahwa melalui
waktu, kepercayaan, ikhitar, juga baik sangka, anak akan mulai memiliki
kemandirian, tanggungjawab, nyaman, rasa ingin tahu, menyayangi teman,
keceriaannya, pun dengan potensi yang dulu masih dipertanyakan. Bismillah,
memang sudah sewajarnya pihak orangtua dan sekolah bekerja sama untuk hal
tersebut. Jika memang ada yang harus di kaji ulang, ialah perkara waktu
pendampingan tersebut. Bukan Hari Pertama yang ditekniskan demikian, tapi
minggu pertama. Setidaknya ketika orangtua tidak bisa hadir di hari
pertama,entah dengan alasan pekerjaan atau kesibukan, ada hari kedua, ketiga
dan seterusnya. Setidaknya usaha untuk hadir masih bisa diperjuangkan. Pun
dengan orangtua yang anaknya banyak alias lebih dari satu, jika hari pertama
sudah dengan sulung, hari ke dua bisa dialihfokuskan kepada si bungsu.
Gimana
jika atasan tidak mengijinkan? Jelaskan betapa pentingnya prosesi pendampingan
tersebut. Atasan atau rekan kerja adalah bagian dari masyarakat, yang artinya
memiliki peran dalam menyukseskan pendidikan non formal pada anak. Melalui kita
lah, pemahaman tersebut layak di sampaikan.
Tapi,
sangat disayangkan jika menjadikan pekerjaan sebagai alasan kurang menggagas
anak, sementara katanya anak adalah alasan utama orangtua bekerja.
“Pak.e
Buk.e kerjo ki nggo sopo nag ora nggo anak putu to Nduk, Le!” kata orangtua –
orangtua kalau ditanya kok sibuk banget to pak. :3
Seperti
yang sudah pernah saya tuliskan, bahwa terkadang sejatinya anak tidak selalu
membutuhkan uang dari hasil bekerja kita. Ada banyak hal yang mampu diberikan orangtua
tanpa harus bekerja menguras waktu, sebab pemberian ini tidak memerlukan biaya
besar. Ialah waktu, perhatian, juga cinta. Hal gratis yang sudah dianugerahkan
dari lahir. Manfaatkanlah semua itu tanpa mengaitkannya dengan mata uang
manapun. :’) Sekalipun anak nyaman dan enjoy di sekolah, orangtua dan rumah
adalah tempat paling nyaman dan diharapkannya untuk tumbuh penuh dukungan kasih
sayang orangtua.
Point
Ketiga. Alhamdulillah anak – anak selalu bersemangat menjalaninya. ^^ Di hati
ini ada doa, di mulut ini ada doa, di tangan ini ada doa, setiap hari aku
berdoa. *nyanyi.
Point
Ke Empat. Alhamdulillah, dalam proses. Tidak setiap hari atau setiap pagi,
sebab kenyamanan anak adalah prioritas utama pembelajaran di PAUD. Dan biasanya
lagu – lagu yang dinyanyikan ialah lagu dengan lirik sedikit dan melodi
berulang. Lagu Indonesia Raya masih masuk dalam kategori lagu panjang untuk
anak – anak. Berproses deh ya ^^
And
then?
Minggu
Pertama di Taman Permata Hati ialah sangat mengesankan (bagi saya khususnya).
Benar – benar membersamai anak untuk belajar percaya pada lingkungan baru,
adaptasi, melepas genggam erat pada orangtua, juga melatih ketegaan pada anak
(Kamu juga belajar Ris! Belajar tega sama anakmu besok :P Sebagai pihak yang
menenangkan tangis anak, kelak harus bisa tega membiarkan anak nangis dan di tenangkan
gurunya di sekolah. :’) Jauhkan kekhawatiranmu, sebab itu hanya akan menjauhkan
anak dari proses belajarnya pada kemandirian dan adaptasi lingkungan)
Semangat
berproses di Tahun Ajaran 2015/ 2016. ^^
0 comments:
Post a Comment