Rss Feed
  1. Hari Pertama ke Sekolah

    Sunday, 2 August 2015

    Bismillaahirrahmaanirrahiim :)


    koleksi Bu Uun

                Jatuh tepat pada hari Senin, 27 Juli 2015 tahun ajaran 2015 / 2016 dimulai. Langkah anyar dari Menteri Pendidikan pun mulai Nampak. Turut sertanya beliau dalam perencanaan teknis pembelajaranpun di sabdakan.
    “PERMENDIBUD NO 21/2015 TENTANG ATURAN HARI PERTAMA MASUK SEKOLAH: Dalam menyambut tahun ajaran baru 2015 / 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan aturan teknis yang berkaitan dengan hari pertama masuk sekolah. Aturan teknis tersebut adalah
    1.      Sekolah wajib melaksanakan upacara bendera Hari Senin. Hal tersebut dimaksudkan mendidik kedisiplinan siswa, membiasaan memanfaatkan waktu dengan sebaik – baiknya. Pelaksanaan upacara bendera juga mendidik siswa menjadi seorang pemimpin yang bertanggung jawab, yakni melalui penugasan panitia upacara bergilir.
    2.      Orangtua wajib mengantar anaknya ke sekolah di hari pertama masuk. Kemendikbud ingin memperdalam keterikatan orangtua dengan sekolah. Hubungan orangtua dengan guru yang erat saling bekerja sama bisa memecahkan persoalan siswa. Baik dalam belajar di sekolah, maupun pergaulan di rumah. Karena selama ini orangtua ke sekolah ketika pembagian raport atau perpisahan. Aktivitas ini tidak hanya mengantar anak di luar pagar sekolah saja. Kemudian siswa masuk sekolah dan orang tua pulang sambil keduanya melambaikan tangan. Namun orangtua harus benar – benar ikut sampai di dalam kelas. Setelah sampai di dalam sekolah, orangtua harus berkomunikasi dengan para guru. Khususnya guru yang akan mengajar sang anak. Dengan maksud bahwa orangtua menitipkan anaknya kepada guru di sekolah.
    3.      Kewajiban berdoa bersama – sama ketika akan mengawali dan mengakhiri proses pembelajaran di kelas. Konsep yang diterapkan awal proses berdoa bersama dipimpin guru, dan di hari berikutnya para siswa ditugasi memimpin doa secara bergantian setelah berdoa.
    4.      Siswa wajib menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum belajar. Menyanyikan lagu kebangsaan ini di lakukan setiap hari. Ketika akan pulang sekolah juga menyanyikan lagu lagu perjuangan atau lagu – lagu daerah. 
    Sebuah titah agar menyertakan orangtua dalam hari Pertama anak di sekolah, menyertainya dalam proses adaptasi atau sebatas berkenalan dengan lingkungan terbarunya.
                Bagaimana reaksi orangtua?
                P.A.N.I.K!!
                Serius. Seorang rekan di wajah social media dengan jujur bertanya.
    “Itu yang sekolah anak atau orangtuanya?”
    “Kalau orangtuanya guru gimana? Satu sisi harus datang lebih awal sebagai guru sisi lain harus menyertai anak di sekolah?!”
    “Bapak Ibunya harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan anak. Duh duh…”
                “Seharusnya di kaji ulang itu, di tilik lagi latar belakang keluarga, ekonomi, juga kondisi lainnya.”
    De el el …
    Dan?
    Saya cukup sepakat mengenai konten yang disampaikan tersebut. Isi yang mendukung keselarasan tiga pilar pendidikan anak.:’)
    Point pertama, untuk jenjang pendidikan anak usia dini tentu belum mungkin terlaksana. Sebab usia dini yang belum di bolehkan diajari baca tulis hitung tida memungkinkan anak untuk membaca susunan acara, UUD 1945, ataupun sekedar rapi berbaris. Namun untuk menanamkan kedisplinan jenjang PAUD memiliki tahap tersendiri, mulai dari sekolah mandiri tanpa menangis, kembali ke kelas setelah bel bunyi tiga kali, membereskan mainan selepas bermain. Praktek langsung bagaimana disiplin dan tanggung jawab.
    Point kedua, Alhamdulillah di tempat saya mengabdi program tersebut sudah berjalan. Hari pertama ialah hari orangtua ikut berbaris dan berjajar di kelas, menyaksikan live prosesi anak di sekolah. Menemani total anak beradaptasi. Berkenalan dan membincangkan karakter anak selama di rumah. Berbagi dan saling tukar informasi antara orangtua dan guru. Hal – hal apa saja yang menjadi kebiasaan anak, makanan yang tidak boleh dikonsumsi, rayuan yang biasanya langsung manjur, bagaimana menenangkannya, kemanjaan, kemandirian, etc. Hal – hal yang memang butuh di salingtahukan untuk mengoptimalkan perkembangan anak. Lantas dari pihak sekolah berbagi proses pembelajaran yang akan diterapkan dalam menyikapi keberagaman potensi anak. Meyakinkan orangtua bahwa melalui waktu, kepercayaan, ikhitar, juga baik sangka, anak akan mulai memiliki kemandirian, tanggungjawab, nyaman, rasa ingin tahu, menyayangi teman, keceriaannya, pun dengan potensi yang dulu masih dipertanyakan. Bismillah, memang sudah sewajarnya pihak orangtua dan sekolah bekerja sama untuk hal tersebut. Jika memang ada yang harus di kaji ulang, ialah perkara waktu pendampingan tersebut. Bukan Hari Pertama yang ditekniskan demikian, tapi minggu pertama. Setidaknya ketika orangtua tidak bisa hadir di hari pertama,entah dengan alasan pekerjaan atau kesibukan, ada hari kedua, ketiga dan seterusnya. Setidaknya usaha untuk hadir masih bisa diperjuangkan. Pun dengan orangtua yang anaknya banyak alias lebih dari satu, jika hari pertama sudah dengan sulung, hari ke dua bisa dialihfokuskan kepada si bungsu.
    Gimana jika atasan tidak mengijinkan? Jelaskan betapa pentingnya prosesi pendampingan tersebut. Atasan atau rekan kerja adalah bagian dari masyarakat, yang artinya memiliki peran dalam menyukseskan pendidikan non formal pada anak. Melalui kita lah, pemahaman tersebut layak di sampaikan.
    Tapi, sangat disayangkan jika menjadikan pekerjaan sebagai alasan kurang menggagas anak, sementara katanya anak adalah alasan utama orangtua bekerja.
    “Pak.e Buk.e kerjo ki nggo sopo nag ora nggo anak putu to Nduk, Le!” kata orangtua – orangtua kalau ditanya kok sibuk banget to pak. :3
    Seperti yang sudah pernah saya tuliskan, bahwa terkadang sejatinya anak tidak selalu membutuhkan uang dari hasil bekerja kita. Ada banyak hal yang mampu diberikan orangtua tanpa harus bekerja menguras waktu, sebab pemberian ini tidak memerlukan biaya besar. Ialah waktu, perhatian, juga cinta. Hal gratis yang sudah dianugerahkan dari lahir. Manfaatkanlah semua itu tanpa mengaitkannya dengan mata uang manapun. :’) Sekalipun anak nyaman dan enjoy di sekolah, orangtua dan rumah adalah tempat paling nyaman dan diharapkannya untuk tumbuh penuh dukungan kasih sayang orangtua.
    Point Ketiga. Alhamdulillah anak – anak selalu bersemangat menjalaninya. ^^ Di hati ini ada doa, di mulut ini ada doa, di tangan ini ada doa, setiap hari aku berdoa. *nyanyi.
    Point Ke Empat. Alhamdulillah, dalam proses. Tidak setiap hari atau setiap pagi, sebab kenyamanan anak adalah prioritas utama pembelajaran di PAUD. Dan biasanya lagu – lagu yang dinyanyikan ialah lagu dengan lirik sedikit dan melodi berulang. Lagu Indonesia Raya masih masuk dalam kategori lagu panjang untuk anak – anak. Berproses deh ya ^^
    And then?
    Minggu Pertama di Taman Permata Hati ialah sangat mengesankan (bagi saya khususnya). Benar – benar membersamai anak untuk belajar percaya pada lingkungan baru, adaptasi, melepas genggam erat pada orangtua, juga melatih ketegaan pada anak (Kamu juga belajar Ris! Belajar tega sama anakmu besok :P Sebagai pihak yang menenangkan tangis anak, kelak harus bisa tega membiarkan anak nangis dan di tenangkan gurunya di sekolah. :’) Jauhkan kekhawatiranmu, sebab itu hanya akan menjauhkan anak dari proses belajarnya pada kemandirian dan adaptasi lingkungan)
    Semangat berproses di Tahun Ajaran 2015/ 2016. ^^

  2. 0 comments: