Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
Lagi lagi, yang tentu saja bukan pertama kalinya.
Teguran sayang itu terlontar dari beberapa insan untuk
saya.
“Kamu itu perempuan! Bersikaplah selayaknya perempuan!”
“Perempuan itu ketawanya enggak keras – keras, giginya
enggak boleh kelihatan.”
“Perempuan itu jalannya harus pelan, enggak cepet – cepet
kaya ngejar copet.”
“Perempuan itu enggak pake sendal gunung mulu.”
“Perempuan itu enggak manjat pohon apalagi manjatin
genteng!”
“Perempuan itu pulangnya sebelum ashar, enggak malem – malem.”
“Perempuan itu harus wangi.!”
“Mbok latian jadi perempuan anggun to Ris!”
“Perempuan itu...tralalalala”
Perempuan itu saya. -,-
Saya tidak suka berpura – pura, bahkan ketika di Teater
Peron saya tidak diajarkan untuk berpura – pura melainkan menjelma menjadi apa
yang kamu perankan. Lakon saya saat ini adalah teman bermain anak – anak, dan
untuk membersamai mereka saya tidak bisa berpura – pura.
Anak – anak harus diajak jujur dan bangga dengan dirinya
sejak dini. Agar kelak ketika telah tumbuh dewasa ia akan terbiasa mengamalkan
kebenaran serta memiliki banyak kepercayaan diri atas pilihannya. Jadi saya
tidak ingin mengenalkan kepura – puraan kepada mereka, biarlah saya yang
menjelma sesuai kebutuhan mereka.
Tertawa lepas, setidaknya itu selalu lebih baik dibanding
menangis lepas :v Setidaknya anak – anak menikmati lingkungannya penuh ceria.
Hal – hal sederhana yang entah bagaimana dimata mungil mereka itu adalah hal
yang lucu.
Belalang yang menggerak – gerakkan kakinya, semut yang
menghinggapi tangan, tergelincir yang tidak sakit, bentuk paruh burung yang
berbeda, cara jalan beruang, gerakan tarian yang baru, musik - musik pendek di
sela film, lelarian tom and jerry, dan ragam hal yang dimata orang dewasa tidak
lucu. Lambat laun anak – anak akan lebih terbiasa menertawakan kejatuhan diri
dibanding meratapinya dan berputus asa. Tapi terkadang jika memang sudah sangat
sakit, anak – anak tidak malu untuk menangis. Tanda bahwa dia butuh
ditemani.:”)
Sandal gunung, adalah alas kaki paling fleksibel bin casual
bagi saya. Aman saat saya menemani anak lelarian, aman saat saya bepergian
jauh, dan cukup kuat menampung gerak saya yang cukup banyak mobilitas. Pun
cukup keras untuk menendang sikap kurang didik sebagai tindak kewaspadaan.
Manjat pohon, naik genteng rumah? :v amm itu si emang
resiko sulung perempuan dengan tiga adik laki – laki yang masih kecil dan ayah
tidak di rumah. Lagian sekarang juga sudah jarang, mengingat Ksatria Pertama
sudah tumbuh menjulang tinggi melebihi saya. -,-
Perempuan anggun?!? Yang kek gimana ya?
Yang pendiam, kalau ngomong pelan, jalannya setapak demi
setapak penuh tata keseimbangan, beralas kaki high heels, kalau tertawa enggak
ada suara, senyum selalu mengembang enam senti,? Aduhhh, itu perempuan atau
pajangan sih? -,-
Oke.oke. Benar itu perempuan yang layak mendapat pujian. J
Hmm tapi setidaknya ijinkan saya jujur dengan diri saya
sendiri, tanpa perlu menjaga image yang kerap membebankan. Saya ndak keberatan
jika pada akhirnya terjudge perempuan urakan, atau tidak elegan. Selama saya
nyaman dengan diri saya dan tidak mencelakakan teman – teman, bisakah kita
tetap beriringan dalam persahabatan dan lingkup perempuan dengan keadaan diri
masing – masing? :”)
Saya tidak bisa dan tidak ingin belajar kepura – puraan.
Serius.
Saya hanya butuh belajar untuk tetap nyaman dengan terus
meningkatkan keimanan melalui langkah perbaikan. Dan perbaikan saya bukan
perkara keperempuanan sikap dalam balut kepura – puraan, tapi belajar menjadi
perempuan yang membawa kebermanfaatan pada lingkungan.
Maaf jika saya tidak anggun.
Maaf jika ketawa saya keras.
Maaf jika saya suka lelarian.
Maaf jika jalan saya cepat.
Maaf, sebab saya tidak bisa memenuhi harapanmu. :”)
Kelak, jika niatan saya berubah. Ada keinginan anggun
versimu, biarlah wujud tindak anggun itu hanya dinikmati suami saya :v sebab
sepertiya kebanyakan laki – laki menyukai perempuan anggun. :v (meski saya
lebih berharap suami saya adalah orang yang tidak pernah keberatan dengan
ketidakanggunan saya).
Tuh kan! -,- bahasannya sampai suami. Ah sudahlah. -,-
Saya close mike dulu. Mau melanjutkan hidup. :v
0 comments:
Post a Comment