Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
google search |
Minggu,
11 Mei 2014
Baiklah, boleh saya marah? Tentang
temu kita yang saya rasa jauh dari kata ‘mutu’.
Seminggu yang lalu kamu mengabarkan
kedatanganmu dengan sangat rapi. Seusai ijin tidak masuk kerjamu diurus, kamu
akan berangkat ke stasiun dengan bis, lantas membeli tiket kereta Prameks dan
turun di Stasiun Purwosari Solo, menemui saya yang sudah menunggu di gerbang
stasiun, kemudian tatap kita saling beradu dan tentu saja hanya senyum rindu
yang terukir disitu. Istirahat dengan saling bersisihan, menghabiskan malam
dengan cerita panjang atas lamanya waktu tak jumpa. Dan menyambut esok dengan
nasi kuning yang sudah saya rencanakan sebelumnya, sarapan bersama dan ya kita
bisa berkeliling Solo sebentar, putaran manahan, taman Sriwedari, Mangkunegaran,
Balai Kambang, sudah menjadi destinasi rencana saya menghabiskan hari kita.
Nyatanya, entah sebab saya yang
terbutakan kata rindu hingga tak menyadari adaya kalimat “aku sama temenku”
yang katanya kamu suratkan dalam pesan singkatmu sebelumnya atau memang kalimat
itu tak pernah ada, nyata saya terkaget dengan kehadiran rekanmu itu. Harus
cepat adaptasi! Sergahku mengusir ketidaknyamanan. Dan rencana untuk saling
bercerita pun menguap begitu saja. Nyata kasurku hanya cukup untuk kamu dan
rekanmu, saya diharuskan mengungsi ke kamar sebelah menyelsaikan beberapa
deadline yang disponsori secangkir gooday vanilla latte. Hingga pukul dua dini
hari, saya pun lelah penuh lelah. Sayangnya saya bahkan melihat pergantian
waktu malam tadi, bagaimana detik angka di layar nokiaku berganti hingga
menujuk di angka 05.00 WIB.
“Bangun Ris! Setidaknya kamu masih
punya kesempatan hari ini untuk sekedar mengobati rindu!” bisikku pada diri
sendiri.
Empat rekaat mengawali hari, ku
cantumkan kita untuk kelancaran agenda hari ini. menggandeng Vio, ku kayuh ia
menuju Pasar Jongke, membeli dua bumbu pengaroma nasi kuning, sereh dan daun
salam ditambah sekantong rambak kesukaanmu.
“Ayoo sarapan!” seruku tepat pukul
06.45 WIB.
Magicom yang telah berubah warna
dengan aroma gurih yang mengudara belum lagi sepiring orek tempe dari warung
pagi, kehangatan teh manis, rambak. Lantas apa yang membuatmu enggan sarapan
bersama? Bahkan kamu hanya meyendok beberapa suap dari piring kita. :’( Saya
ingat benar, kamu menyatakan kerinduan masakan saya, dengan rasa yang sok manis
dan sok asin, tapi setidaknya kamu selalu suka, satu hal yang membuatku lega.
Ingat kali pertama saya memasakanmu?
Kunjungan malam yang membuat ramai
atap rumahmu. Bersama Budhe, Pakdhe, Bang Afan yang kebetulan sedang mudik, Mas
BB *Botak Bawel (saya selalu lupa nama mas yang satu itu :v) kita berbincang di
ruang utama. Televisi yang sibuk dengan tayangan Ipin Upin, Bang Afan, Mas BB
dan kamu yang sibuk mencari cela membully saya, Budhe dan Pakdhe yang saya
sibukkan dengan celotehan saya dan tentu saja mereka ada dua pembela saya
disaat kalian membully.
“Enyong laper!” celetukmu tiba tiba.
Disambut tawaran Budhe untuk makan nasi hajatan di dapur, kamu malah meminta
dimasakan nasi goreng. -_-
“Icha dikon masak kue. Bisa kan
cha?”
Saya yang hanya mampu tersenyum.
Tantangankah ini? :v Ah Budhe, saya kan belum mendaftar jadi calon mantu. :v
Dan ya, nasi goreng itupun jadi.
Memadamkan kelaparan enam orang malam itu. Gurih! Aku semuanya. Testimoni manis.
Kembali pada hari ini.
“Nduk ngebis nunggunya dimana? Deket
sini enggak?”
“Di depan itu kok Mbak. Pripun?”
Tiga puluh menit berlalu tanpa mutu.
Kamu yang bersiap pulang, dan saya yang masih mencerna deadline review sebuah
kegiatan. Kitapun melenggang meninggalkan asrama. Bertiga menyusuri jalan
setapak.
Arrrghhh! Mengapa kamu tak memberiku
kesempatan menjadi tour guard yang baik? :”( Saya sedih. Benar benar sedih,
seolah kedatanganmu ke Solo tak ada kesan kunjung sama sekali. Membayangkan
jika Budhe dan Pakdhe bertanya, “Di Solo kemana aja Lin?” lantas dengan penuh
duka kamu menjawab, “Ke Kamar, ke depan tivi, ke kamar mandi, ke terminal.”
Rabu,
08 Juli 2015
Hmmm sekarang, satu setengah tahun
saya membaca tulisan ini, saya cukup menyesal mengabarkan bahwa saya tidak lagi
di Solo, saya sudah berpindah ke Klaten. :”( Tapi sungguh, saya masih dengan
senang hati menyambut kabarmu jika ingin berkunjung. :”) Setidaknya kali ini
saya tidak harus menjemputmu dengan Vio, saya sudah bersama Flipper sekarang
jadi kita bisa bermain cukup jauh. Semoga lebaran kali ini, saya bisa
berkunjung ke rumah :”) atau mendapat
kabar bahagia bahwa kamu akan menikah :”). Semoga....
0 comments:
Post a Comment