Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
Assalamualaykum.Wr.Wb
Salam selamat untukmu Perempuan Tangguh yang sedang
Berbahagia :”)
Apa kabarmu? Semoga iman islam dan
keberkahan.Nya senantiasa membersamaimu. Semoga engkau berbahagia atas apapun
yang sedang engkau alami kini, aamiin.
Jujur, saya belum tahu bagaimana
baiknya mengawali sapa saya untukmu, setelah salam selamat itu. Perkara tulisan
ini, semoga kamu tidak terbebani dengan ekspektasi apapun tentang saya atau
ukhuwah kita kelak.
Perkenalkan, saya perempuan biasa
yang entah pada detik ke berapa jatuh cinta pada lelakimu. Maka tanpa berniat
mengibarkan bendera perang, ijinkan saya membingkaikan cinta ini pada satu
frame yang sama denganmu. Sebab, kita, saya dan kamu telah resmi mencintai satu
lelaki yang sama.
“Cinta pertama adalah ia yang
menumbuhkan, sedang cinta terakhirlah yang selalu melengkapi.”
Tepat.
Kamu adalah perempuan pertama yang
membuatnya meringkuk nyaman dalam peluk penuh cinta. Membuat debar rasa pada
lelaki itu pada detak pertama ia mengenal hidup. Kamulah cinta pertama yang
sukses menumbuhkannya hingga mampu melangkah sejauh ini. Dan saya, hanya
perempuan biasa yang dijatuhcintai dengan restu Illahi menjadi cinta
terakhirnya. Maka bungkuslah kekhawatiranmu pada saya. Tidak akan ada niat
setetespun menyita waktunya untuk bersamamu, sebab tugas saya hanya melengkapi
tanpa membatasi geraknya. Meneruskan perjuanganmu membersamainya tanpa
memangkas baktinya kepadamu.
Kamu selalu memiliki hak atas
waktunya, dan saya hanya berkewajiban mendukung pengabdiannya kepadamu. Sebab
akan sangat lancang jika saya membatasi pertemuan kalian. Namun, jika nyata
kelak, saya khilaf menyita banyak waktunya untuk saya. Semoga hatimu
dilembutkan untuk menegur saya penuh sayang. :”) Serupa engkau menegur
kekhilafannya.
Barangkali, kelak engkau akan
menemukan banyak kekurangan pada saya. Ketidaktepatan meracik bumbu,
ketidaksempurnaan memotong bahan masakan, kertidakrapihan menata ruang, atau
ketidakcocokan berpakaian pun dengan hal – hal kurang menyenangkan lainnya
dariku. Lantas, bolehkah saya memintamu untuk bersabar dan terjaga dari
prasangka pada Mamak saya? Bukan salah Mamak perkara semua itu. Amm maksud saya
Mamak selalu sedia mengajari saya banyak hal sebagai bekal melunasi peran sebagai
perempuan, hanya saja terkadang sayalah yang kurang pandai mengaplikasikan ilmu
itu. Maka, semoga engkau bersabar menegur saya dalam kasih sayang. :”)
Barangkali, jauh sebelum engkau
mengenalku ada perempuan terdahulu yang pernah engkau kenal dan engkau pun
pernah memiliki harap agar perempuan itulah yang menemani lelaki kita yang
berharga itu. :”) Sungguh, saya pun tidak tahu bagaimana perempuan itu kemudian
lenyap dalam garis perjuangan lelaki kita. Sejak bertemu dengan lelaki kita,
saya tidak banyak mendengar nama perempuan lain yang disebut selain namamu,
saudara perempuannya, dan nama saya. Sesekali ia memang bercerita tentang
banyak perempuan di hidupnya, yang lantas ia kenalkan sebagai teman. Iya, hanya
teman katanya. Saya, dengan kepercayaan saling memperjuangkan mencoba tidak
berburuk sangka. :”) Dan semoga engkau memiliki kelapangan hati menerima saya
sebagai yang mengutuhkannya. Terkadang, ia yang nampak baik di mata kita, belum
tentu baik dan tepat di hadapan Allah kan? :”) Maksud saya, mungkin perempuan
pendahuluku itu nampak baik dalam segala hal yang dengan mudah membuat siapapun
jatuh cinta kepadanya. Sedangkan saya, perempuan biasa yang butuh ‘mengenal
lama’ untuk membuat seorang jatuh cinta kepada saya, yang tak pernah bisa
membuat lelaki manapun jatuh pada pandang pertama. :v Tapi, hanya sebab yang
hanya Allah yang tahu, terpilihlah saya sebagai yang tepat membersamainya, the
best partner goes to Jannah.Nya :”) Serupa engkau yang terpilih mengandung dan
merawatnya dari bayi hingga kini mampu
berdikari dengan kaki sendiri. :”)
Barangkali, kelak saya akan
menanyakan kepadamu banyak hal tentang lelaki kita. Bagaimana kebiasaannya
sewaktu kecil, kebiasaan apa yang masih tersisa hingga ia dewasa kini. Pada
tahun berapa ia mulai tertatih melangkah. Kapan ia tumbuh gigi dan menggigiti
apapun yang ia temui :v Apakah ia melalui ritual lelarian sebelum mandi? Oia
apa menu favoritnya? Apakah dia memiliki sakit yang membutuhkan perlakuan
khusus dari orang yang merawatnya? Adakah hal yang membuatnya ketakutan, selain
kesendirian (yang sekarang dapat dipastikan tidak akan lagi, sebab akan selalu
ada saya disamping ataupun dibelakangnya. :v)? Kapan pertama kali ia
membicarakan teman perempuannya dengan wajah memuja? Berapa banyak teman yang
pernah ia ajak ke rumah? Bagaimana mereka? Sejauh ini sudah berapa kali cita –
citanya berganti? Selaraskah cita – citanya dulu dengan kini? Bagaimana pertama
kali ia mengenal cinta? Bagaimana ia mewujudkan tindak mencinta kepada
keluarga, kepada engkau, bapak, saudari dan saudara juga teman – temannya? Banyak
hal yang ingin saya ketahui tentang lelaki kita, dan saya percaya. Kamu adalah
narasumber terbaik nan terpercaya untuk berbagi banyak hal tentang dia. :”)
Semoga engkau tak enggan membagi ilmu perkara dia kepada saya yang tak sungkan
bertanya banyak.
Tidak selalu! Iya, tidak selalu.
Lelaki kita itu tidak selalu menjawab apa yang saya tanyakan langsung
kepadanya. Seringnya, bukannya menjawab dia hanya akan tersenyum gemas kepada
saya. Seolah tersipu habis dirayu. :3 Padahal, saya tanyanya serius hlo :v Iya,
lelaki kita terkadang begitu menyebalkan. Jadi, boleh kan? Jika kita berbincang
banyak tentangnya? Ssstttt, ini rahasia kita berdua saja. Biar menjadi kejutan
untuknya, ketika saya tahu banyak tentang masanya sebelum kehadiran saya! Oke?
^^
Seseorang itu? Oh itu, :”) Ia adalah
Ksatria Kedua Bu. Adik lelaki saya nomor dua. Saya membawanya serta dalam spasi
saya dan lelaki kita. Bukan, bukan kehendak Mamak meminta saya membawa Ksatria
Kedua sejauh ini, murni ini kehendak saya. Semoga engkaupun tak keberatan
dengan kehadiran Ksatria Kedua yang akan nampak sering bermobilitas serta
bertingkah ammm semacam susah diam. :”) Aahh tentu engkau lebih paham,
bagaimana polah bocah belasan tahun. :”) Engkau lebih berpengalaman dalam
perkara mengasuh dan membersamai bukan? Maka, semoga engkau dipanjangkan
sabarnya menerima saya dan Ksatria Kedua. Sama seperti kita menyampaikan
nasihat kepada insan lain, dibisiki secara langsung agar yang ditegur segera
berbenah. Silahkan, jika engkau hendak menegur akhlak Ksatria Kedua yang butuh
diperbaiki. Engkau bisa membisikinya langsung, atau melalui perantara saya. :”)
Akan dengan senang hati menyampaikan kebaikan. :”)
Dan akhirnya, dengan kehadiran saya
dan Ksatria Kedua, dan kelapanganmu.
Terima kasih telah menumbuhkan
lelaki kita dengan penuh cinta dan kasih hingga ia tahu bagaimana menjadi
pribadi yang berhati lembut dengan tindak tegas penuh sayang.
“Ayo makan! Enggak harus nunggu
kambuh typusnya kan? Biar makannya tepat waktu.” Ajakan makan yang paling,
katakanlah romantis versinya. :3
Terima kasih telah membersamainya
menjadi diri sendiri, membuatnya percaya diri dalam setiap pilihan hidup yang
ia tempuh. Menjaga ia dari keragu – raguan dan bimbang menentukan jalan.
Langkah awal tepat untuk sikap kepemimpinannya. :”)
Terima kasih telah merawatnya penuh
semangat berbagi. Menjadikan ia tak pernah ragu untuk membantu atau dibantu.
Membantu untuk berbagi apa yang ia miliki, dibantu untuk berbagi kesempatan
perasaan ‘berguna’ kepada rekan yang menawarkan.
Terima kasih telah percaya kepada
saya, meneruskan tongkat estafet amanah membersamainya. Doakan saya dengannya
agar mampu bekerja sama meraih surga.Nya. Melingkupi rumah dengan atmosfer
kooperatif untuk masuk surga sekeluarga. Semoga kita, dikuat dan mampukan masuk
surga bersama - sama. Aamiiin aamiiin aamiiin :”)
Terima kasih, Bu :”) We Love You :”)
Wassalamualaykum. Wr. Wb
Dari
saya, Perempuan yang Sedang Belajar
RisaRiiLeon
Rumah
Klaten, 06/07/2015
0 comments:
Post a Comment