Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
“Biar
aku tebak!” seru seorang rekan melihat bunga – bunga di ekspresi saya sedari
tadi.
“Tebak apaan?!” saya malah balik
terkejut.
“Kamu lagi jatuh cinta ya?”
“Hah?!?”
“Iya, kamu lagi jatuh cinta kan sama
mas mas tumblr itu?!” todongnya tanpa babubi.
“Mas Tumblr?!” saya berfikir keras
dengan orang yang dimaksud, “Oh, Mas KaGe itu to? :D hahaha kok iso hlo...”
“Hla dari kapan tahu tulisanmu bau
bau namanya dia mulu, dan dari itu juga kayaknya kamu berbunga – bunga mulu deh.”
Cecarnya sebagai pamungkas. Dan saya? Jalan saja deh. :D
^O^
Dan untukmu,
Semoga terjaga dari rasa cemburu.
Amm maksud saya, ayolaah sekalipun
saya sering mengutip kata – kata yang dia posting, sekalipun saya kerap
merepost apa yang ia sampaikan, meskipun saya tak jarang meng’katanya’ itu
bukan berarti saya jatuh cinta pada orang tersebut. I just wanna share, apapun
yang memang butuh disampaikan pada sekitar.
Kamu tahu kan? Bagaimana saya
mencintai karya – karya Dee, coretan Hamka, penuturan Mbah Nun, puisinya si
Seno, pun dengan uraian – uraian rekan rekan maya. Bang Jalan Saja, Mas KaGe,
Kak Andhika Pratama, Teh Jagung Rebus, Miss Petrichor, juga Mbak
Estehmanistanpagula, juga mereka yang namanya belum saya hafal benar. Saya
jatuh cinta pada aksara yang mereka tuliskan dalam dinding rumah virtual itu.
Saya hanya jatuh cinta pada tulisan mereka (setidaknya sejauh ini begitu :v.)
Untuk jatuh cinta dan memutuskan
bersedia membersamainya membangun yang disebut rumah tangga, bukan semata pada
tulisan yang postingakan kan?
Sering dalam nasehat pernikahan,
katanya. Mendidikan anak dimulai sejak kita memilih pasangan. Sejauh ini pula
dalam proses saya jatuh cinta pada karya mereka, saya benar – benar belum tahu
bagaimana si mas mas itu bersikap di lingkungannya yang nyata. Bagaimana dia
berbakti kepada keluarganya, bagaimana dia mencintai ibunya, bagaimana ia
menghormati bapaknya, bagaimana ia menjaga saudarinya, bagaimana ia
memperlakukan anak – anak, bagaimana ia istiqomah dalam jalan halal, bagaimana
ia bertahan dalam setiap ujian. Untuk jatuh cinta dan memutuskan bersedia
membersamainya membangun yang disebut rumah tangga, saya butuh paham ia secara
nyata di dunia fana, bukan perasaan jatuh cinta secara virtual pada aksara di
dunia maya. :”)
Tanpa bermaksud berprasangka buruk
kepada mereka (atau memang kadang perlu untuk melogiskan rasa? :v), terkadang
begitu menyebalkan bukan? Setiap ada ‘kamu’, ‘saya’, dan ‘kita’ dalam tulisan
yang disampaikan, seolah memang ditujukan untuk satu orang semata. Hanya kamu,
dan satu – satunya. Tapi apa? Itu tulisan untuk umum kan? Se.kamu – kamunya,
pasti sudah banyak orang yang GR dan bukan namamu yang disebut. Bukan si
Fulanan bin Fulan yang menuju pada namamu. Jadi, semoga terjaga dari sikap rela
di PHP :D
^O^
“Jadi kamu enggak jatuh cinta pada
masnya itu?!?” tanya Hanna mempertegas.
“Saya hanya jatuh cinta pada salah
satu bagian dari masnya itu.” Jelasku sekenanya.
“Bagian semacam apa itu?” kejarnya
belum puas.
“Karyanya yang berupa aksara
bermakna Hannaa, saudariku sayaaang!” gemasku menatapnya sayang.
“Ohhh...ok.ok.” akhirnya dia
berhenti bertanya. Kembali fokus pada pekerjaannya, untuk 5 menit. “Kamu lagi
ngapain sekarang?”
“Buka Tumblr hahahhaa”
^O^
Siang menuju senja dengan mengendap,
takut ketahuan berjalan cepat oleh dua perempuan yang belum ingin berpisah oleh
waktunya pulang. Mereka masih enggan menikmati kesendirian di jalan masing –
masing yang tanpa pegangan nyata. Hanya doa dan harapan bahwa kelak akan ada
masanya, bertemu dengan ia yang nyata menawarkan jasa membersamai hingga
jannah.Nya. Seorang yang menggenapi dua perempuan nol komah lima itu.
^O^
“Sa, tapi pertemuan kita juga lucu
hlo...” ucap Hanna tiba – tiba.
“Hahaha kenapa emangnya Han?” alisku
meninggi, mencari ingat.
“Dari postingan kamu yang sering tak
like, dan repost, terus curhat – curhatan di inbox FB” jelas Hanna semangat.
“Curhat – curhatan sampai pagi
hahaha terus aku ngajak ketemu dan langsung nginep di tempatmu gegara pas itu
aku sakit dan takut di asrama sendiri gegara semua temenku udah pada pulang :D”
kenangku terhibur.
“Dan kita temenan sampai sekarang.”
“Terima kasih Putri, sudah menerima hamba
untuk singgah di istanamu.”
“Hahaha mungkin memang kita ditakdirkan begitu.!”
"Mungkinnn hahaha" sahut Hanna.
Dan kita berlalu. Melangkah. Melanjutkan masing masing hidup kita.
0 comments:
Post a Comment