Rss Feed
  1. Rindu Ini Kamu.

    Sunday, 14 June 2015

    Bismillaahirrahmaanirrahiim :)

    Jumat, 12 Juni 2015
    tumblr serach


    Kepada kamu yang masih kurindui meski sudah tidak sendiri.

                Apakah saya lancang menuliskan ini untukmu? ketika nyata kamu sudah tidak lagi seorang diri, yang artinya ada seseorang yang sudah tentu kamu prioritaskan atas restunya, seseorang yang jelas lebih membahagiakanmu tanpa perlu melukai, seseorang yang dapat kamu peluk setiap waktu. Jika lancang, semoga masih ada maaf yang tersisa untuk saya, kelancangan saya menuliskan rindu yang tidak tahu diri.
                Sepanjang jalan pemberangkatan ke sekolah, ada isak yang membuat nafas tersengal. Rindu yang memporak – porandakan tatanan kekuatan saya, rindu yang membuat asma tiba – tiba. Saya jelas merindukan kamu, mungkin. Sebab bersamaan dengan itu kerajaan kenangan atas kita bersliweran dalam benak. Ini tidak menyenangkan untuk menyambut pagi hari yang harusnya menyenangkan. -,-
                Saya tidak terlalu menyukai kenyataan ini, fakta bahwa saya merindukan kamu adalah fakta yang menyebalkan. Seharusnya saya melogiskan perasaan ini, menyadarkan dia agar tahu batasan diri mengumbar rasa. Sayangnya, saya masih gadis haus kekuatan yang tidak mudah berpindah.
                Saya mencari kata – kata penyemangat agar hari – hari yang akan saya lalui bisa selamat dari ketidakmawasan diri. Meyakinkan hati bahwa kamu sudah barang tentu bahagia bersamanya, sudah tentu tidak ada yang berani melukaimu, sudah tentu tanpa tangis, sudah tentu kamu diterima sepenuhnya oleh dia. Meyakinkan diri, bahwa tidak layak saya mengganggu kamu dan dia dengan kisah hidup saya yang kurang menyenangkan bagi kebanyakan orang. Menjaga telinga kalian dengan kemeranaan yang sejatinya harus saya syukuri. Menjaga diri dari ketergantungan semangat dari orang lain.
                Tapi,
                Lagi lagi saya makhluk lemah. Sulung yang masih membutuhkan sulung lain. Sulung yang masih mencari teladan lain. Sulung yang masih harus banyak belajar. Sulung yang masih membutuhkanmu.
                Ingat?
                Peluk yang meluncur hangat diantara riuh pelanggan sosnag daerah Widuran nyaris pukul sebelas malam. Bukan sebab jagung bakar naga yang membuat basah kornea, bukan pula sosis pedas yang menyengat lidah itu, tapi peluk itulah yang membanjirkan air mata saya. Sepasang kakak – adik tanpa ikatan darah yang menautkan kelingking kembali atas kesalahpahaman sebab takut saling melukai.
                Mbakkkk :”(
                Saya rindu diajak ngobrol sama kamu. Saya rindu diceritakan banyak hal sama kamu. Saya rindu diajak tertawa sama kamu. Saya rindu pulang malam dan bernyanyi sepanjang jalan. Saya rindu ditunggui saat saya memanjat pagar asrama. Saya rindu proses kita.
                Ada banyak hal yang ingin saya pelajari untuk bekal nanti. Lebih dari sekedar latihan diskusi dengan dosen pembimbing atas draft yang saya tulis, lebih dari sekedar celoteh peserta didik dan rekan kerja. Saya ingin mengenal kamu yang sekarang. :”)
                Sudah lama memang, spasi itu diketuk, semenjak kamu lulus? Atau semenjak kamu lengser dari tahta kepengurusan. Entah, yang jelas saya tidak suka ketika kita bertemu bagai dua orang asing. Sungkan. Biingung hingga terkesan saling menghindar.
                Menyebalkan atau berlebihan.
                Saya tidak peduli. Yang jelas perasaan seorang adik kepada kakaknya tidak akan berubah. Tidak ada jaminan sampai kapan, yang jelas hingga detik ini, saya masih menyayangimu sebagai kakak perempuan yang menjaga saya. :”) Mungkin sebab kamu perempuan pertama yang mengantar saya pulang malam lantas mengajak bincang banyak hal, lantas memercayakan banyak cerita yang tidak didengar dunia, lantas memanggil saya ‘nduk’.

                Mbak Asri :”) Risa rindu sama mbak tapi sangat sungkan mengajak bertemu atau bertamu, masih malu sama Mas Heri.. :”) 

  2. 0 comments: