Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
Jumat, 12 Juni
2015
tumblr serach |
Kepada kamu yang masih
kurindui meski sudah tidak sendiri.
Apakah saya lancang menuliskan ini untukmu? ketika nyata
kamu sudah tidak lagi seorang diri, yang artinya ada seseorang yang sudah tentu
kamu prioritaskan atas restunya, seseorang yang jelas lebih membahagiakanmu
tanpa perlu melukai, seseorang yang dapat kamu peluk setiap waktu. Jika
lancang, semoga masih ada maaf yang tersisa untuk saya, kelancangan saya
menuliskan rindu yang tidak tahu diri.
Sepanjang jalan pemberangkatan ke sekolah, ada isak yang
membuat nafas tersengal. Rindu yang memporak – porandakan tatanan kekuatan
saya, rindu yang membuat asma tiba – tiba. Saya jelas merindukan kamu, mungkin.
Sebab bersamaan dengan itu kerajaan kenangan atas kita bersliweran dalam benak.
Ini tidak menyenangkan untuk menyambut pagi hari yang harusnya menyenangkan.
-,-
Saya tidak terlalu menyukai kenyataan ini, fakta bahwa
saya merindukan kamu adalah fakta yang menyebalkan. Seharusnya saya melogiskan
perasaan ini, menyadarkan dia agar tahu batasan diri mengumbar rasa. Sayangnya,
saya masih gadis haus kekuatan yang tidak mudah berpindah.
Saya mencari kata – kata penyemangat agar hari – hari
yang akan saya lalui bisa selamat dari ketidakmawasan diri. Meyakinkan hati
bahwa kamu sudah barang tentu bahagia bersamanya, sudah tentu tidak ada yang
berani melukaimu, sudah tentu tanpa tangis, sudah tentu kamu diterima
sepenuhnya oleh dia. Meyakinkan diri, bahwa tidak layak saya mengganggu kamu
dan dia dengan kisah hidup saya yang kurang menyenangkan bagi kebanyakan orang.
Menjaga telinga kalian dengan kemeranaan yang sejatinya harus saya syukuri.
Menjaga diri dari ketergantungan semangat dari orang lain.
Tapi,
Lagi lagi saya makhluk lemah. Sulung yang masih
membutuhkan sulung lain. Sulung yang masih mencari teladan lain. Sulung yang
masih harus banyak belajar. Sulung yang masih membutuhkanmu.
Ingat?
Peluk yang meluncur hangat diantara riuh pelanggan sosnag
daerah Widuran nyaris pukul sebelas malam. Bukan sebab jagung bakar naga yang
membuat basah kornea, bukan pula sosis pedas yang menyengat lidah itu, tapi
peluk itulah yang membanjirkan air mata saya. Sepasang kakak – adik tanpa
ikatan darah yang menautkan kelingking kembali atas kesalahpahaman sebab takut
saling melukai.
Mbakkkk :”(
Saya rindu diajak ngobrol sama kamu. Saya rindu
diceritakan banyak hal sama kamu. Saya rindu diajak tertawa sama kamu. Saya
rindu pulang malam dan bernyanyi sepanjang jalan. Saya rindu ditunggui saat
saya memanjat pagar asrama. Saya rindu proses kita.
Ada banyak hal yang ingin saya pelajari untuk bekal
nanti. Lebih dari sekedar latihan diskusi dengan dosen pembimbing atas draft
yang saya tulis, lebih dari sekedar celoteh peserta didik dan rekan kerja. Saya
ingin mengenal kamu yang sekarang. :”)
Sudah lama memang, spasi itu diketuk, semenjak kamu
lulus? Atau semenjak kamu lengser dari tahta kepengurusan. Entah, yang jelas
saya tidak suka ketika kita bertemu bagai dua orang asing. Sungkan. Biingung
hingga terkesan saling menghindar.
Menyebalkan atau berlebihan.
Saya tidak peduli. Yang jelas perasaan seorang adik
kepada kakaknya tidak akan berubah. Tidak ada jaminan sampai kapan, yang jelas
hingga detik ini, saya masih menyayangimu sebagai kakak perempuan yang menjaga
saya. :”) Mungkin sebab kamu perempuan pertama yang mengantar saya pulang malam
lantas mengajak bincang banyak hal, lantas memercayakan banyak cerita yang
tidak didengar dunia, lantas memanggil saya ‘nduk’.
Mbak Asri :”) Risa rindu sama mbak tapi sangat sungkan
mengajak bertemu atau bertamu, masih malu sama Mas Heri.. :”)
0 comments:
Post a Comment