Rss Feed
  1. Bismillaahirrahmaanirrahiim :) 
     
    Rawa  Kebumen
      

    Kebumen, siapa sangka kota kecil di pesisir Pantai Selatan ini memiliki banyak destinasi wisata menarik. Kota yang kabarnya memiliki luas daerah setara dengan Singapura ini layak masuk sepuluh daftar kunjung di list kamu yang ingin #JelajahNusantara.  Nah, seklumit cerita tentang Kebumen Beriman ini ada satu tempat yang eksotisnya bikin romantis. Bukan karena tempat ini asik buat ng-date, tapi lebih karena betapa Allah itu Maha Kreatif dengan segala ciptaan.Nya.

    Rawa Kebumen

    Rawa. Berwujud cekungan yang agak dalam dan terisi air dengan dikeliling gumuk gumuk pasir dan bertetangga dengan pantai selatan. Yups, Rawa eksotis dengan gumuk pasir sebagai gerbang panorama kemudian debur pantai setelahnya adalah bukti bahwa Tuhan tak pernah main main menciptakan keindahan alam. Menempuh jarak ±10 km dari rumah (Pagedangan, Ambal, Kebumen), yang memakan nyaris lima puluh menit perjalanan (Ok. Kecepatan rata – rata perjalanan motor saya hanya setara dengan kupu – kupu terbang ) pemandangan Rawa lunas membayar kelelahan saya menyambangi Deandles  yang penuh lubang :3 (Peringatan: Bahwa jalan Deandles jauh dari kata mulus, jadi waspadalah!). Jika dari Jalan provinsi arah timur, masuk jalan aspal kecil sebelum Pasar Prembun, warga menyebutnya daerah Dadaptulak, terus saja ke selatan mengikuti jalan yang berkelok serta melewati perumahan penduduk hingga bertemu perempatan (Jalan Deandles, Ambal) itu masih luruuuuuus saja ke selatan daaaan sampailah. :D Untuk transportasi kesana sampai saat ini belum ada transportasi umum, sebab memang sepertinya masih jadi pemandangan turis lokal, jadi yaa bersiap-siap dengan kendaraan pribadi (kalau mau naik sepeda gowes juga enggak papa, sebab selain lebih go green,  jalanpun tidak ada tanjakan berarti).
    Rawa Kebumen
    Tidak ada gerbang pembelian tiket. Dan sepertinya tiket dijual bebas oleh para pemilik tempat parkir (yang kadang antara ada dan tiada). Sejauh yang saya tahu ada dua parkiran kendaraan. Pertama yang dekat dengan pantai (Parkir Selatan) dan yang jauh dari pantai (Parkir Utara). Kalau saya seringnya di Parkir Selatan, sebab untuk sampai Rawa lebih dekat sehingga hanya jalan kaki beberapa meter sudah sampai Gumuk Pasir lantas kemudian disambut bias tenang permukaan air Rawa.
    Ada event langganan yang dinamakan Grebek Rawa, dilabeli demikian sebab dibeberapa tanggal tertentu kerap diadakan Pasar dadakan (Grebek), semacam Sunmor di Manahan (Solo). Event Grebek ini biasaya diadakan saat perayaan hari besar Islam ex: Idhul Fitri. Jadi, kalau di Jika di Solo atau Yogya ada sekatenan di Kebumen ada Grebek. Saya belum pernah ke sana, hanya saja telinga saya kerap menerima suara cerita dari tetangga saya yang pernah ke sana. Iyes, seringnya Ayah sama Bunda yang kesana, dan saya hanya dioleh-olehi cerita betapa ramainya Grebek Rawa kala itu (Harap maklum, kendaraan kami haya satu, jadi harus bergantian ketika hendak bepergian berbanyak).
    Selayaknya pasar – pasar dadakan lainnya, Grebek juga dipenuhi aneka penjual dengan ragam
    Rawa Kebumen
    tawarannya. Ada segala model baju dari batik sampai polosan, celana luar dalam hingga jeans, baju berlengan atau tanpa lengan. Tidak ketinggalan pernak – pernik mainan bocah. Bahkan bianglala, komedi putar, dan odong – odong turut serta meramaikan event Grebek Rowo ini. Untuk varian harga tidak beda jauh dengan kebanyakan pasar – pasar tradisional (pandai – pandailah menawar barang yang kamu taksir :v ).
    Tipsnya biar dapet harga miring tiga puluh derajat : Gunakanlah bahasa lokal ! Nah berhubung Kebumen itu NGAPAKERS. Kowe kudu bisa ngapak yah! (Kamu harus bisa ngapak ya.red). So, mulailah belajar Enyong Kowe ketika kamu memilih Kebumen sebagai salah satu destinasi dolanmu. ^^
    Kembali ke panorama alamnya ya,
    Rawa Kebumen
    Sesuai namanya, pusat gravitasi keindahan Rawa memang di rawanya. Lebih tepatnya ada pada keheningan Rawa yang menikah syahdu dengan ramai debur ombak sekaligus. Begitulah, terkadang sesuatu yang berlawanan ketika disandingkan akan menghasilkan hal yang menakjubkan. Rawa adalah contoh nyata. :D Kamu bisa merendamkan kaki di ketenangan Rawa sembari menikmati music of sea (music samudera.red). Atau berselfie di Gumuk Pasirnya sambil berpura-pura sedang di gurun pasir. So, enggak usah jauh – jauh naik pesawat ngurus passport buat ke luar negeri nyari gurun :D Kebumen punya hlo :D
    sate ambal.google search
    Soal kuliner khas atau sekedar jajanan derah setempat memang jauh dari area Rawa, kecuali hari libur besar tentunya. Kebanyakan pedagang hanya menawarkan jajanan jajanan itu ketika libur hari raya saja. Solusi berkunjung ke Rawa tanpa kelaparan dan kekeringan kantong adalah BAWA BEKAL MAKANAN. Yoi, biar kamu enggak keburu jadi ‘beda’ karena lapar, mending bawa jajan jajan gitu dari rumah. Atau ketika kamu melewati sepanjang Jalan Deandles mampirlah ke salah satu kedai SATE AMBAL. Beli secukup porsiperut dan kantongmu, bungkus dan nikmatin pas leha – leha di pantai. Biar makin yakin, buat mampir. Saya ceritakan rasa SATE AMBAL deh ya.
    Rawa Kebumen
    SATE AMBAL adalah sate ayam yang berasal dari daerah Ambal. Yosh, ambal merupakan nama daerah asal si sate. Perbedaan sekaligus kekhasan dari SATE AMBAL terletak pada pengolahan ayam sebelum di bakar dan sambal tempenya yang Nikah Banget! Untuk rasa sate ayamnya itu manis manis gurih, di padu dengan  bumbu tempe yang agak berkuah kental rada asin dan sedikit pedes merica sama Lombok. Penyajiannya selalu hangat guys, karena si Sate baru akan dibakar ketika ada yang pesan, apalagi di makannya sama sepiring kupat janur. Masha Allah, lantas nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan? Tips lagi nih, kalau kamu punya calon mertua yang jarang senyum, bawain deh seporsi hangat sate ambal, dengan ijin Allah beliau bakal senyum-senyum penuh arti ke kamu. Trust me! Its work! (Saya udah nyoba ke mertua saya :v)
    Gumuk Pasir, Rawa Kebumen
    Dan jangan lupa bawa pulang sampahmu kembali ketika jelajahmu menghasilkan sampah :P Fasilitas tempat sampah yang sesuai SNI belum ada, hanya ada beberapa gudukan sampah dibeberapa area Rawa. Mungkin ada orang yang inisiatif nyapuiin ketika hidupnya selo banget :v.So, sebagai #turislokal selalu-lah mawas diri. Kalau mau buang sampah sembarangan, ga perlulah harus sampai #JelajahNusantara :P
    Fyi,fasilitas toilet umum juga belum ada. Jadi untuk mengantisipasi biar enggak pipis sembarangan kamu pipis dulu di SPBU yang kamu lewati selama perjalanan menuju Rawa :v atau boleh juga sih nembung ke penduduk lokal. Karena Kebumen masih IndonesiaBanget jadi jangan khawatir permintaan tolongmu ditampik dengan tak acuh, ketika kamu memasang wajah senyum dan memelas butuh tempat pipis :v meski dengan bahasa yang belepotan, warga akan segera menyambutmu dengan hangat. “Monggo Mas…monggo Mbak, pinarak rumiyin ^^”. Semacam kalimat, silahkan mampir sebentar. Dan saking hangatnya warga, mereka tidak sungkan menyediakan segelas teh hangat beserta temannya (gorengan.red).
    Gumuk Pasir, Rawa Kebumen
    Buruan, enggak perlu mikir banyak – banyak deh buat memilih Kebumen sebagai destinasi pijakanmu di bumi jelajahmu. Akan ada banyak panorama indah siap membersamai piknikmu. Kebumen Beriman. Kebumen pangkal Keindahan. ^^






    Rawa Kebumen

    #VisitKebumen #TurisLokal #KebumenBeriman #JelajahBumi #DolanGramedia #GramediaHolidaySeason

  2. 0 comments: