Bismillah :)
Selasa, 28 Mei 2013
“Sekarang
Rista enggak mau temenan sama Elyana lagi!!” Teriak Rista sepulang sekolah.
“Selamat
datang Rista.” Sapa Bunda menanggapi teriakan Rista. “Ada apa sayang? Kok
pulang sekolah marah marah gitu?”
“Rista
engak mau temenan sama Elyana lagi!! Titik.!!” Jelasnya masih dengan amarah.
“Hlaa
memangnya kenapa sayang?” Tanya Bunda tenang.
“Elyana,
Nakal. Elyana merusak pensil spongebobnya Rista. Spongebobnya jadi ilang
hidungnya Bunda!” Jelas Rista pada Bunda sambil menunjukkan bukti nyata
ucapannya “Jadi jelek. Rista benci Elyana!Benciiiii”
“Coba
sekarang Rista tenang dulu, jelasin pelan pelan sama Bunda.” Pinta bunda
lembut. Dan meluncurlah curhatan Rista.
^O^
“Nah tuh putri Bunda cantik kan.” Sambut Bunda melihat
putrinya telah berganti busana.
“Iya dong, kan Bundanya juga cantik.” Timpal Rista
sembari menempatkan diri di pangkuan Bundanya, mendaratkan ciuman aroma kecap
di pipi sang Bunda.
“Sekarang coba, Rista ambilkan Bunda kertas, crayon,
kantong plastik, sama kentang.”
Beberapa menit kemudian Rista kembali dengan barang barang
yang diminta Bunda.
“Sekarang ayo Rista tuliskan Elyana dikertas itu pakai
crayon.” Ajak Bunda hati hati, mengingat nama itu begitu rawan memancing amarah
Rista beberapa menit lalu meski sejatinya Rista dan Elyana adalah sahabat dekat
sebelumnya.
“Ih Bunda kok pakai nulis namanya Elyana gitu. Rista kan
lagi benci sama Elyana!!” tolak Rista dengan wajah manyun lima centi.
Menggemaskan sekali.
“Makannya, Rista tuliskan nama teman yang Rista benci
dikertas lalu kertasnya ditempelkan di kentang tadi, terus dibungkus pakai
plastik.”
“Abis itu diapain Bunda?”
“Abis itu Rista bawa kentang dalam kantong itu kemanapun
Rista pergi.”
“Kemanapun Bunda?”
“Iyaa..kemanapun!”
“Pas Rista bobo juga?”
“He.emm.” jawab Bunda diiringi anggukan kecil.
“Sampai kapan Bunda?”
“Seminggu aja deh.” Kata Bunda dengan kerlingan mata
meminta persetujuan.
Seperti perintah Bunda, Rista menurutinya dengan senang
hati. Kentang dengan nama orang yang dibenci itu menemani setiap aktivitas
Rista. Dari berangkat sekolah, ke kamar mandi, ke toilet, bermain, hingga Rista
tidur. Hal itu berlangsung selama satu minggu.
Hari berganti hari, kentang itupun mulai membusuk. Rista
mulai mengeluh selain karena berat baunya juga mulai tidak sedap. Dan setelah
seminggu Rista merasa lega karena penderitaannya akan segera berakhir.
“Bagaimana rasanya membawa kentang selama seminggu
sayang?” tanya Bunda begitu melihat Rista pulang sekolah tepat seminggu dari
mulainya permainan.
Segera keluarlah keluhan Rista. “Enggak enak Bunda.
Membawa kentang busuk kemana mana. Bauuuu!” ucapnya sambil menutup hidung.
Bunda tersenyum lantas menjelaskan apa arti dari
permainan yang mereka lakukan. “Seperti itulah sayang, jika kita tetap
menyimpan kebencian yang selalu kita bawa bawa bila kita tidak bisa memaafkan
orang lain.”
“Iya Bunda.. Rista sudah memaafkan Elyana kok.” Kata
Rista dengan wajah menyesal. Menyesal karena menyiakan permintaan maaf Elyana
dari seminggu yang lalu.
“Allah saja Maha Pemaaf. Jadi sebagai hamba.Nya yang
beriman kita juga harus bisa memaafkan kesalahan orang lain. Terlebih jika
orang tersebut sudah minta maaf dan menyadari kesalahannya.” Tutur Bunda bijak.
“He.emm Bundaaaa.” Ucap Rista gemas pada Bundanya.
“Setiap manusia di dunia, pasti pernah sakit hati tapi
hanya yang berjiwa ksatria yang mau memaafkan...Setiap manusia di dunia, pasti
punya kesalahan. Tapi hanya yang pemberani yang mau mengakui...” Dendang Bunda
mengajak bungsunya mengingat lagu favorit putrinya itu.
0 comments:
Post a Comment