Rss Feed
  1. Kentang Kebencian

    Sunday, 14 July 2013

    Bismillah :)


    Selasa, 28 Mei 2013

             
                “Sekarang Rista enggak mau temenan sama Elyana lagi!!” Teriak Rista sepulang sekolah.
                “Selamat datang Rista.” Sapa Bunda menanggapi teriakan Rista. “Ada apa sayang? Kok pulang sekolah marah marah gitu?”
                “Rista engak mau temenan sama Elyana lagi!! Titik.!!” Jelasnya masih dengan amarah.
                “Hlaa memangnya kenapa sayang?” Tanya Bunda tenang.
                “Elyana, Nakal. Elyana merusak pensil spongebobnya Rista. Spongebobnya jadi ilang hidungnya Bunda!” Jelas Rista pada Bunda sambil menunjukkan bukti nyata ucapannya “Jadi jelek. Rista benci Elyana!Benciiiii”
                “Coba sekarang Rista tenang dulu, jelasin pelan pelan sama Bunda.” Pinta bunda lembut. Dan meluncurlah curhatan Rista.
    ^O^
                “Nah tuh putri Bunda cantik kan.” Sambut Bunda melihat putrinya telah berganti busana.
                “Iya dong, kan Bundanya juga cantik.” Timpal Rista sembari menempatkan diri di pangkuan Bundanya, mendaratkan ciuman aroma kecap di pipi sang Bunda.
                “Sekarang coba, Rista ambilkan Bunda kertas, crayon, kantong plastik, sama kentang.”
                Beberapa menit kemudian Rista kembali dengan barang barang yang diminta Bunda.
                “Sekarang ayo Rista tuliskan Elyana dikertas itu pakai crayon.” Ajak Bunda hati hati, mengingat nama itu begitu rawan memancing amarah Rista beberapa menit lalu meski sejatinya Rista dan Elyana adalah sahabat dekat sebelumnya.
                “Ih Bunda kok pakai nulis namanya Elyana gitu. Rista kan lagi benci sama Elyana!!” tolak Rista dengan wajah manyun lima centi. Menggemaskan sekali.
                “Makannya, Rista tuliskan nama teman yang Rista benci dikertas lalu kertasnya ditempelkan di kentang tadi, terus dibungkus pakai plastik.”
                “Abis itu diapain Bunda?”
                “Abis itu Rista bawa kentang dalam kantong itu kemanapun Rista pergi.”
                “Kemanapun Bunda?”
                “Iyaa..kemanapun!”
                “Pas Rista bobo juga?”
                “He.emm.” jawab Bunda diiringi anggukan kecil.
                “Sampai kapan Bunda?”
                “Seminggu aja deh.” Kata Bunda dengan kerlingan mata meminta persetujuan.
                Seperti perintah Bunda, Rista menurutinya dengan senang hati. Kentang dengan nama orang yang dibenci itu menemani setiap aktivitas Rista. Dari berangkat sekolah, ke kamar mandi, ke toilet, bermain, hingga Rista tidur. Hal itu berlangsung selama satu minggu.
                Hari berganti hari, kentang itupun mulai membusuk. Rista mulai mengeluh selain karena berat baunya juga mulai tidak sedap. Dan setelah seminggu Rista merasa lega karena penderitaannya akan segera berakhir.
                “Bagaimana rasanya membawa kentang selama seminggu sayang?” tanya Bunda begitu melihat Rista pulang sekolah tepat seminggu dari mulainya permainan.
                Segera keluarlah keluhan Rista. “Enggak enak Bunda. Membawa kentang busuk kemana mana. Bauuuu!” ucapnya sambil menutup hidung.
                Bunda tersenyum lantas menjelaskan apa arti dari permainan yang mereka lakukan. “Seperti itulah sayang, jika kita tetap menyimpan kebencian yang selalu kita bawa bawa bila kita tidak bisa memaafkan orang lain.”
                “Iya Bunda.. Rista sudah memaafkan Elyana kok.” Kata Rista dengan wajah menyesal. Menyesal karena menyiakan permintaan maaf Elyana dari seminggu yang lalu.
                “Allah saja Maha Pemaaf. Jadi sebagai hamba.Nya yang beriman kita juga harus bisa memaafkan kesalahan orang lain. Terlebih jika orang tersebut sudah minta maaf dan menyadari kesalahannya.” Tutur Bunda bijak.
                “He.emm Bundaaaa.” Ucap Rista gemas pada Bundanya.
                “Setiap manusia di dunia, pasti pernah sakit hati tapi hanya yang berjiwa ksatria yang mau memaafkan...Setiap manusia di dunia, pasti punya kesalahan. Tapi hanya yang pemberani yang mau mengakui...” Dendang Bunda mengajak bungsunya mengingat lagu favorit putrinya itu.

  2. 0 comments: