Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
Sabtu,
29 September 2014
PPL Ceria |
Sudah lebih dua puluh sembilan hari
setelah tanggal pertama sebagai aksi penyerahan Mahasiswa PPL dari Fakultas
Keguruan universitas tempat saya belajar. Dua puluh sembilan hari yang memroses
saya dan kamu dalam ruang ceria.
^O^
Pertemuan
itu...
Diamanahi untuk belajar di sebuah
taman pendidikan anak-anak berlabel Permata Hati, berjarak sepuluh menit
perjalanan dari asrama kampus dengan menggunakan motor, berangkat pukul tujuh
pagi lima hari dalam seminggu dan jam pulang setelah makan siang (14.00 WIB)
serta lingkungan kerja yang masuk kategori nyaman. Bismillah, tiga bulan ke
depan adalah pengalaman yang menyenangkan.
Diawali aksi mengobservasi ragam
pernak-pernik taman pendidikan, tata tertib, sistem pembelajaran, kurikulum
yang diterapkan, juga warga pendukung pendidikan, semua dilahap dalam waktu
satu minggu. Dan dari serangkaian hasil observasi, menemuimu adalah tahap tak
terlupakan.
Ada lima kelas peramu ilmu. Dua kelas
untuk kelompok A (Kelas A1 dan Kelas A2), dua kelas untuk kelompok B (Kelas B1
dan Kelas B2) serta satu kelas untuk Kelompok Bermain (KB1/ Play Group). A1
yang memuat kamu dan Rara, Fida, Ghefa,
Ochi, Kal El, Arum, Fafa, Ayun, Anin, Dika, Galih, Zahra, serta Hasna sebagai siswa, A2 yang tak
terjamah kaum PPL namun ada Ilham, Rafif. Aila, Aira, Fira, Dira,Fahma, Iffah,
Rayhan, Azka, Arka, Keisha dan Sika.
B1 dengan Aleeta dan Fahreza serta Ataya dan Qoim yang
selalu ingin dekat saya, Dirgan yang
mengikuti tingkah Aleeta, Opal, Royan,
Evan, Kenzie, Rasyad, Dika, Aathif, Aurel, Yaya, Nabil, Naoura, Zana, juga Faiza di dalamnya. Lantas B2 dengan
sinar bintang dari seorang Alma,
serta kesuyian dari Fadli juga aksi
ramai dari pasukan Dina, Nayla, Kayla,
Ceyda, Fafa, Zaid, Zacky, Ozi, Arka, Yuda, Adit, Rafi, Ahnaf, Bita, Fitra, juga Faiq. Kebersamaan yang membuat saya
mampu mengeja satu persatu pemilik wajah superlugu itu. Dan kamu ada satu
diantara mereka. Lucu dan Imut.
Kelas terbimbing telah berjalan seminggu,
namun para ustadzah itu sejatinya telah membimbing sejak pertama kaki menjejak
Permata Hati. Bu Rini dan bu Yani yang siap melayani kaitannya dengan
administrasi juga birokrasi, Bu Uun dan Bu Midah tentang teknis kePPLan, Bu
Risma, Bu Isna, Bu Ana, Bu Syam, Bu Surya, juga Bu Septi yang tak sungkan
membagi tips mengelola kelas juga lagu-lagu penarik fokus anak. Tak ketinggalan
bu Dyah dan Bu Dwi yang menghangatkan atmosfer proses pembelajaran ini. Tak
lupa rekan guru dari SD IT Insan Mulia yang seatap merajai pendidikan dasarnya.
Lingkungan nyaman untuk mengisi halaman pertama tabularasa.
^O^
Benar! Saya menyukaimu sejak pandang kedua.
Pada jam renang, ketika kamu memilih diam diantara riang semua rekan menikmati
riak buatan kolam Kora-Kora itu. Diam dan mengamati kehisterisan Fahreza
berjalan dituntun bu Syam di tengah kolam. Keasyikan Rara, Arum dan Fafa di
kolam dangkal. Juga aksi mengendap-endapnya Dika, Aleeta, Dirgan, Opal memasuki
prosotan. Lantas mengamati saya yang sibuk membantu Bu Septi memandikan,
memakaikan baju rekan-rekanmu.
Tatap tajammu selalu mengena,
Sayang. :D Membuat saya menghampirimu dan menerima ajakanmu untuk mengantarmu
ke mobil yang membawamu kemari tadi, ya kelas renang usai, kisah kita dimulai.
^O^
Di usiamu yang masih 3,5 tahun,
terlalu dini untuk masuk taman pendidikan, tapi berkat itu kita bertemu bukan?
^^ Saya percaya, satu sekolah memiliki jawaban sama tentang pemilik wajah
terimut dan termenggemaskan :D iya kamu Rizaaaaaaaaal :D si Pipi Bakpao bermata
lebar tapi meyipit diujungnya. Mata yang diam-diam menatap sok tak peduli namun
jika ditinggal pergi malah menghampiri, mengajak bermain dan berlarian di teras
sekolah. :D Mana ada yang bisa nolak. :D Tentu saja sikap pantang menolak yang
teriring ingatan bahwa kamu adalah bocah 3,5 tahun yang jarang bermain sebegitu
antusiasnya. Lebih sering mengamati dibanding terlibat langsung. Lebih sering
mengobservasi daripada menggabungkan diri.
Guru Lukis Yang Payah! (Setiap
Jumat Pagi di Kelompok A)
Tertawalah! Silahkan. Saya tidak
akan sakit hati ketika kamu menertawakan apa yang kita gambar jumat lalu di
kelas lukis. Pembelajaran tanpa persiapan yang benar-benar membuat saya
belajar. Menjadi seorang Guru Lukis untuk kelompok A.
Jujur! Saya tidak pandai dalam hal
grafis atau lukis, dan menggambar terkadang adalah pilihan terakhir kegiatan
yang ingin saya tekuni. Mewarnai saja sering kacau hahaha tapi saya diwajibkan
mencoba. Maaf membuatmu menjadi bahan percobaan :D
Lagi-lagi bukan soal keberhasilan,
namun bagaimana mengajakmu untuk mau dan berani melakukan suatu hal hmmm
melalui banyak bujuk rayu tentunya. Tapi jujur, masuk pertama saya terpesona
oleh kesungguhan Sika menggambar. Haha dengan gambar contoh yang agak absurb
hingga menimbulkan perdebatan antar guru. Tas atau gelas. :v Teman – teman
mungil berhasil meniru gambar saya. setidaknya berbentuk sama :”)
*agakmenghiburdiri*
Tak berhenti pada menarik ragam
garis sampai membentuk satu gambar, ada sesi mewarna untuk anak. Selembar
kertas berisi gambar yang telah dikopi sebanyak anak, lantas mengajak kamu dan
semua rekan mewarna sesuai urutan. Dari ukuran yang diwarna, posisi dalam
prioritas fokus gambar, juga gradasi warna. Jelas, bu Uun memiliki gudang
pemakluman yang cukup lebar pada ruang belajar saya di kelas lukisnya. *suwun
Bu :*
Manisnya
Roti Lapis. (Kamis, 18 September 2014)
Bersama
kamis pagi yang selalu manis, kamu dan semua rekan menghambur dipelataran
sekolah. Mewarnai teras dengan orange cerah. Kursi dan meja mungil sesak oleh
banyak raga. Jelas menghambur menjadi satu. Membawa misi sama dengan selai beda
rasa. :D Ayooo membuat roti lapis. ^_^ Sandwich ala Permata Hati ^_^
Itu
adalah cinta, Nak! (Senin, 7 Oktober 2014)
Tangan mungil itu menggenggamku
lebih erat. Bibirnya mengerut sebab takut. Segera ku bopong ia, sebelum sebuah
tangis pecah di hari penuh abdi cinta ini. 10 Dzulhijah adalah bukti cinta
banyak hamba kepada Illah.nya. Pun sama, atap Permata Hati sudah ramai sedari
pagi. Kambing-kambing itu siap menjemput ajal dalam bismillah sembelihan.
“Ndak papa kok Yasmin. Cuma agak
takut tadi Bu.” Jelasku pada Bu Evi saat melihat Yasmin meringkuk dalam peluk
saya.
Lisan ini lirih membisik. Maafkan
kami nak, sebab pandang dinimu yang terhias darah penyembelihan. Kesakitan dari
binatang muda ciptaan.Nya. Seolah kami adalah tersangka penuh tega mengambil
nyawa dari binatang tak berdaya. Percayalah Nak, itu bukan pengorbanan sia-sia.
Dalam kepasrahan para binatang itu, meski sesekali terdengar erangan sakit, di sanalah
cinta itu ada. Nyata mengudara dengan banyak doa. Nyata terbukti dalam rela
mengabdi. Nafas itu berasal dari Lillah dan biarlah kembali hanya sebab dan
kepada.Nya pula. Sekali lagi, itu bukan pengorbanan Nak. Itu adalah pengabdian.
Sebab dalam cinta tak ada pengorbanan. :”) Batinku gerimis seusai bisik itu
reda. Mengerti atau tidak, akan ada masanya Allah membuatmu mengerti akan makna
cinta itu sendiri.
Diingatkan pada siklus Utang,
Zakat, Kebutuhan!
(Kamis, 16 Oktober 2014)
Goro Assalam diserbu kerumunan bocah
berbaju orange. Menyerang rak-rak makanan dengan riuhnya. Yups, menyelaraskan
putaran tema agar anak tak sekedar mendengar cerita, kali ini anak diajak untuk
berbelanja kebutuhannya. Ya masih kebutuhan sampingan sih, tapi bukan itu
pointnya. Anak diajak untuk berbelanja jajan (kebutuhan anak saat itu) dengan
alokasi dana yang telah ditetapkan. Menyeleksi ragam jajan yang ingin dia beli
dengan sadar diri. Haha cukup tersenyum lucu melihat Ayun dan Arum bingung
memilih snack yang mana. Atau cukup dibuat bingung oleh Galih yang tak kunjung
mengambil makanan sebab banyaknya larangan dari sang bunda. Atau Rayhan dan
Ilham yang sibuk memasukkan banyak macam makanan tanpa pandang harga haha Lucu.
:D
Lantas dari sekian banyak tingkah
anak-anak itu, fikirku mengudara pada siklus keuangan keluarga. Arus utang,
zakat, dan kebutuhan yang harus benar-benar dijalankan dengan konsisten. Harus
tahan godaan untuk membeli sesuai kebutuhan :D Ya mengingat saya gampang
tergoda oleh bonusan. Misal, saya tidak terlalu butuh sambal terasi tapi akan
membeli sambel terasi yang berbonus mangkok cantik :D. Tidak terlalu butuh
pelembab rambut tapi akan beli ketika berbonus pita cantik. :v Juga label harga
yang sering kali miring, hmm alibinya sih ah siapa tahu kelak saya akan
membutuhkannya. :D Tahan godaan Ris! :v
Merawat Takwa Bersama, (Jumat, 24
Oktober 2014)
Tidak
ada kembang api yang menghias langit
malam, tidak seramai 1 januari setiap ganti kalender tapi malam permata hati
ramai di hari pertama hijriyah berhijrah masa. Merayakan tahun baru islam dengan
malam bina iman dan takwa. Mengisi sore dengan cerita hikmah para nabi, shalat
berjamaah lanjut muroja’ah, juga tentang full day untuk semua kelompok B.
Benar- benar full day at school. Pagi hingga siang pembelajaran seperti biasa,
lalu sore pukul tiga kembali ke sekolah dengan amunisi menginap masing-masing.
Malam terisi tawa dan canda permainan sederhana tanpa pandang kelompok kelas.
Menyatu dan berbaur menjadi satu.
Pagi menawarkan cerita baru tentang
menginap bersama teman di sekolah. :D Semangat Pagi di Hari Pertama Hijriyah
^_^
Sumpah Pemuda (Senin, 28 Oktober
2014)
Kemungkinan mereka belum mengerti
kegiatan apa ini, berbaris rapat dengan kakak SD, memberi hormat, menyanyikan
lagu, juga pengibaran sang merah putih, jelas kemungkinan itu terbuka lebar.
Tak apa, upacara hari sumpah pemuda toh masih pada tahap perkenalan ^_^
Ayo baris teman-teman ^_^ Menyapa
kembali tiga ikrar pemuda bangsa di masa lalu dengan semangat yang terwariskan
hingga masa kini.
“Kami Putra dan Putri Indonesia
mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia
mengaku bertumpah darah satu, tumpah darah Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia
mengaku berbahasa satu, bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”
Unjuk Gigi (Kamis, 30 Oktober 2014)
“Mana gigimu?”
“Ini gigiku...Hiiiiih” Seru
anak-anak kompak. Meringiskan gigi, memamerkan gigi gigisnya. :D
Ditemani Ibu – Ibu dokter dari
Puskesmas Purwosari, anak-anak diajak menggosok gigi dengan benar. Dengan Dina
dan Dzacky memberi contoh di depan masa lantas dilanjutkan pembagian
seperangkat alat membersihkan gigi kepada setiap anak. Ayoo senyum gigi sehat
^_^
UJIAN Haha (Senin-Selasa, 2-3
November 2014)
Huuuuuuuuuuuuuuuuuuuuaaah! Berbekal
daya yang masih ada. haha tragedi 1 november di Kaki Lawu jelas cukup menguras
tenaga. Terlebih dengan riuhnya deadline
naskah, ujian pembuatan RKH saya lalui dengann penuh syukur. Bersyukur masih
mampu melewati :v
Jujur, jika niat membandingkan
dengan rencana kegiatan teman-teman tentu dengan mudah saya berputus asa.
Mereka kereeeeeeeeeeen! Kreatif men! Saya? Haha terlampau sederhana. Dan
setelah tereksekusi, berharap anak-anak tidak terbunuh bosan dalam kelas saya.
Mengingat ini adalah ujian, sepertinya saya tidak boleh terlalu banyak bermain
dengan anak-anak. Pun mengingat betapa tidak sukanya saya dengan formalitas,
kali ini saya hanya berusaha profesional sebagai seorang mahasiswi magang :D
ada prosedur yang memang harus saya jalani dengan senang hati.
Lalalalalalalala.
Dimulai dengan kelas pengamatan dan terbimbing
yang kerap membuat saya terkantuk. Baiklah terlepas dari aktivitas malam saya
(entah latihan atau mengerjakan deadline
-_-) menonton tanpa terlibat selalu mampu menidurkan saya. Untungnya kelas
terbimbing berlangsung tidak lama. Dalam kelas yang tidak lama itu ada lumayan
banyak bekal untuk langkah selanjutnya. Tentang aktivitas motorik, pembiasaan,
hafalan, juga sistematika rkh yang benar :v. Dan masa hafalan adalah sesi
paling mengharukan, bagi saya, teman-teman kecil saya itu. Anak-anak itu adalah
pemilik keberuntungan yang tidak dapat ditukar dengan apapun. Lahir dan
dibesarkan dalam sebuah atap keislaman sejak dini. ^_^ setidaknya tidak perlu
meminjam Tuhannya teman dulu. :”)
Kelas berlanjut pada proses mandiri
mengelola kelas. Well, jujur saja. Pengelolaan saya cukup buruk :3 Anak-anak
kerap uncontrol bersama saya. Maunya
main tanpa aturan mulu. :D Ya bahagia sih, tapi kan proses pembelajarannya jadi
ndak terarah. Dan kalau sudah demikian? Guru kelas akan membantu saya. (Terima
kasih Bu :* Peluk Cium deh). Melalui tepuk atau lagu, mengajak anak untuk
berfokus pada saya sebagai pusat gravitasi. Gag boleh gagas hal lain selain
saya. Hahaha senangnya diperhatikan penuh rela oleh mata-mata malaikat kecil.
Ujian Praktek mengajar adalah puncak
dari proses magang. Hmmm jujur, jika di kelas kuliah, remidi adalah tentang
pengulangan ujian, kalau boleh, saya remidi saja. Biar saya memiliki waktu lebih
bersama anak-anak. :”( Ujian dimulai,
aroma perpisahan mengudara. Sungguh, saya belum siap move on dari anak-anak. :”( Agak lancang ketika saya berharap
menjadi pengajar di sana. Bagaimana tidak? Teman-teman saya jelas lebih
berkompeten dibanding saya, hla wong
saya taunya Cuma main sama anak :”( taunya gimana biar mereka mau nyoba
mengerjakan, taunya Cuma lagu itu itu aja, bahkan sering minta ajarin nyanyi
sama anak-anak. :”( Huwaaaa tapi perasaan enggan berpisah itu malah kian kuat.
:”( Ya Rabb, semoga kesempatan bermain bersama mereka itu masih ada. :”)
Aamiin.
Kandang Binatang (Kamis, 13
November 2014)
Prakarya terakhir bersama Bu Guru
PPL. Menabahkan hati untuk tidak jatuh sayang terlalu dalam kepada sebocah
Syamil dan Faizah. Keakraban yang hadir di masa nyaris perpisahan. Syamil yang
baru masuk namun mau menerima saya sebagai teman lelarian mengejar Hafidz,
lantas menunggui saya selesai shalat dan tidur dipangkuan saya (ada bahagia
tersendiri melihat seorang bocah tidur dipelukan, :”) ) atau Faiza yang mulai
mau bersuara dalam nyanyian, haha masih belum terlalu jelas sih tapi senang
bisa melihatnya menggerakan bibir seakan hendak mengikuti saya bernyanyi. Juga
lengan mungilnya yang mengikuti gerakan lagu “bermain layang-layang”. Dan kamu
yang sekarang lebih sering bermain dengan teman-temanmu tapi sesekali masih
berlari memeluk saya dari belakang sambil berteriak “Bu Guruku” ^_^ Suku Kata
“Ku” yang ammm menyenangkan. Haha
Dan kamis ini, resmi menemani A2
membuat kandang ayam. Menemani Sika, Ifah, Rafif dan Ilham Arjuna, empat ayam
itu berhasil dibuatkan rumah. :D Proses penantian merekatkan lem yang cukup
menguras sabar.
Perpisahan
Hukum
semesta tentang pertemuan yang bersanding dengan perpisahan itu nyata ada dan
valid terbukti. Ketika kamu tersapa temu, kamupun harus siap terjamah pisah.
Pertemuan awal september telah mencapai ujungnya di november. Dan harusnya saya
cukup tahu diri untuk tidak terlalu jatuh hati di Permata Hati, setidaknya
harus mengatur sedalam apa rasa itu boleh ada untuk hubungan yang berlangsung
selama tiga bulan. :”(
Dada ini sudah menyesak sejak
langkah pertama pemberangkatan ke sekolah. Tanpa mengindahkan dan menggagas
berapun nilai di kertas putih kelak (beberapa rekan sudah sibuk bertanya
tentang nilainya =,=), sungguh saya tidak peduli. Ayolah, memangnya dengan
nilai A kenangan selama tiga bulan itu akan benar-benar terwakili? Dengan nilai
B kenangan selama tiga bulan itu akan benar-benar terjaga? Atau malah kandas
seketika? Intinya nilai itu tidak ada apa-apanya dibanding dengan apa yang
terjalin selama tiga bulan. Canda tawa bersama anak-anak, kelas orang tua
bersama curhatan para bunda tentang biduk rumah tangga hingga kebijakan negara,
ilmu-ilmu guna pengkaderan sejak dini untuk generasi rabbani, kesabaran yang
melebar dalam rengkuh peluk hangat nan bersahabat rekan rekan seatap,
arrrgggghhh semuanya itu bagaimana saya harus berpindah dan menyatakan pisah
tanpa air mata? :”(
Belum apa-apa saya malah sudah rindu
duluan :”( Lantas dalam riuhnya kabar rindu, maka saya titipkan banyak harap
untuk rekan mungil yang mengajari saya banyak hal mengenai kesabaran. :”)
Semoga langkah kalian kian lurus dalam membawa amanah manusia bertakwa. Semoga
cita kalian kian mendekatkan pada Allah Ta’Ala. Semoga ridho dan rahmat.Nya
selaras dengan jejak jejak yang akan kalian ciptakan. :”) Dari jauh, ada saya,
guru PPL yang menyanyangi kalian :”) Dari jauh, ada saya, mahasiswa PPL yang
mencintai ukhuwah ini. :”) Semoga ada ijin.Nya untuk dipertemukan kembali... (Aamiiiin....)
0 comments:
Post a Comment