Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
Senin,
07 Oktober 2013
Kehadiran banyak adik tanpa ikatan
darah lagi-lagi memberikan ruang belajar. Celoteh dan curahan hati mereka yang
kerap tanpa batas nyata memberikan sumbangsih pada ruang menatap banyak hal.
Hmm lagi-lagi-lagi bukan perkara siapa harus belajar dari siapa, bukan perkara
siapa lebih tua dari siapa, namun siapa yang mau saling belajar dari banyak
perbincangan, siapa yang mau saling belajar dari saling mendengarkan, siapa
yang mau belajar dan memberi kesempatan paham.
Bukan teori Santrock atau tokoh
parenting lainnya, ini hanya sebuah pengamatan dari seorang yang hanya mampu
mengamati sekitar, pengamatan dari ruang dengar juga pandang. Menajamkan
telinga, menjernihkan mata, ada banyak Adik yang rekening afeksinya terisi
hampa. Kosong akan perhatian dan
kepedulian dari orangtuanya, terganti dengan nominal rupiah tarik tunai yang
selalu mengalir seiring kerinduannya pada sentuhan lembut orangtua. Hmmm barangkali
memang masih cukup banyak orang tua terutama Ayah, mengira bahwa yang
dibutuhkan anak anak dan keluarga adalah uang untuk makan, pendidikan, mainan,
kesehatan, dll.
Ayah terkadang merasa berhak
melupakan anaknya karena kesibukan mencari uang. Banyak orang tua merasa berhak
meminta anak-anaknya menjauh ketika ada pekerjaan kantor yang harus dilanjutkan
di rumah. Tidak sedikit bahkan akhirnya menganggap anak anak menjadi gangguan
kerja dan lupa bahwa alasan utama sebenarnya mereka bekerja adalah untuk anak
anak dan keluarga.
Jika uang adalah masalah sebagian
orang tua Indonesia, maka orang tua di Indonesia harus lebih kreatif untuk
mulai memberikan begitu banyak kebahagiaan pada anak anak mereka dengan sesuatu
yang tidak menuntut biaya tinggi. Cinta ; waktu ; dan perhatian. Begitu banyak
kebahagiaan yang bisa diberikan pada anak anak tanpa harus merisaukan masalah
keuangan. Ketika anak anak bercerita dengan antusianya pengalaman mereka, yang
mereka butuhkan adalah orang tua yang
mendengarkan dengan penuh perhatian dan keingintahuan. Ini akan membuat
mereka percaya diri dan merasa berharga. Ketika mereka menggambar, menulis, dan
menunjukkan hasil karyanya yang dibutuhkan adalah sedikit pujian ringan,
kebanggaan dan juga sedikit kekaguman hal tersebut akan membuat mereka
berharga, berprestasi dan diakui menjadi seorang. Ketika mereka menunjukkan
berat badannya sudah bertambah, tubuhnya beranjak besar atau larinya kian cepat
yang mereka butuhkan adalah wajah
bahagia nan cerah atas peningkatannya. Memberikan tanggapan positif,
menunjuknya sebagai anak hebat, jagoan atau semacamnya. Sebuah komentar
sederhana yang memotivasi agar ia kian rajin dan terus menjaga pola makan demi
kesehatan. Ketika anak-anak berpakaian dengan baju baru atau baru saja mandi
dan berdiri tegak di depan kita, mereka sebenarnya menunggu kita mengatakan
betapa mereka harum, betapa mereka menarik dan mampu membuat bahagia. Testimoni
yang sangat boleh ditutup dengan peluk atau cium kepada anak. Dengan demikian
anak-anak akan merasa percaya diri dan memiliki harga diri. Langkah awal
memberikan konsep diri positif kepada anak. ^_^
Ketika anak-anak menangis, terluka,
dan bersedih mereka ingin orangtua memberikan perhatian, simpati, serta rasa
sepenanggungan. Satu hal yang akan membuat mereka merasa diperhatikan, pun
dengan menanamkan rasa kepedulian. Dan sebagai orang yang lebih dewasa tentu
tahu kadar yang tepat bersikap mengayomi tanpa membuat anak merasa sangat
dimanjakan. Tidak selalu membenarkan namun mengarahkan kearah kebaikan. :”)
Ketika anak-anak bertengkar,
tertindas, merasa terancam dan ketakutan. Bukan uang yang paling bisa
menentramkan hati mereka. Saat itu mereka butuh pelukan yang akan membuat
nyaman, merasa aman dan terlindungi, dijaga serta dipertahankan. Sebelum kita
bisa membicarakan masalah sebenarnya bersama anak-anak.
Ketika anak-anak bermain, mereka
jelas ingin ditemani dan menganggap orangtua adalah teman sebaya, teman
sepermainan terbaik didunianya tanpa jenjang batas usia. (Itulah menjaga sikap
kekanak-kanakan itu perlu, setidaknya disana kita belajar memandang dari sudut
pandang anak :”)) Sehingga mereka merasa diperlakukan secara setara, adil dan
tentu berharga. Begitu banyak ‘ketika’ lain yang membuat anak-anak bahagia
tanpa mengeluarkan rupiah atau mata uang apapun. Kita boleh tidak punya uang,
namun tetap memiliki waktu, cinta, dan perhatian untuk anak-anak. :”) Semangat
Belajar Ayah, Bunda ^_^
0 comments:
Post a Comment