Rss Feed
  1. Dear Tuan Pamrih !!

    Monday 24 September 2012




    Rabu, 19 September 2012
                    “kamu di bayar berapa buat pentas semalem ?”
                Itu sms dari penonton sekaligus teman (untuk mempermudah posisi dia dalam daftar hidup saya). Asli saya greget sekali. Rasanya ingin membalas sms itu tapi kayaknya kok enggak penting gitu.



     Dalam kepanitiaan saya juga menjadi humas. Huhu agak repot ternyata!! Soalnya selain harus fokus latihan dalam proses pementasan juga tidak boleh lupa dengan peran dalam kepanitiaan. Padahal kalau secara dipandang profesional itu tidak boleh. Panitia ya panitia aja enggak usah ikut main gitu but di PERON itukan ceritanya lagi belajar yaa wajar (katanya).
                Alhamdulillah, penontonnya banyaaakk, tiket 200 lembar abis tanpa ampas #yeaaahh

    Bareng Mis Mumunce

                Maryam juga dayang haha iyalah masa saudara kembar siam di hatinya mau perform kagak dateng (saya maksudnya). Saya bahagia atas kehadirannya, serupa suport tanpa pom pom, terlebih saya sempet merasa sendiri saat melihat Sitha sama Mas Sandi saking nyemangatin pas mau pentas, Mas Okta menenangkan Marsha, Rija sama Puput, huaaaah rasanya kok yaa nyesek gimana gitu hahha but I have Maryam :P. She is my heroo pokoknya :D mumumumuuuuumu
                   Dan di sela banyaknya penonton itu, ada satu insan yang tak saya yana dateng. Benar benar penonton tak terharapkan. Sebutnya saja nama tokoh ini si P. Oke.sip!!
                Si P itu teman satu organisasi saya, saya agak kurang sreg sama sifatnya yang ammm kayak bakwan gitu. Mlempem dan bikin slilitan.
    Tadi siang sehari setelah malam pementasan dia bertanya tentang honoroium pementasan. Asli ndak penting banget kan?! Harus ya semua di nilai dari materi?! Harus gitu?!!! Terus misal kalo enggak gitu dosa banget apa yaa?!HERAN.

                    Saya ingin mengetik:
                “Penting banget yaa buat tahu di bayar ato gagnya artis dalam setiap pementasan?!hah apa Cuma sekedar uang alat ukurnya?! Sebuah Proses pementasan teater (khususnya) itu bukan soal uang atau honorium. Itu lebih ke totalitas dan loyalitas dari tiap elemen yang terlibat. Kamu pikir seusai perform semua langsung duduk melingkar lalu satu persatu menerima cek dengan nominal rupaih yang banyak nol.nya hah?! Gag bung!!
                Kita proses untuk mengapresiasikan seni. Menyampaikan pesan tanpa maksud menggurui. Berbicara namun dalam peran drama. Bukan hanya untuk di dengar namun juga di resapi. Kami tak terlalu pandai berorasi seperti kamu yang teriak teriak di depan kantor pemerintah untuk menurunkan harga sembako. Kami sebagai seniman sering bermodal tinta untuk bersuara. Diam bertindak dalam kata. Memang tak semua terdeangar, namun apa kamu kira teriakanmu itu jelas terdengar?!
                 Oke. Saya tidak mempermasalahkan cara kita untuk menunjukan eksistensi diri, karena setiap insan memang memiliki cara masing masing tho?! saya hanya ingin sedikit berbagi. Ehmm bukan ding anggap saja saya sedang berbicara mengenai cara pandang. Jika bagi kamu rupiah adalah tolak ukur eksistensi. Sudah berapa milyar yang terkumpul olehmu?! Bukankah kamu bisa dikatakan aktivis kepanitiaan yang ada dimana mana?!”
    Saya bermain peran bukan untuk mencari nominal.
    Saya hanya ingin sedikit memandang dari sudut yang berbeda sembari berapresiasi pada seniman seniman hebat tentunya. Terima kasih sudah datang!



  2. 2 comments:

    1. Selamat bergabung dalam Kelompok Peron Surakarta Mahasiswa Pekerja Teater FKIP UNS. Saya alumni PERON.... 5 Tahun bergabung... terlibat dalam puluhan produksi. Saya tidak pernah dan tidak mengharapkan imbalan. Mampir ke blog saya ya hroen20.blogspot.com

    2. RisaRiiLeon said...

      Subhanallah :") Salam kenal mas :") Mas alumni angkatan berapa? Alhamdulillah saya kemarin sempat berproses untuk pentas produksi 67 mas, :) pentas produksi pertama untuk si bawang kencur ini :D sebelumnya hanya didepan layar jadi lighting :D Kebersamaan dan kekeluargaan lebih dari cukup untuk imbalan apapun :") banyak hal yang tidak diukur dengan materi :")Proses berkesenian di teater selalu memberi kesan indah bagi saya :")

      Hehe terima kasih atas apresiasinya mas :)