Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
“Ihh mbak lah gag pinter *saya syok
mendengarnya hahahha* bapak itu naik mobil pick up, terus sepedanya Ria dibawa
pakai mobil pick upnya itu. Gitu mbaaa!” ucapnya dengan gemas. Hahah saya juga
jadi ikutan gemas. Sekali kali menguji kesabaran mereka itu perlu, biar mereka
juga belajar menjelaskan, pikir saya. Haha
Ria, Produknya, dan temannya |
Disela pesta busa saya dengan
berember ember rendaman pakaian, ada suara kecil memanggil dalam untaian salam
dari arah depan blok.
“Assalamualaykum, mbaak, beli gelang
dong, bagus lo mba ini. Ayo mba sini mba beli gelangnya.” Tawar mereka dalam
seruan ala pedangang bawang.
Masih dengan berlumur busa dan aroma
detergen, aku melenggang menuju sumber suara. Dan?
Olalala, ada dua gadis mementeng
sebuah hand made berupa gelang dengan warna warni dan aneka model.
“Ayo mbak ini beli gelangnya. Murah
lo, cantik cantik lagi!” tawarnya berulang.
“Ini siapa yang buat Nduk? Ih iya i
cantik!” seruku dalam kekaguman.
“Aku dong mba.. Baguskan. Ayo mba
beli. Ntar mba jadi cantik!” Tawarnya dengan bumbu rayu.
“Iya mbak. Beli ya...Aku inget lo.
Mba namanya Mba Risa kan?” tatapnya memastikan benar itu nama saya.
Tercerminlah kebenaran atas tebaknya dalam senyum simpul saya. “Tuh kan aku
inget!”
Mereka berdua merupakan salah dua
santriwati di TPA yang dibina Lembaga Dakwah Kampus saya. Dan beberapa kali
saya berkesempatan menyapa mereka selepas ashar. Meramaikan masjid juga
merdermakan sepenggal ilmu yang saya peroleh kepada mereka bocah dengan
semangat empat lima. Dan keajaiban sekali, ketika saya yang hanya beberapa kali
menyambang kelas TPA mereka, masih teringat. Subhanallah memori mereka.
“Ayoo mbaa, beli yaa...!” kali ini
Salsa memasang wajah memelas.
“Iya mba beli, nanti ini bisa
dipesen lo mbaa!” timpal Ria, santriwati paling kritis dan banyak kata.
“Bentar dong, tak milih milih dulu
Nduk!” tenangku pada kerisauan mereka. “Aku suka yang warna ungu ini, tapi ini
kecil adane!”
“Jadi mba suka yang ini? tapi
kekecilan. Bentar ya mba, aku buatin!” ucapnya seraya berlari meninggalkan saya
dan Ria.
“Ciee Ria sepedanya baruuu!” goda
saya kepada bocah yang sedari tadi lalu lalang di depan blok saya.
“Iya dong mba. Bagus kan!” katanya
penuh kebanggaan.
“Iya bagus!” puji saya tak mau
kalah. “Fitrahannya Ria buat beli sepeda to ceritanya?”
“Iya mba. Kemarin ditemenin bapak
beli sepedanya.”
“Oh sama bapak to. Ria beli dimana
emang?”
“Di sana itu lo mba.” Jawabnya
sambil menunjuk arah barat.
“Kertasura?”
“Iya.”
“Hwah jauh ya. Ehm berati Ria itu
pas pulangnya langsung naik sepeda gitu dari kertasura?”
“Hwah mbak iki. Yo enggak buw mba.
Jauh og. Capeklah Ria kalo naik sepeda dari Kertosuro!” wajahnya sok manyun.
“Hahaha hlaa kan Ria kuat. :D Hla
terus gimana Ria bawa pulangnya?”
“Bapak yang bawa pulang.”
“Bapak?” alis saya bersatu. “Bapak
naikin sepedanya Ria?”
Orange Ria, Yang Hitam temennya Ria (maaf saya lupa ini haha) |
“Ohhhhh gitu!” saya ber_oh ria. “Eh
hla kenapa beli sepedanya warna merah? Kenapa enggak warna ungu saja? Kaya
punya mba tuh si Vio, lucu kan!” goda saya lagi.
“Ria enggak suka warna ungu og mba.
Ungu itu warna janda lo mba! *saya hanya tertawa ahahha bocah ini* Ria itu
sukanya warna merah mba!” tegasnya.
Sembari menunggu gelang pesanan saya
yang masih dalam proses pembuatan saya meneruskan perbincangan dengan Ria,
santriwati yang susah kalo dianggurin. :D Dia banyak bercerita tentang libur
lebarannya kemarin, juga rencana libur lebarannya tahun depan yang akan
digunakan untuk menjenguk saudaranya di tanah seberang, Sumatera hingga
ajakannya untuk car free day barenga bareng (kapan kapan gitu bilangnya haha). Juga
proses kreatif yang sedang dijalankan bersama teman temannya itu. Usaha jualan
gelang, bisa dipesan dan siap antar, gitu katanya. Subhanallah.
Mereka dengan kemandiriannya, mereka
dengan keceriaannya, mereka dengan dunia bermainnya, mereka dengan
kekompakkannya. Mengajari saya banyak hal, untuk lebih kreatif memanfaatkan
barang barang yang terdiamkan didasar lemari. Ya, kata mereka, bahan dari
gelang gelang itu mereka dapatkan Cuma Cuma (secara tidak langsung). Sebab
mereka menemukan barang barang itu dilemari salah satu dari mereka, lalu dengan
inisiatif mereka dibuatlah gelang aneka bentuk dan ukuran. Manik manik yang
dianggurkan berubah dalam sekejap. Menjadi penghias tangan yang cantik. Menjadi
penyalur ide kreatif si bocah cerdik. Oh dear, sinilah tak peluk :D saya gemas
:D saya kagum :D Minggu pagi, 19 Agustus 2013, perhatian saya tak lagi hanya
pada seember pakaian yang minta dijemur, kagum saya tak lagi hanya pada molto
ultra yang super harum. :D semuanya tercuri pada bocah bocah itu :D
“Riaaa,
see you at TPA ya :) maaf lahir batin lagi yaa” Tutup saya menyudahi
perjumpaan pagi itu.
Ini dia contoh produk mereka yang minta tolong dipromosiin keteman teman saya haha
Produk Handmade Ria Dkk |
Tiga gelang cantik |
0 comments:
Post a Comment