Rss Feed
  1. Bisa Pesan Antar

    Thursday 22 August 2013

    Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
    Ria, Produknya, dan temannya




                Disela pesta busa saya dengan berember ember rendaman pakaian, ada suara kecil memanggil dalam untaian salam dari arah depan blok.
                “Assalamualaykum, mbaak, beli gelang dong, bagus lo mba ini. Ayo mba sini mba beli gelangnya.” Tawar mereka dalam seruan ala pedangang bawang.
                Masih dengan berlumur busa dan aroma detergen, aku melenggang menuju sumber suara. Dan?
                Olalala, ada dua gadis mementeng sebuah hand made berupa gelang dengan warna warni dan aneka model.
                “Ayo mbak ini beli gelangnya. Murah lo, cantik cantik lagi!” tawarnya berulang.
                “Ini siapa yang buat Nduk? Ih iya i cantik!” seruku dalam kekaguman.
                “Aku dong mba.. Baguskan. Ayo mba beli. Ntar mba jadi cantik!” Tawarnya dengan bumbu rayu.
                “Iya mbak. Beli ya...Aku inget lo. Mba namanya Mba Risa kan?” tatapnya memastikan benar itu nama saya. Tercerminlah kebenaran atas tebaknya dalam senyum simpul saya. “Tuh kan aku inget!”
                Mereka berdua merupakan salah dua santriwati di TPA yang dibina Lembaga Dakwah Kampus saya. Dan beberapa kali saya berkesempatan menyapa mereka selepas ashar. Meramaikan masjid juga merdermakan sepenggal ilmu yang saya peroleh kepada mereka bocah dengan semangat empat lima. Dan keajaiban sekali, ketika saya yang hanya beberapa kali menyambang kelas TPA mereka, masih teringat. Subhanallah memori mereka.
                “Ayoo mbaa, beli yaa...!” kali ini Salsa memasang wajah memelas.
                “Iya mba beli, nanti ini bisa dipesen lo mbaa!” timpal Ria, santriwati paling kritis dan banyak kata.
                “Bentar dong, tak milih milih dulu Nduk!” tenangku pada kerisauan mereka. “Aku suka yang warna ungu ini, tapi ini kecil adane!”
                “Jadi mba suka yang ini? tapi kekecilan. Bentar ya mba, aku buatin!” ucapnya seraya berlari meninggalkan saya dan Ria.
                “Ciee Ria sepedanya baruuu!” goda saya kepada bocah yang sedari tadi lalu lalang di depan blok saya.
                “Iya dong mba. Bagus kan!” katanya penuh kebanggaan.
                “Iya bagus!” puji saya tak mau kalah. “Fitrahannya Ria buat beli sepeda to ceritanya?”
                “Iya mba. Kemarin ditemenin bapak beli sepedanya.”
                “Oh sama bapak to. Ria beli dimana emang?”

                “Di sana itu lo mba.” Jawabnya sambil menunjuk arah barat.
                “Kertasura?”
                “Iya.”
                “Hwah jauh ya. Ehm berati Ria itu pas pulangnya langsung naik sepeda gitu dari kertasura?”
                “Hwah mbak iki. Yo enggak buw mba. Jauh og. Capeklah Ria kalo naik sepeda dari Kertosuro!” wajahnya sok manyun.
                “Hahaha hlaa kan Ria kuat. :D Hla terus gimana Ria bawa pulangnya?”
                “Bapak yang bawa pulang.”
                “Bapak?” alis saya bersatu. “Bapak naikin sepedanya Ria?”
    Orange Ria, Yang Hitam temennya Ria (maaf saya lupa ini haha)
                “Ihh mbak lah gag pinter *saya syok mendengarnya hahahha* bapak itu naik mobil pick up, terus sepedanya Ria dibawa pakai mobil pick upnya itu. Gitu mbaaa!” ucapnya dengan gemas. Hahah saya juga jadi ikutan gemas. Sekali kali menguji kesabaran mereka itu perlu, biar mereka juga belajar menjelaskan, pikir saya. Haha
                “Ohhhhh gitu!” saya ber_oh ria. “Eh hla kenapa beli sepedanya warna merah? Kenapa enggak warna ungu saja? Kaya punya mba tuh si Vio, lucu kan!” goda saya lagi.
                “Ria enggak suka warna ungu og mba. Ungu itu warna janda lo mba! *saya hanya tertawa ahahha bocah ini* Ria itu sukanya warna merah mba!” tegasnya.
                Sembari menunggu gelang pesanan saya yang masih dalam proses pembuatan saya meneruskan perbincangan dengan Ria, santriwati yang susah kalo dianggurin. :D Dia banyak bercerita tentang libur lebarannya kemarin, juga rencana libur lebarannya tahun depan yang akan digunakan untuk menjenguk saudaranya di tanah seberang, Sumatera hingga ajakannya untuk car free day barenga bareng (kapan kapan gitu bilangnya haha). Juga proses kreatif yang sedang dijalankan bersama teman temannya itu. Usaha jualan gelang, bisa dipesan dan siap antar, gitu katanya. Subhanallah.
                Mereka dengan kemandiriannya, mereka dengan keceriaannya, mereka dengan dunia bermainnya, mereka dengan kekompakkannya. Mengajari saya banyak hal, untuk lebih kreatif memanfaatkan barang barang yang terdiamkan didasar lemari. Ya, kata mereka, bahan dari gelang gelang itu mereka dapatkan Cuma Cuma (secara tidak langsung). Sebab mereka menemukan barang barang itu dilemari salah satu dari mereka, lalu dengan inisiatif mereka dibuatlah gelang aneka bentuk dan ukuran. Manik manik yang dianggurkan berubah dalam sekejap. Menjadi penghias tangan yang cantik. Menjadi penyalur ide kreatif si bocah cerdik. Oh dear, sinilah tak peluk :D saya gemas :D saya kagum :D Minggu pagi, 19 Agustus 2013, perhatian saya tak lagi hanya pada seember pakaian yang minta dijemur, kagum saya tak lagi hanya pada molto ultra yang super harum. :D semuanya tercuri pada bocah bocah itu :D
    “Riaaa, see you at TPA ya :) maaf lahir batin lagi yaa” Tutup saya menyudahi perjumpaan pagi itu.

    Ini dia contoh produk mereka yang minta tolong dipromosiin keteman teman saya haha

    Produk Handmade Ria Dkk
    Tiga gelang cantik

     

  2. 0 comments: