Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
"Dibaca
yaa, bagus hlo!" kira kira begitu waktu aku mengirimimu sebuah file ebook
berjudul Sang Alkemis.
"Iya,
terima kasih. Masih mengantri di ruang baca dulu ya!" dan kira kira begitu
balasmu tentang perekomendasianku.
Itu
sudah hampir berbulan lalu, sudahkah buku itu masuk dalam bacaanmu? Sudahkah
kamu menyambangi perjalanan Santiago?
Aku
ingin membincangkannya denganmu, tapi sayang sepertinya kamu terlalu sibuk
dengan agenda yang aku tak tahu.
Bukan
aku tidak mencari tahu, berkali aku mencarimu. Ditempat biasa kamu muncul
dengan satu yang melintas dibenakmu. Iya, beranda media sosial. Tapi sayang,
kamu tak juga ada.
Bukan
aku tidak menyempatkan mencarimu, berkali aku mencarimu. Pada sebuah kotak
pesan yang melampirkan namamu sebagai speed dial number one. Taukah, aku
menyukaimu sebab sisi kemanusiaanmu yang ammm berbeda. Ada keistimewaan dalam
perbedaan itu. Sayangnya sisi itu seakan sirna ketika pesan elektroniku dibalas
oleh mesin short message itu. Hmm bahkan jika tak kau balas, barangkali itu
lebih tak mengapa.
Sebentar!
Jangan beralih dulu. Sejatinya bukan ini yang aku tuju, bukan penyalahan atas
tindakmu. Bukan! Aku paham, terkadang keistimewaanmu itu memang membawamu jauh dari
ruang keberadaanku. Ruang rahasia yang hanya ada kamu dan kamu, tanpa aku dan
kita. Seperti aku dan ruangku yang enggan terjamah insan lain, aku paham kamu
pun demikian. Tenanglah, sungguh aku tidak apa apa.
Baiklah,
sebelumnya, apakah kamu mau secangkir teh? Aku ingin membincangkannya panjang panjang.
Bukankah sudah lama kita tidak berbincang sebegini dekat? Setidaknya sudah
lebih dari tiga hari. :)
Hei,
bukunya sudah kamu buka? Sungguh?! itu kabar baik, tentu akan memudahkan kita
menghangatkan bincang ini.
Kamu
pasti sudah bertemu dengan Santiago, iya si tokoh musafir itu. Aku menyukainya.
Hehe bukan suka seperti aku menyukaimu. Meski ada beberapa kesamaan dari
kalian, tetap saja keberadaan Santiago tak senyata keberadaanmu sekarang ini.
Kamu
tahu kenapa aku menyukainya? Sebab Sang Alkemis berhasil memuat pertemuan
Fatima dan Santiago dengan sangat manis. Bagaimana tidak manis, jika sebelumnya
Santiago telah dipertemukan dengan si Putri Saudagar itu dan membuahkan
keterarikan dihatinya namun lihainya takdir membawa Santiago untuk bersama Fatima dalam naungan cinta. Ya, semata sebab Santiago yang menemukan Fatima layaknya
Asad yang menemukan Rossum setelah pernikahannya urung berlangsung dengan
Morgiana.
Bahwa
aku tak pernah menuntut untuk menjadi yang pertama.
Aku
percaya, meski cinta pertama itu menumbuhkan, namun ketika kamu bertemu dengan
cinta yang terakhir (dan ku harap itu aku), melalui cinta terakhirlah kamu akan
terlengkapi. Mengisi kekosongan yang barangkali sempat menyinggahi hatimu.
Selama
kamu masih menyediakan ruang itu untukku menetap, aku sungguh masih legowo
nrimo.
Ruang
itu, ruang yang hanya terisi aku dan kamu. Ruang segitiga sama kaki yang
mengarahkan kita pada sang Maha Cinta.
Ruang
yang memampukan kita untuk saling menuju dalam perjuangan saling memantaskan
diri.
Ruang
yang tentu saja mendekatkan dengan.Nya dalam ketersalingan menjaga fitrah
mencinta.
Dan
aku paham jika ah yaa sering aku dan kamu bersebrangan jalan. Aku ke kanan dan
kamu ke kiri. Aku ke barat, dan kamu ke timur. Aku sibuk menerka dan kamu sibuk
menyimpan tanya.
Tapi
tenanglah, selama masih ada ruang ruang yang aku sebutkan tadi, tak seinchipun
aku meragukanmu. ^_^
Ingat tentang teori Bumi Marco Polo
atau Teori Bumi Ferdinand Magellan, juga Cristopher Colombus. Mereka telah
membuktikan bahwa Bumi itu bulat. Petualangan mereka juga mematahkan anggapan
bahwa bentuk bumi itu datar yang beredar luas di Eropa pada abad pertengahan.
Teori bumi bulat , kepercayaan kuno menyatakan bahwa bumi itu datar sehingga
jika kita menjelajah sampai di pinggir bumi, kita akan terjatuh keruang
angkasa. Kepercayaan ini sebenarnya diprakarsai oleh para pendeta di gereja
katolik. Kepercayaan itu bertahan sampai abad ke 4 SM. Pada masa ini mulailah
para filsuf berfikir bahwa Bumi itu bulat. Namun, kepercayaan itu terkubur
bersama dengan runtuhnya kekuasan Romawi. Sesudah keruntuhan Romawi tersebut,
Eropa berada dalam masa masa kegelapan dan pada masa itulah muncul persepsi
salah bahwa Bumi itu datar. Sebenarnya, Marco Polo dan Cristopher Colombus
tidak pernah menyatakan secara langsung bahwa bumi itu bulat. Namun pelayaran
pelayaran – pelayaran yang dilakukan oleh kedua orang tersebut memperkuat
kenyataan bahwa bumi itu bulat. Orang yang pertama kali membuktikan bahwa bumi
bulat adalah Ferdinand Magellan, seorang penjelajah Spanyol. Setelah Colombus
pada tahun 1492 – 1503 menemukan India dan menemukan jalur perdagangan Asia,
Kerajaan Spanyol mulai memikirkan ekspedisi penjelajahan serupa. Tujuan
penjelajahan Magellan adalah mencari sumber rempah rempah bagi kerajaan
Spanyol. Penjelajahan Magellan dimulai pada tanggal 20 September 1519 dan
berakhir pada tahun 1522. Penjelajahan ini merupakan perjalanan mengelilingi
Bumi yang pertama dilakukan oleh manusia. Penjelajahan ini menggunakan lima
buah kapal, yaitu Trinidad, San Antonio, Concepcion, Victoria, dan Santiago
dengan membawa awak kapal 270 . sebenarnya dia tidak bisa menyelsaikan
penjelajahan ini karena ia mati terbunuh di Filipina tahun 1512. Setelah
kematian Magellan, penjelajahan diambil oleh Juan Sebastian Elcano. Elcano dan
awak kapal lainnya memutuskan meneruskan penjelajahan itu atas nama Magellan. Jadi
sebenarnya teori Bumi itu bulat bukan Teori Marcopolo, tapi Ferdinand Magellan.
Musafir laut itu membisikiku tentang bulatnya bumi. Iya, jikapun kamu berjalan
ketimur terus menerus tanpa berbalik arah ke barat, sekalipun aku berjalan
terusm menerus ke barat tanpa berbalik arah ke timur, selama jalan kita lurus
lurus saja :D selama keyakinan satu sama lain yang pasrah pada.Nya masih ada,
Kelak kita akan bertemu pada koordinat yang jauh dari duga kita.
Teh
mu sudah dingin? Mari ku hangatkan, masih ada bercangkir cangkir teh yang akan
menemani malam panjang kita. Masih ada pahit manis dalam lapang-sempitnya
perjalanan kita. ^_^
0 comments:
Post a Comment