Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
Tiba tiba saya memikirkanmu,
entahlah. Dan menuliskan inipun, saya tak berharap kamu akan membacanya, ini
hanya sebatas penyaluran uneg uneg saya yang sering tak kesampaian berbincang
denganmu.
Sabtu,
24 Mei 2014
Saya ingat benar jabat tangan kita
beberapa waktu lalu, saat kamu bersama beberapa rekanmu asik berbincang di
depan asrama, lalu saya menyapa salah satu rekanmu dan ya akhirnya kita
memiliki sempat berjabat setelah setahun lalu.
Rabu, 22 Mei 2013 adalah perjumpaan
kita kesekian kali dan jabat kita pertama kali. Agak mengejutkan mengingat kamu
sangat mahal senyum saat berpapasan, dan betapa murahnya senyum itu 22 mei 2013
lalu. Kamu bahkan menyapa beberapa rekan yang sepertinya kamu kenal dekat,
rekan rekan organisasimu. Dan saya melihatmu dalam diri yang berbeda, kamu
banyak bicara sedangkan saya masih tertegun menikmati keterkejutanku atas
dirimu yang muncul itu.
Barangkali kamu tidak sadar, bahwa
kamu sering membuat saya cemburu. Kamu dengan wordpressmu yang sarat makna juga
ego. Kamu dengan komunitasmu yang selalu kamu agung agungkan dalam pena. Aku
cemburu dengan luasnya pandang yang kamu miliki, dengan hal hal luar biasa yang
kamu tuturkan dengan apik, dan tentu saya cemburu dengan mereka yang sedia kamu
ajak bincang.
Kedatanganmu dua tahun silam sempat
menarik gravitasi saya, adik tingkat transfer yang sejatinya sebaya dengan
saya? ya, itu kamu. Banyak lisan yang menuturkan tajamnya analisismu, banyak
lisan yang mengabarkan cadasnya buah pikirmu, dan tentu banyak lisan yang tak
segan memuji kecerdasanmu. Dari sekian banyak kabar itu, saya mencari tahu
sosokmu lebih lagi, yaa meski nyatanya tak setiap senyum yang saya lempar
selalu kamu tanggapi, tapi dari lubuk hati saya, jujur. Saya ingin diajak berbincang
olehmu, seatusias kamu berbincang dengan rekan rekanmu 22 mei 2013 lalu bukan
sekedar basa basi “mau kemana dari mana?”. Sebab kamu banyak bicara, maka saya
akan banyak diam dan mendengar katamu dengan sesekali saya menimpali wujud
antusias saya.
Atau barangkali saya memang tak
sepantas itu mendapat kesempatan sekedar berbincang denganmu? Sebab saya tak
secerdas kamu menganalisis sebuah peristiwa, sebab saya tak sepandai kamu
merangkai hipotesa, sebab saya hanya seorang Risa? Ahh sudahlah, pada intinya,
saya benar benar ingin diajak berbincang denganmu, bertukar ilmu dan seperti
katamu, “Saling Mencerdaskan.”
Anggap saja saya pengagummu yang
diam diam dalam sapaan tiap jumpanya berharap ada undangan diskusi. :”)
Pengagum
sekaligus rekan satu atapmu. ^_^
0 comments:
Post a Comment