Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
Senin,
28 April 2014
Setelah bersama waktu itu, jarum jam
pun tak mampu melangkah; detaknya terhenti. Seolah ada yang tertinggal di sana.
Sebuah kenang tentang kita yang saling berjuang, enggan tunduk pada penyerahan
tanpa ikhtiar. Ya, satu hari di awal maret tepat dibawah kangkangan kaki Lawu,
kisah kita terukir di antara arca arca semesta. Sabtu/01/03/2014.
^O^
“Harga membawa rupa?” benarkah? Ah
tidak juga. Nyata kami mematahkan ungkapan itu. Lima puluh ribu rupiah mampu
menyajikan kemewahan pandang sebuah kaki Lawu. Meski tak jenjang, Kaki Lawu
melenggang penuh kenang dalam benak mereka yang pernah menjejakinya.
Bersama hangatnya mentari pukul
sembilan, kami melenggang meninggalkan jantung kota Solo. Menjajaki Slamet
Riyadi hingga ujung Ir Sutami menuju pinggir teduh Kota Karanganyar. Menghampiri
destinasi pertama di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso.
Lima belas ribu pertama yang
tertuang dalam tangki si Mio J kesayangannya. Mengantarkan kami pada sebuah
pandang tak terdefinisikan indahnya kata yang menyambut perjuangan melawan
gravitasi selama hampir dua jam bersama kekuatan maksimum mesin Mio J, 7, 75 PS
dengan torsi puncak 8,5 Nm di 5.000 rpm.
Lantas pecahan enam ribu yang
melayang bersama dua lembar tiket masuk Candi Sukuh. Mengantarkan pada sebuah
keagungan makna perawan di ketinggian 1.186 mdpl. Menyingkap arca saksi atas
pertumbuhan peradaban semasa Kerajaan Majapahit hingga kini, saksi
yang berdiam diri di agungnya singgasana Dusun Sukuh. Memaparkan lika liku
menawan yang menampakkan sisi megah Waduk Wonogiri. Menikmati nyanyian alam
dari gemerisik pucuk cemara.
Lalu enam ribu selanjutnya bersama
dua tiket serupa. Menuju destinasi kedua, Candi Cetho. Setelah melintas dengan
topografi Karanganyar selama empat puluh lima menit, mengacuhkan liukan terjal
di depan mata, kami pun melaju menuju ketinggian 1.400 mdpl. Menyambangi Desa
Gumeng, Kecamatan Jenawi sebagai keberadaan Candi Cetho. Menjamah altar suci
dengan tatanan bangun yang simetri.
Sesuai namanya ‘Cetho’ nyata
menjelaskan makna sebuah kejelasan untuk kami. Di sajikan dengan pesona pandang
pegunungan yang mengitarinya, Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Lawu, juga
menawannya si Gunung Kembar, Sindoro Sumbing. Belum lagi suguhan pemandangan
miniatur Kota Surakarta hingga Klaten. Meski beberapa saat sempat terhalang
kabut pegunungan, namun mata hati kian cerah memaknai sajian semesta.
Kemudian masihkah menilai rupa dari
harga? Enam ribu menjadi sangat timpang jika tak disandingkan dengan syukur
tiada tara atas nikmat pandang tersebut. Dan jelas meski bukan bersama Si Fino,
iya, rekan satu rahim dari Mio J kesayangannya itu. Si Fino Fi yang menawan
dalam kemasan vintage. Si Klasik Yang Asik dengan headlamp menyerupai bentuk
permata, lampu samping serupa daun serta lampu belakang merah delima yang
memukau. Fino yang diam diam mengemas kekuatan mesin 125 cc dilengkapi Fuel
Injection yang terhubung dengan ECU (Electronic Control Unit) sehingga dapat
menghasilkan tenaga 11,4 PS dan torsi 10,4 Nm. Syukur itu masih saja menyeruak,
memenuhi rongga hati. ^^ Hanya berharap masih ada sempat menggandeng Fino Fi
menanjaki dataran tinggi lainnya. Ya, masih sebatas itu.
Dan akhirnya bersama dua lembar
sepuluh ribuan yang tersisa, kami tukarkan dengan dua porsi nasi goreng Kaki
Lima di pinggiran kota atas rekomendasi seorang rekan. Pengusir lapar seusai
menyusuri Kaki Lawu. Membungkam kemerucuk isi perut yang tertahan semenjak
keluar area Candi Cetho. Memadam kelaparan yang menyerang selama nyaris dua jam
perjalanan menuruni bukit Desa Gumeng.
Jingga ufuk barat menyambut
kepulangan kami, menampakkan keramahan tanpa buatan. Memesonakan kami berulang
kali atas banyak rupa fenomena semesta.
“Betapa pemurah.Nya Tuhan.” Batinku melirih
mengantar kepulangan ke Kota Bersinar, Negeri Klaten kelahirannya.
Membiarkan punggungnya di telan
tikungan jalan, membekaskan janji pertemuan kembali berbulan bulan kemudian,
bersama destinasi yang lain lagi. Barangkali.
^O^
Nyata tak butuh mahal untuk bahagia.
^^
Lima puluh ribu nyata beranak pinak
menjadi jutaan sel syukur tiada tara atas segala nikmat yang terlimpah dari.Nya
^^ Mengemas kebersamaan dan kesyukuran atas sajian semesta teruntuk umat
manusia.
Video taken from : http://www.youtube.com/watch?v=XdI1CHTM4Mw
0 comments:
Post a Comment