Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
https://www.facebook.com/PenerbitHarfeey |
Menunggu #2
-Lelah dalam Durasi-
Genre : Kumpulan Cerpen
Penulis : Boneka Lilin et Boliners
Editor : Boneka Lilin
Layout : Boneka Lilin
Design Cover : BoLin & Ary
Penerbit : Harfeey
ISBN : 978-602-7876-71-2
Tebal : 140 Hlm, 14, 8 x 21 cm (A5)
Harga : Rp37.000,- (Harga kontributor Rp31.000,- setiap pembelian bukunya)
CP Order : 081904162092
Sinopsis
Ibarat mengejar jarum jam yang tak berhenti untuk kian pergi. Sekeras apa pun aku berlari, dia tetap melenggang jauh.
Maka di sinilah aku, bersama pilihan yang kurasa jauh lebih baik dari mengejar sesuatu yang tak pasti; menunggu. Paling tidak, dengan aku diam menunggu, jarum jam itu akan berputar dan kembali padaku. Walau entah harus kutukar dengan berapa lama durasi dalam menunggu.
***
Kontributor:
Boneka Lilin, Syukron Ya Sukron, Nunik Susilo Rini, Tri Sadono, Ovie Nurbaity Paring, Narisa Haryanti, Alzenni Manda, Rozella Maryam, Faatin Han, Wulan Dadi, Arni Mei Yuni, Nadyannisa Pratiwi, Arinny Fharahma, Nindika Tria Hapsari, Witri Prasetyo Aji, Widya Neva, Anisa Sholihat, Rosnelly Dwi Fitria, Heridwan, Aifia A. Rahmah, Muhrodin A.M, Visca Julianti, I Made Binar Andromeda, Sindu Lintang Ismoyo, Mayang Ayu, Rika Angriani
-Lelah dalam Durasi-
Genre : Kumpulan Cerpen
Penulis : Boneka Lilin et Boliners
Editor : Boneka Lilin
Layout : Boneka Lilin
Design Cover : BoLin & Ary
Penerbit : Harfeey
ISBN : 978-602-7876-71-2
Tebal : 140 Hlm, 14, 8 x 21 cm (A5)
Harga : Rp37.000,- (Harga kontributor Rp31.000,- setiap pembelian bukunya)
CP Order : 081904162092
Sinopsis
Ibarat mengejar jarum jam yang tak berhenti untuk kian pergi. Sekeras apa pun aku berlari, dia tetap melenggang jauh.
Maka di sinilah aku, bersama pilihan yang kurasa jauh lebih baik dari mengejar sesuatu yang tak pasti; menunggu. Paling tidak, dengan aku diam menunggu, jarum jam itu akan berputar dan kembali padaku. Walau entah harus kutukar dengan berapa lama durasi dalam menunggu.
***
Kontributor:
Boneka Lilin, Syukron Ya Sukron, Nunik Susilo Rini, Tri Sadono, Ovie Nurbaity Paring, Narisa Haryanti, Alzenni Manda, Rozella Maryam, Faatin Han, Wulan Dadi, Arni Mei Yuni, Nadyannisa Pratiwi, Arinny Fharahma, Nindika Tria Hapsari, Witri Prasetyo Aji, Widya Neva, Anisa Sholihat, Rosnelly Dwi Fitria, Heridwan, Aifia A. Rahmah, Muhrodin A.M, Visca Julianti, I Made Binar Andromeda, Sindu Lintang Ismoyo, Mayang Ayu, Rika Angriani
Ini adalah penantianku :) #HappyReading! ^^
^O^
Kulitnya mulai mengelupas, berganti
warna dan mulai terhinggapi lumut. Dua papan kayu berengselpun mulai rapuh.
Termakan rayap jaman. Dialah tersangka utama pembuat jengkal antar titik dalam
segitiga sama kaki. Gerbang Sekolah Dasar Kasih Bunda.
Ada jarak antara saya dan kamu yang
diberi nama kita.
viraeya24.tumblr.com |
“Kita adalah dua titik dalam
segitiga sama kaki.” Ucapmu sembari menawarkan kelingking guna dikaitkan dengan
kelingking saya.
“Kenapa segitiga sama kaki
memangnya?” tanya saya penasaran, masih enggan dan belum mengerti untuk apa
ritual pengaitan jari ragil itu.
“Karena aku kan mau pergi. Jadi nanti
jauh sama kamu. Sama kaya dua titik di segitiga sama kaki. Jauh tapi nanti juga
ketemu.” Katamu semangat empat lima. Mengaitkan dua alismu. Mencoba meyakinkan
saya. “Kalau udah besar. Pasti ketemu!” kamu menegaskannya.
Adegan sepuluh tahun lalu. Di tempat
yang sama saya berdiri saat ini. Saat merah putih begitu indah berkibar dalam
langkah langkah ringan kita. Saat merah putih dengan mesra menggandeng kita
menyusun mimpi setinggi bintang di langit. Saat merah putih dengan santun
mengajarkan kita untuk saling menghargai sebagai sesama. Saat merah putih
mengenalkan gobak sodor dan tarian padang bulan. Merah putih menyelamatkan masa
kecil kita. Membuat kita memiliki kisah manis untuk diwariskan pada lingkaran
api unggun anak cucu.
Kini merah putih telah tersimpan di
rak baju. Mengendap bersama kenangan dan janji kita. Sepuluh tahun kelingking
itu masih terkait dihati masing masing. Terpatri dan menanti tertepati. Dua
titik segitiga yang membutuhkan penggaris pemutus jarak. Dua titik yang harus
segera dihubungkan guna menjadi utuh satu sama lain.
Saya mematung disana. Tak
menghiraukan colomus nimbus yang mulai menyapa. Membiarkan gerimis menjamah
penutup raga. Mengikhlaskan diri menggigil demi menunggumu. Saya percaya. Sekali
kamu berjanji, kamu akan menepati. Bahkan bulan rela dan legowo menjadi pasi
demi berjumpa dengan sang surya. Bulan memang bodoh, tapi tidak. Barangkali dia
hanya terlalu rindu. Dan bulan ingin setia penantiaannya segera terlunas oleh
pertemuan nyata, meski harus menjadi pasi sekalipun.
“Sha, ini Ari. Besok saya tunggu di
gerbang depan kasih bunda ya J. Dua titik segitiga sama kaki itu butuh
penggaris!!” pesan dengan seratus tujuh belas karakter itu sukses membuat saya
berjingkrak jingkrak, melupakan penantian panjang pada dosen pembimbing yang
hobby travelling.
Mungkin itu jawaban atas percakapan
panjang saya dengan Tuhan seusai sujud. Bukankah saat jarak begitu nyata, hanya
lengan doa yang mampu menghangatkan? Bukankah lengan doa pula yang menjawab
segala rindu yang tercipta oleh angkuhnya jarak?! Fasilitator untuk saling
memeluk bagi mereka yang berjarak. Doa.
Lantas bagaimana caranya menjelaskan
tentang rindu pada seseorang yang entah berada dimana? Hanya perlu percaya pada
Tuhan. Itu saja. Karena jarak adalah cara Tuhan mengajarkan agar menghargai
pertemuan. Karena jarak adalah cara Tuhan membuatmu mengerti arti menunggu yang
bertunas oleh rindu. Karena jarak adalah cara Tuhan menguji mereka yang
mencinta dalam balutan rapal doa untuk tetap saling ada.
Karena saya percaya. Saya dan kamu
akan menjadi kita. Suatu hari nanti, pada masa yang tidak kita ketahui. Maka
biarlah saya tetap disini. Menantimu kembali bersama rindu yang hampir basi.
Menyelamatkannya dari masa kadaluarsa dan menggantinya dengan genggaman masa
depan. Mengaitkan kelingking dan menghubungkan titik segitiga sama kaki.
Selasa,
09 April 2013
Risa
Rii Leon ^^
*Sebenarnya kisah diatas adalah bibit dari fiksi yang bercerita sama, tentang penantian. Haha ada satu paragraf yang saya ambil dari cerpen sekelopak rindu merah jambu :D tentang penantian :D
0 comments:
Post a Comment