Rss Feed
  1. Wajah Tuhan?

    Friday, 21 March 2014

    Bismillaahirrahmaanirrahiim :)

                         Hari ini engkau bertanya tentang rupa Tuhan.
                Seperti apa hidung.Nya? Apa warna bola mata.Nya? Bagaimana kaki.Nya? Sebesar apa tangan.Nya yang mampu memeluk semua hati manusia? Apakah Dia cantik? Atau Setampan apa Dia? Juga bertanya tentang makanan favorit dan siapa idola.Nya.
                Ku hela nafas dalam dalam. Mengisi ulang ruang paru dengan oksigen penuh.
                "Kamu mulai menumbuhkan keyakinanmu, Nak. Ya Rabbi, izinkan hamba menyatakan betapa agung.Nya Engkau dalam segala rupa kebijakan.Mu atas segala nikmat untuk umat manusia." lirihku membatin.
                “Pertama tama, Dia itu tak sebanding dengan manusia yang berhidung, bermata lentik, bertangan hangat, berkaki jenjang, juga manusia yang cantik ataupun rupawan.
                Nak, Dia lah yang menciptakan kita. Manusia, bumi, dan segala isinya.”
                "Matahari, bulan sama bintang juga bu?" tanyamu dengan mata berbinar, mencari jawab atas sebuah kekaguman.
                "Iya Sayang. Allah itu lebih mulai dari sekedar mata lentik dan hidung mancung. Allah itu lebih indah dari sekedar wajah tampan atau cantik. Allah itu lebih keren dari kaki jenjang dan tangan kekar. Percayalah Nak, tak ada ketepatan kata untuk menggambarkan sosok Allah SWT kecuali dengan keMahaBesaran tiada dua.Nya. Keesaan Mutlak yang memang hanya satu. Dan untuk sebuah Dzat yang tak terdefinisikan kemuliaan.Nya itu manusia tidak dimampukan untuk membayangkan sosoknya."
                "Tapi bagaimana kita bisa percaya dengan apa yang tidak terlihat Bu? Kan kata Om Weasley jika kamu tidak tahu dimana letak otaknya, kamu tidak diharuskan percaya dengan ucapannya."
                Ah ya, malam minggu kemarin, kami baru saja merampungkan episode kedua Harry Potter. Nasihat cerdas dari Kepala Keluarga Weasly, Arthur Weasley untuk putri bungsunya, Ginny Weasley.
                "Kamu tahu mata kita, hidung kita, telinga kita, lidah kita, juga semua hal yang kita miliki ini, adala bukti nyata bahwa kita telah diciptakan oleh Sang Pencipta Tunggal yang Maha Besar itu, Allah, Nak."
                "Kuda, Beruang, Panda juga?" kali ini alismu terangkat satu, masih mencari jawab.
                "Iyaa. Semuaaaaaanya. Kita bisa melihat karena apa?"
                "Karena punya mata,,"
                "Nah iya, mata itu pemberian Allah buat umat manusia, buat kita. Bayangkan, mata kita yang indah ini bisa buat liat bunga, liat pelangi, liat film, liat ikan berenang, juga melihat hal hal indah lainnya. Dan ini diberikan gratis, ndak bayar. Hayoo, mau nikmat mana lagi yang mau di sangsikan?"
                "Tapi ada lo Bu temennya kamu yang enggak bisa jalan. Terus kemarin juga Kamu liat ada anak yang ndak bisa melihat. Itu gimana Bu?"
                "Ketika Kamu melihat mereka, apa yang Kamu rasain?"
                "Kasihan Bu, mereka jadi enggak bisa main kejar kejaran, enggak bisa main futsal, enggak bisa naik sepeda, terus juga enggak bisa liat pelangi sama nonton tivi bu."
                "Sekarang kamu liat diri kamu."
                "Hmm iya Bu, Kamu masih punya kaki yang utuh dan bisa buat jalan, terus bisa liat film sama liat tivi juga."
                "Maka dari itu kita harus bersyukur, sebab Allah sayang sama kita dengan memberikan kita kelengkapan anggota badan. Kalau kita bersyukur nanti Allah akan menambah nikmat kita hloo..."
                "Berarti Allah enggak sayang sama yang enggak bisa liat gitu Bu?"
                "Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, jadi tidak ada satupun makhluk.Nya yang tidak disayang sama Allah."
                "Hla kok ada yang enggak diberi nikmat melihat sama enggak diberi kaki Bu?"
                "Ammm kamu, temen temen kita yang enggak bisa melihat, enggak bisa jalan, ataupun ada anggota tubuhnya yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya itu berarti mereka diberi nikmat untuk dimudahkan menjaga satu ruang dari dosa. Kaya misalnya mereka dimudahkan untuk tidak mendzalimi mata dengan melihat film sampai larut padahal besok masuk sekolah. Mereka dimudahkan untuk tidak mendzalimi tangan dengan mengambil bukan hak.nya. Mereka dimudahkan untuk tidak mendzalimi telinga dengan menguping atau mendengar hal hal yang dirahasiakan orang. Terus mereka juga dimudahkan untuk tidak mendzalimi lisan dengan membicarakan keburukan keburukan temenya, menggosip itu Kamu."
                "O..gitu ya Bu." teriring anggukan yang baragkali mewakili kepahaman. Lantas dengan tatap agak menerawang, kamu tersenyum sesudah.Nya.
                "Nak inget sama Nabi Musa as?"
                "Yang melawan Raja Fir'aun itu kan bu?"
                "Dulu Nabi Musa as juga pernah menyatakan keinginannya untuk melihat Allah."
                "Gimana bu gimana?" serumu tak tertahankan. Ada binar baru disana.
                "Jadi to, dulu sewaktu Nabi Musa sedang merenung di Bukit Sinai atau Bukit Thursina untuk menerima kitab apa?" ujiku tiba tiba.
                "Kitab Taurat?" celetuknya agak meragu.
    "Iya, waktu Allah hendak memberikan kitab Taurat untuk Nabi Musa di Bukit Thursina itu, Nabi Musa itu menyatakan kerinduannya untuk melihat wajah Allah. berliau memohon 'ya Rabb perlihatkanlah Dirimu keapadaku , agar aku dapat memandang Engkau'."
    "Terus Allah muncul gitu Bu?"
                "Belum. Nah Allah kan mendengar permintaan Nabi Musa as itu, terus Allah berfirman 'Engkau sekali-kali tidak akan mampu melihatku, tetapi arahkanlah pandangan engkau ke gunung itu. Maka jika ia tetap pada tempatnya , niscaya engkau dapat melihat.Ku'. Di sebelah bukit Thursina itu kan ada gunung yang menjulang tinggiiiiii sekali. Nah Allah itu meminta Nabi Musa as untuk melihat kearah gunung itu, jika saat dilihat gunung itu masih utuh maka Nabi Musa as akan mampu bertemu dengan Allah."
                Hemm menghela nafas sebentar, ku rengkuh segala kagum atas kisah itu.
                "Dengan semangat Nabi Musa as pun segera memandang ke gunung disebelahnya itu. Dan Kamu tahu apa yang terjadi?"
                "Allah di gunung itu?"
                "Gunungnya ambruk Kamu. Rata dengan tanah dalam sekejab. Menjadi butiran butiran debu yang mengahambur di udara. Dan kamu tahu bagaimana keadaan Nabi Musa as?"
                "Ihh Bu aku merinding." gigilnya sekamu duduk mendekat, satu jengkal disamping kananku.
                "Nah kamu yang hanya membayangkan saja sudah merinding ketakutan. Nabi Musa as saat itu sampai pingsan hlo. Beliau tidak sadarkan diri seusai melihat kuasa Allah tadi. Dan sewaktu beliau sadar, beliu lantas memohon ampun atas permintaan beliau untuk melihat wajah Allah. Memohon maaf atas kelancangannya."
                "Jadi kita ndak boleh tanya wajah Allah ya Bu?"
                "Bukan ndak boleh Kamu, boleh bertanya tapi jangan lupa bahwa semua nikmat dan apapun yang terjadi pada kita ini ada bukti keberadaan Allah tanpa harus kita saling tatap denga.Nya."
                "Iya nanti bisa bisa semua manusia pingsan masal ya Bu. Hehehe." kekehnya menutup percakapan sore ini.
    Jumat, 21 Maret 2014
    -R-



  2. 0 comments: