Minggu, 22 Januari 2012
Teruntuk Yang Tersayang,
Sayang, entah sudah berapa kali kau
mengatakan demikian. Mencurigaiku lantas mengancamku. Kenapa kau masih saja
mengira aku kan berpaling dan pergi dari dirimu?? Apa kau masih terus
membandingkan aku dengan kasihmu yang telah meninggalkanmu itu?? Sungguh,
diriku tlah termiliki olehmu seorang seutuhnya. Tak ada titis selingkuh dalam nuraniku.
Cinta ini simetri lingkaran untukmu.
Sayang,
seringku khawatir akan ancamanmu itu. Kau berkata jika aku berniat membuka
cabang hati, maka kaupun bisa. Apa seburuk itu aku di hadapmu?? Apa kau fikir
semudah itu mencinta dua hati dalam satu waktu?? Apa kau serius dengan sabdamu
itu?? Kuharap tidak.
Sayang,
tak banyak inginku padamu.
Aku
tak ingin kau harus bisa romantis dan mengurangi sikap cuekmu itu. Aku bisa
menerima dua hal tersebut, karena itulah kamu, itu dirimu, dengan segala
ketidakromantisan dan kecuekanmu itulah kau memiliki cara unik untuk
menunjukkan rasamu. Yahh, meski kadang sulit bagiku mengartikan caramu itu.
Tapi, sungguh ku cinta kau apa adanya, bukan ada apanya.
Aku
takkan mengeluhkan penampilanmu yang kadang sering gag match dengan rencana
kita, karena aku tau thats your style. Begitulah kamu adanya, dan aku percaya
kau mampu beradaptasi dengan segala model kain penutup aurat itu.
Yang
aku inginkan sayangku, jadilah pribadi yang positif.
Yahh,
hanya itu.
Sayang,
ketika jiwa dan fikir telah bersikap positif langkah indah dunia terhampar.
Kau
tak perlu khawatir dan curiga padaku saat aku tak di sampingmu karena kau
percaya aku telah kau hak paten.
Kau
tak perlu sedih berkepanjangan ketika usahamu mengalami hambatan kegagalan,
karena kau percaya tak ada usaha yang sia sia dan kegagalan adalah keberhasilan
yang tertunda.
Kau
tak perlu larut dalam duka saat kecewa terkhianati hidup karena kau yakin Tuhan
selalu menguji hamba.Nya agar hamba.Nya mampu menerima legowo Dialah sang
Penguasa Tunggal.
Dan
sayangku, sungguh kau tak perlu takut aku pergi. aku hanya akan pergi saat hati
dan fikirmu memintaku demikian.
Bahkan
aku akan tetap tinggal meski kau menjerit penuh amarah guna mengusirku. Aku tau
itu hanya amarah sesaat yang berdusta. Kau memanggilku dengan cinta, ada dengan
cinta, dan jika memang hendak memintaku pergi ku yakin itupun dengan cinta.
Sayangku,
jika kelak kau tak bahagia denganku usah kau pendam rasa itu. Sungguh,
kejujuranmu yang kunanti. Aku hanya ingin agar kau selalu bahagia, dengan atau
tanpa aku. Jika memang bahagiamu itu tanpa aku, dengan bahagia aku akan pergi.
Bukan karena ku tak mencintaimu, tapi karena aku ingin kau dapat berbahagia.
Meski aku harus terluka untuk itu.
Sayang,
aku mencintaimu.
0 comments:
Post a Comment