Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
Postingan ini disponsori oleh Lifebuoy dengan tanggung jawab isi tetap pada penulis.
Info lebih lanjut silahkan di laman resmi dari Lifebuoy: Facebook, Youtube, Twitter, Website.
Minggu,
08 Juni 2014
Perempuan itu berlari meninggalkan
forum di bawah terik matahari, menjejak di atas tandusnya tanah, juga
menerbangkan debu tanda jarangnya permukaan diendus hujan. Ada yang harus
dilakukannya sesegera mungkin. Harus cepat, batinnya berteriak dalam gerak.
Dan senyum polos tanpa dosa itu lah
yang menyambut kepulangan suami yang menyusul penuh tanya, ada apa Utari?
Utari, nama perempuan itu. Dia
berlari untuk satu nyawa, bukan! Bukan nyawa manusia, tapi sebuah pohon. Ada
pohon depan rumah yang berteriak kehausan, ada pohon depan rumah yang meminta
disiram air, ada pohon depan rumah yang memanggil Utari, dan tentu hanya Utari
yang mendengar suara pohon depan rumah itu.
Sejatinya semua mendengar, hanya saja
mereka memilih diam dan membiarkan. Telinga Utari terlampau lembut untuk
membiarkannya berlalu, baginya pohon depan rumah yang telah tumbuh nyaris lima
tahun adalah sama dengan dia, sebuah nyawa yang pernah tinggal dirahimnya
sembilan bulan. Dia yang diperjuangkan dalam taruhan nyawa untuk sebuah ada.
Dia yang memanggil Utari dengan nama “Ibu”. Dan nyata, panggilan itu harus
terkubur dalam batasan umur. Dia yang harus berpulang sebab fakta jauhnya rumah
dari sumur. Setidaknya jika satu rumah satu sumur, Utari akan bisa mengajak
anaknya mandi dua kali sehari, mencuci tangan sebelum makan dan berkegiatan,
pun menggosok gigi sebelum dan sesudah makan. Sayangnya, kini hanya pohon depan
rumahlah yang bisa diajak Utari bercanda, bercerita, juga berpeluh penuh suka.
Di mandikan dibawah terik matahari dari air kali, Utari pun menjelma menjadi
akar penyedia mineral, pendukung pertama fotosintesis.
Setengah gila Utari menjelma.
Mendekap batang pohon yang kian meninggi, mengusir para pengganggu yang
mendekat, hingga menari bersama dalam kesukacitaan. Utari tidak peduli pada
tatap sekitar yang memandang penuh kasihan, Utari hanya tidak ingin kehilangan
kedua kali. Pohon yang ia tanam sebagai saksi kelahiran belahan jiwanya, adalah
hal yang patut dan akan terus ia jaga meski sang belahan jiwa telah tiada.
Baginya satu pohon itu kelak akan mampu tumbuh menjadi tampungan air tanah
semesta, menyelamatkan beberapa raga yang masih berjiwa. Bagi Utari, tindakan
setengah gilanya adalah bagian kecil dari tujuan besar yang ia inginkan. Aksi
sederhana merawat pohon untuk air bersih kelak dikemudian hari.
Layaknya Utari dalam kesederhanaan
tindak penuh makna, Lifebuoy mengajak kita mengingat satu hal. Bahwa perubahan
besar bukan terjadi sebab satu gerakan instan dan sekali jadi. Perubahan besar
ialah akumulasi dari gerakan gerakan kecil yang terproses dalam pembiasaan
berkali kali. Kita tak dapat meminta semesta untuk berubah seketika,
menyediakan batang batang penampung air tanah, lurik lurik hijau penyuplai
oksigen siang, pun dengan lingkungan yang peduli kebersihan pangkal kesehatan.
Ada tindak sederhana menjaga anak
dari Pneumonia dan diare. Mencuci tangan. Pneumonia yang sebagian besar
disebabkan oleh mikroorganisme berupa virus dan bakteri pun dengan diare. Dan melalui
mencuci tangan, meski tak akan benar benar menghilangkan resiko terserang dua
penyakit tersebut, setidaknya mencuci tangan membantu kita meminimalisir resiko
sakit tersebut. Mengawali kita untuk mampu menjaga lingkungan hidup melalui
kebiasaan sikap hidup sehat.
Dalam rangkaian pijakan langkah
Lifebuoy guna membantu pencegahan kematian akibat pneumonia serta diare, 10
tahun terakhir Lifebuoy telah berhasil mengajak anak-anak untuk mencuci tangan
dengan sabun. Kisah Utari hanya sebagian kecil dari gunung es masalah
pendidikan kesehatan dan kebersihan.
Dan barangkali kita tak pernah
mengenal Utari, apalagi pohon depat rumahnya itu, tapi bukankah kita sangat
mengenal arti dari sakitnya kehilangan? Juga sulitnya mengikhlaskan belahan
jiwa yang dicinta sepenuh nyawa? Harus berapa Utari lagi untuk menampar kemauan
hidup sehat?
Info lebih lanjut silahkan di laman resmi dari Lifebuoy: Facebook, Youtube, Twitter, Website.
0 comments:
Post a Comment