Rss Feed
  1. Pasukan Dandelion Jilid Satu

    Wednesday 11 June 2014

    Bismillaahirrahmaanirrahiim :)



    Senin, 02 Juni 2014



                Dengan senja yang tetap jingga serta hati yang tak lagi sama, saya kembali pada Senin, Selasa dan seterusnya. Menapaki jalan yang seharusnya. Menyimpan perjalanan kemarin pada beberapa alinea dalam format doc. Mengisi Kerajaan Kenangan atas nama kita serta bukit icon kota.
                Stasiun Lempuyangan, pukul 17.25, bola merah itu mulai bersemayam, meninggalkan sisi bumi yang berisi saya dengan hantaran jingga ufuk barat. Dan lipatan tiket dalam genggam saya, resmi akan mengantar kepulangan saya pada rutinitas semula. Kuliah, membersamai adik adik belajar, dan bersepeda. Membingkai kenangan dua hari semalam yang menakjubkan dalam beberapa prosa.
                Tepat di kilometer tiga puluhan jalan Magelang, jingga itu membius kecepatan laju motor saya. Berfusi indah menjadi kelambatan menatap perpisahan hari, melambai pada senja yang segera digulung malam. Menunaikan lima rekaat untuk waktu jamak di rumah teman Muntilan. Sebelumnya perkenalkan dulu, empat rekan Pejuang Pena yang melaju bersama. Nduk Evi si Penyuka Langit Malam, Sifa yang pendiam dalam keanggunannya (Perempuan Calm Yang Entah Kapan Saya Bisa Setenang Dia :v ), Nduk Amie Si Pena Ilmiah (Calon Apoteker yang Ahli Buat Manga ^_^ ), juga kerikil bernama Bara :v. Bersama dari Yogya, kami mulai perjalanan tepat pukul 16.17 WIB dari Masjid Kampus UGM. Armada yang dipertemukan dalam event pena pun melaju dalam bahagia (*aku sih bahagia :D )
    ^O^
                Pekan Seni Tidar, begitu label acara tersebut, dengan warga BS (Bengkel Seni: Semacam Unit Kegiatan Mahasiswa UNTidar dibidang seni, berbeda dengan UKM di FKIP UNS yang setiap jenisnya berdiri sendiri, semisal teater ya Peron, olah Vocal ya Fox Magistra, dll. BS terlalu rakus :3 dia membawahi semua divisi seni, dari tari hingga seni peran juga olah vocal.) dalang atas kebersamaan ini. Yang juga mengajak rekan semua untuk menyapa kembali ragam seni budaya yang tersebar di tanah air tercinta. Di awali dengan Pasamuan Budaya (31 Mei 2014, 19.00  WIB – 23.00 WIB ) launching Antologi Cerpen “Mengejar Angin” yang merupakan Kompetisi Cerpen Nasional bertemakan sama dengan judul buku, menyeleksi ratusan cerpen yang masuk menjadi 15 cerpen terbaik dari kalangan pelajar SMA (5 cerpen) dan mahasiswa (10 cerpen). Berlanjut pada Pameran Rupa (1-5 Juni, 13 .00 WIB – 22 Mei WIB ) memaparkan ragam seni rupa karya pemuda pemuda calon penerus bangsa. Berlanjut pada tanggal 2 Juni 2014, pukul 13.00 WIB – 22.00 WIB Parade Puisi, menyampaikan ragam bait bait liris dari penyair kritis negeri. Kemudian tanggal 3 – 4 Juni 2014 di jam yang sama, ada Secreening Film, semacam parade film anak negeri, seni audio visual yang berkoalisi apik dalam kacamata sang sutradara. Dan ini puncak malam seni Tifest, 5 Juni 2014, Parade Teater sekaligus sebagai penutup, berharap lebih mampu menyampaikan tujuan dari agenda besar Tifest. Mengindahkan seni mencintai karya negeri J
    ^O^
                Perpustakaan Kyai Sepanjang.
                Belum banyak manusia luar yang datang, gedung perpustkaan yang kabarnya belum lama di upgrade (?), beberapa panitia masih wira wiri dalam kesibukan, jadilah kami tamu krik krik :D. Tunggu! Ada sosok kriwil yang menyambut kami, menyilahkan kami masuk dan meyakinkan kami bahwa kami tak salah alamat :v. Holla mas Kury Yusuf (bilang namaku alay pake i (rii) double padahal dia juga alay, i (maskuri) nya dianti y (kury) -_- ). Masa penampakan wajahnya pun datang, setelah sekian lama kami hanya disuguhi punggungnya yang membungkuk hormat saat bersalaman dengan Bapak SBY dalam Foto Profil Fbnya :v
                Dilanjutkan dengan penampakan imut dari Dek Sesty dengan tiket message “Mbak, aku pakai sweater merah, kalau mbak liat aku, dicegat ya!”
    Saya tersenyum menengok ke kiri saya suda ada satu bocah yang nampak kebingungan mencari seseorang.
                “Assalamualaykum, Nduk Sesty!” sapaku segera, sedikit khawatir dia melangkah terlalu jauh, dan tersesat -_-.
                Dengan tanpa dosa, Sesty duduk disamping saya. Hmm bocah SMA N 1 Surakarta asal Bali yang nyangsang di Solo dan sekarag terdampar di Magelang tepatnya di samping kursi saya sebab kemampuan menulisnya. Itu sih info yang saya dapatkan selama perbincangan ngetan ngulon bareng dia :v Sayanya yang kocak atau Sestynya yang terlalu mudah tertawa, sepertinya malam itu dia banyak tertawa :v
                Proses penampakan masih berlanjut pada sosok Susi Lestari. Perempuan Bolang (*benerin kerah baju *berasa ketemu SahabatBolangKembarDiHati). Doa yang ternyata bela belain dari Brebes (asli arek Brebes katanya) langsung otw Magelang bersama laju bis selama tujuh jam (bener enggak?) Seterong bingiittt!! :v padahal katanya Senin harus udah di Semarang. (Ah udah biasa, kata dia)
                Satu lagi, penampakan dari satu sosok tak terduga yang bahkan tak masuk dalam rencana. Hai Mbak Ika ^_^. Korban SKSD saya yang amm kok anggun gitu ya :v Mahasiswi UNTidar yang sudah meramaikan jagad dengar kampus Tidar. Yep, dia penyiar hlooo di radio kampus Tidar. Obrolan yang sempat menumbuhkan keinginan siaran lagi :”(. Ah sudahlah, itukan jaman SMA -_-. Enggak usah jauh jauh Ris!! Itu nyanyiin lagu ciptaan sendiri ajah belum bener, tuh tugas Seni Musik belum kelar!! :3 *abaikan*
                Dan inilah jadinya ketika tujuh perempuan duduk berdekatan dalam satu garis kursi. Sibuk berbincang penuh candaan di antara kata sambutan pemiliki acara :v hingga lalai pada satu fase yang sepertinya terlewatkan. Sambutan ketua panitia dan lurah rumah?
    Satu satunya yang membuat kami hening sejenak ialah suara MC yang menyatakan sesi “Penganugerahan”. Menyimak penuh khidmat, tiga nama itu meluncur hangat. Fildzah sebagai Penulis Cerpen Terbaik Tingkat Mahasiwa (*Peluk Cium Seribu Kali). Sesty Arum sebagai Penulis Cerpen Terbaik Tingkat Pelajar (*Peluk Cium Seratus Kali). Dan Dek SMA yang Cantik (lupa namanya -_- )sebagai juara Favorite (*Peluk Salam Senyum Manis). Selamat semuanyaa ^_^
                Nyatanya penampakan belum selesai, seorang Izah (Fildzah) sebab ia tidak berangkat bersama, dia tiba empat puluh menit semulai acara dan baru sempat saling berbincang sepuluh menit setelah pengumuman. Menghampiri saya dengan senyum sumringah dan mata penuh binar bahagia.
                “Mbaaak Risa, maaf tadi enggak tau kalau itu mbak, ini aku baru buka hape!” hamburya menyalami saya. Detik itu, entah darimana saya terharu :v teringat adik adik di Solo :v
                Perbincanganpun kembali hangat. Izzah berbagi perjuangannya membidani satu novelnya yang berjudul  Phobia. Perjuangannya untuk bangun dari cercaan dan penolakan penerbit. Ah bocah ini, belum belum sudah membuat saya sukaaaa. Bagi yang penasaran seperti apa cerianya si Izzah bisa disantap itu karya pertamanya :”) dengan harga Rp. 54.000,- kamu telah menyuplai kebahagiaan Izzah dalam berbagi inspirasi :v *bantu promo*
    ^O^
                Pameran lukisan di sudut ruang gedung perpustakaan menutup pembukaan Pekan Seni Tidar. Kami sebagai tetamu jauh dipersilahkan menikmati suguhan tinta warna warni karya seniman Tidar ^_^ Salam Kanvas Mas Piou.
                Taraaaaaaa...kagumku nyaris habis di sana. (berhubung saya enggak bisa ngegambar sekece ituh :v kagum menjadi hal yang mampu saya berikan sebagai bentuk apresiasi ).
                Selepas menikmati lukisan di ruang pameran, megabadikan beberapa kebersamaan dalam jepretan kamera, kami diantar panitia untuk menunggu tourguard :v. Sayangnya, Fildzah harus kembali ke Yogya malam itu juga, ada agenda di minggu pagi katanya. Pun dengan Sesty yang ke Magelang bersama keluarga besar, bersama Ayah dan Ibu yang setia menemani, dia harus pulang ke Solo, sebab Ayah harus berangkat ke Jakarta demi asap dapur tetap mengepul (*apaseh? -_-). Tinggalah saya, Amie, Sifa, Evi, Bara, dan Akbar (Oia, Akbar datengnya hampir barengan sama Si Fildzah tapi sayanya enggak ngeh :v dia lonelly ranger from Semarang) yang merepotkan panitia dalam porsi lebih. :3 Maaf. :”(

    Bersambung .......
     

  2. 0 comments: