Rss Feed
  1. Bismillaahirrahmaanirrahiim :)

                Berangkat dari ragam tanya rekan rekan mengenai potensi alam Kota Kebumen, saya melaju bersama Flipper (nama motor saya :v). Menyapa panaroma asri khas Kebumen. Potensi endemik asli Kota Beriman. Juga terima kasih untuk rekan tersayang yang sedia menemani perjalanan saya. (Peluk Cium untuk Hanna, Nduk Tiwi, Yayu Pi, Teh Intan ^_^ juga Bang Tomi, abang gue yang paling pesek :D ). Dan mari saya kenalkan pada mereka yang membuat saya jatuh cinta setiap hari pada satu kota sederhana ini. Kota tanpa Mall bertingkat atau Hotel Bintang Lima.

                Menyusuri Jalan Lingkar Selatan dengan label Jalan Deandles dari arah timur (Yogya), inilah wisata Bahari Kebumen #PartOneJilidSatu^_^

    1.      Pantai Petanahan.

    Terletak di kecamatan yang sama dengan nama pantai, perjalanan menuju pantai ini masih terus ke barat saja menyusuri Deandles hingga nanti menemukan petunjuk jalan menuju Pantai Petanahan. Jujur saya agak lupa bagaimana keadaan Pantai ini (iya, ingatan saya agak buruk :3). Kunjungan pertama saya itu bersama keluarga besar, ramai ramai naik bis mini kesana. Tak hanya sekedar menghabiskan liburan hari raya tapi juga disana ada agenda raya. Sebuah parade layang-layang. Saya ingat benar, bagaimana langit dihiasi kain-kain aneka motif dengan benang kontrol dari para empunya. Saya bersama alm Biyung duduk berdua menikmati panorama kain terbang itu (Iya, layang-layangnya memang kain. Ada bentuk kupu, burung, naga, ikan, dan banyak lainnya). Alm Biyung yang dengan sabar menjawab banyak tanya saya. Kunjungan pertama yang menuai banyak makna diusia menjelang angka lima. Kemudian kunjungan berikutnya saat libur kuliah bersama seorang rekan. Dan jauh dari sangka, pantai nyaris hanya terisi kami berdua dengan beberapa penjaja makanan dan petugas tiket. :3
    Di gerbang masuk, tak ada gumuk pasir yang menyambut. Tapi ada lambaian nyiur dan beberapa cemara pantai juga petugas tiket yang siaga satu. Dengan jalan aspal mendekati pantai dan beberapa bangunan penyedia menu pun dengan beberapa gazebo nampaklah Pantai Petanahan sudah terjamah kebijakan wisata. Setidaknya sudah ada pengelola tetap untuk menjaga pantai.
    Sebab jarak yang jauh dan suasana yang nyaris sama dengan kedua pantai sebelumnya, saya jarang berkunjung kesana. :v Tapi dibanding ketiga pantai sebelumnya bisa dikatakan fasilitas di Pantai Petanahan lebih lengkap. Mushala, tempat makan, kamar mandi, pun dengan area teduh untuk bercengkrama. Bahkan beberpa kali Night Market menyapa Pantai Petanahan, menghadirkan serunya komedi putar juga wahana khas pasar malam lainnya. (Di Kebumen Night Market itu = Sekaten, biasanya diadakan di alun alun kecamatan)

    Photo by Risa Rii Leon 
















     Pantai Suwuk

    Gerbang bahari itu nampak megah dalam balutan warna biru – putih. Dengan beberapa pintu utama sebagai penentuan harga tiket (terakhir kesana 2009 harga tiket masih Rp 3500. Entah sekarang :v ). Harga tiket tentu masih perkepala. Dan melangkah beberapa meter, suara ombak itu sudah menyapa ruang dengar. Terletak di kecamatan Puring, pantai ini memakan hampir satu jam perjalanan saya dari rumah (Ambal), menyusuri Deandles lurus hingga bertemu pertigaan  (lihat papan penunjuk jalan) ambil kiri ke arah Desa Wisata Suwuk. Ikuti saja kelak-kelok jalannya. Perhatikan kiri jalan, jika bertemu gerbang biru putih bertuliskan “Selamat Datang Di Wisata Alam Pantai Suwuk Kebumen”, selamat kamu tidak tersesat. :v
    Berbeda dengan pantai sebelumnya, sepertinya Pantai Suwuk selalu ramai pengujung. Bukan semata mereka yang sedang mencari kesegaran alam fikir melalui nyanyian ombak, tapi mereka para relawan yang setia menyelamatkan ikan tenggelam (Pemancing.red). Pantai Suwuk dengan tatanan batu peminimalisir abrasi adalah sahabat baik para Pemancing. Ada banyak ikan karang katanya. Dan fasilitas yang ditawarkanpun beragam. Dari persewaan kuda untuk menyusuri pantai dari ujung sini ke ujung sana, kandang burung, dan yang terbaru adalah wahana pesawat terbang. Fasilitas serupa tempat makan, kamar mandi, mushola, insya Allah tetep ada. Ya tentu saja harga yang ditawarkan untuk menu santapnya berbeda dengan harga biasa, ada harga tempat wisata yang menyertainya (*IYKWIM). Jadi sebaiknya kemanapun tujuan wisata, mending buat bekal sendiri. Kalau bisa buat kenapa beli :v selain aksi hemat juga insya Allah menjamin sehatnya ^_^. Oia, Pasir masih tetep item kok :D


















    Photo By RisaRiiLeon


    3.      Pantai Karang Bolong (Kecamatan Puring )

    Terpisahkan oleh Sungai Lokulo (bener ga sih? :v nebak aja sih ini) Pantai Karang Bolong adalah saudara kembar tak identik dengan Pantai Suwuk. Jalan menuju lokasi sudah menunjukkan topografi yang romantis, dimana setiap tanjakan meminta kita untuk mulai berpegangan.  Letak pantai di sebelah tenggara bukit, jadi wajar saja jika topografinya sudah mulai menantang. Berada dibalik bukit, pantai ini cukup lugas bersama pasir hitamnya. Perbukitan batuan sedimen klastik menyimpan banyak cerita dalam tiap lubang karangnya. Karang Bolong sendiri bisa dialihbahasakan kedalam bahasa Indonesia dengan frasa “Karang Berlubang”. Lubang karang yang lazim di sebut goa. Berbeda dengan goa pada umumnya yang memiliki kekayaaan ragam ornamen, Goa di Karangbolong nyaris tidak berornamen. Goa hasil reruntuhan sepanjang batas bidang breksi dengan batu pasir/lempung. Lubang yang kian membesar sebab lapisan batuan yang menggantung di atap lubang tuntuh tak kuat menahan beban. Proses yang juga dipicu oleh kekar-kekar yang ada, kehadirannya tentu memperlemah daya ikat antar komponen batuan.
    Selepas dari titik pembelian tiket masuk, kita akan disambut oleh jalan yang menanjak. Mengaktifkan gigi satu untuk si bebek besi beroda. Tanjakan yang membuat lupa kita untuk menikmati ragam tanaman penduduk. Benar benar mengalihkan dunia :3 harga tiket masuk perkepala Rp. 3.500,00 dengan biaya parkir Rp. 2000,00. Debur ombak menerjang karang akan terdengar gaduh begitu mulai melihat pantai. Di hari biasa parkir bisa dimana saja, sebab memang belum ada petugas parkir resmi. Namun jika khawatir meninggalkan kendaraaan saat menikmati pemandangan, ada jasa parkir yang mendua dengan warung makan di area pantai. Sayangnya, harga parkir tersebut belum termasuk yang tadi kita bayar di depan :D.
    Jika kita lurus saja mengikuti jalan aspal, kita akan diarahkan menuju Goa KarangBolong. Dalam ukuran panjang 30 meter dan lebar 10 meter serta tinggi 5 meter, nampak kecil untuk menyimpan misteri Simbol Burung Walet sebagai icon kota Kebumen. :3
    Lebih sekedar keberadaan diorama pengambilan Sarang Burung Walet di Goa tersebut, Karang Bolong adalah cerita tentang perjuangan bertahan hidup dalam taruhan nyawa. Keperkasaan tebing-tebing disekeliling Karangbolong yang diam-diam menyimpan banyak lubang ladang nafkah para sesepuh Kebumen. Memanen sarang walet yang sarat liur untuk mengulur hidup lebih lama. Bersama potensi arus balik yang kuat, jadilah pantai ini menjadi kawasan berbahaya untuk berenang.
    Layaknya Pantai Suwuk yang ramai pemancing, Pantai Karang Bolong juga kerap menjadi sasaran empuk melempar kail.
    Gua Karangbolong sendiri terletak disebelah timur. Goa yang berupa lorong menuju bibir pantai diujungnya, memanjang 30 meter dengan lebar 10 meter dan tinggi sekitar 5 meter. Terususun oleh senyawa batu breksi sebagai bentuk formasi Gabon ini telah berumur 30-15 juta tahun atau Oligo-Miosen kata guru Geografi saya. Lorong yang tersingkap bersama-sama dengan sisipan batu pasir dan batu lempung.




















     

  2. 0 comments: