Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
Minggu, 17 Nopember
2013
Ada yang tak sempat tergambarkan oleh kata
Ketika kita berdua
Hanya aku yang bisa bertanya
Mungkinkah kau tahu jawabnya
Malam jadi saksinya
Kita berdua diantara kata
Yang tak terucap
Berharap waktu membawa keberanian
Untuk datang membawa jawaban
Ketika kita berdua
Hanya aku yang bisa bertanya
Mungkinkah kau tahu jawabnya
Malam jadi saksinya
Kita berdua diantara kata
Yang tak terucap
Berharap waktu membawa keberanian
Untuk datang membawa jawaban
Mungkinkah kita ada kesempatan
Ucapkan janji takkan berpisah selamanya
Ucapkan janji takkan berpisah selamanya
^O^
Entah
sejak kapan duduk diatas jok belakang Vespa tua hitam lebih manis daripada
meringkuk dibawah atap kereta kencana. Entah sejak kapan diam menjadi begitu
berisik terisi debaran hati. Entah sejak kapan angin begitu pandai menggoda
disela sela kami. Entah sejak kapan kelambatan alam begitu menyentuh nurani. Entah
sejak kapan senyum begitu ringan mengembang. Entah sejak kapan seorang didepan saya
menarik gravitasi bahagia semesta.
Barangkali
dari semua sejak yang terlupa itu, hanya satu yang tersadar kini. Bahwa ada
debaran bertuan yang berdetak kencang. Bahwa ada segerombol rasa yang
membungkam dalam diam, mengandung banyak makna untuk turut menyunggingkan
senyuman. Bahwa bahagia begitu sederhana, berkeliling semesta dengan Vespa
bukan alpard atau innova. Bahwa konspirasi semesta tentang rasa itu selalu
menjadi hal yang memukau. Bahwa saya jatuh cinta pada dia.
^O^
Perjalanan
dengan doa roda bersama senjanya semesta ini hanya berbekal satu rasa. Sebuah
rasa yang lebih indah dari cinta. Kamu tidak tahu itu apa?! Sungguh? Baiklah ini
ini rindu yang tersapa jumpa :”) sebuah rasa yang bebas dimiliki setiap manusia
tanpa pandang status. Siapapun bebas merindu bukan? Setiap orang boleh berjumpa
kan? Sebelum mencernanya lebih lama dalam rasa yang mereka sebut cinta, saya
lebih suka menamainya rindu yang tersapa jumpa. Ya, itu saja. Sebab memang
demikian adanya, dia meminta jumpa dan saya menerima bahagia tanpa jerat.
^O^
Tak
ada pernyataan tentang keak yang akan kami ukir kelak, pernyataan untuk menjadi
siapa dan untuk siapa. Keharusan untuk ada siapa dari siapa. Kewajiban dan
jalinan rasa. Dia hanya seorang yang berusaha untuk selalu ada meski hanya
dalam doa. Dia yang selanjutnya saya sebut kita.
^O^
Vespa
itu terus melaju melewati jajaran cemara dan gerombolan rumput jalan. Iringan
deru mesin dan sapaan bayu merias tiap centi yang dilaju bersama putaran roda. Kita
yang berbincang dalam diam. Menikmati rasa masing masing. Mengembara dan
berkelana dalam imaji kebersamaan lalu mengumbarlah segala senyum dipermukaan. Saya
yang tersipu dengan kerterdiaman, saya yang malu malu hendak melingkarkan
lengan dipinggang, saya yang pelan pelan menyandarkan kepala di sebuah
punggung. Kemudian kamu yang terjaga penuh kesahajaan pengendara. Memaknai setiap
roman yang ditawarkan alam. Dan kita merangkul kebersamaan senja itu dalam
jingganya hati. Mendekap kaki malam dalam dalam. Dan kita tidak tahu ujung dari
perjalanan kita kelak, yang pasti saya dan kamu akan tetap dalam frasa ‘kita’. ^_^
0 comments:
Post a Comment