Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
Sabtu,
02 Nopember 2013
weheartit.com |
Hari ini saya pulang. Pada hari
jumat, di sore yang masih cukup menyengat. Dengan rindu yang kian rapat mengisi
labirin rasa. Dengan kangen yang tak seperti biasa, hadir dengan kadar
berlebihan lantas memaksa berkemas melakukan perjalanan.
Hari ini saya pulang. Selepas adzan
ashar pukul lima belas kurang seperempat. Mengayuh Vio menuju stasiun terdekat.
Mengantri dalam jajaran penunggang kereta Prambanan Ekspress yang mengulat.
Melesat dengan selembar kertas biru seharga dua puluh ribu menuju Kebumenku.
Ya, saya siap pulang.
Hari ini saya pulang. Bukan dengan
alasan mewah apalagi sangat istimewah, sebab tak ada agenda atau acara.
Melainkan sekedar dan hanya sebab rindu yang hadir terlalu. Rindu yang membuat
sesak paru sebab tak diacuh temu.
^O^
Dan kamu tau? Pulang tak semata dan
hanya sebatas tentang peluanasan rindu pada sebuah raga berisi jiwa. sungguh
tak sesederhana itu sejatinya. Sebab pulang adalah tentang kesiapan telinga
mendengar banyak cerita Bunda. Cerita tentang tiga ksatria tampan di bawah
gubuk ‘R’ Family, cerita tentang Riki yang masih setia dengan gula gula kantin
Sekolah Dasar (Sponshor utama kegeripisan giginya), cerita tentang Rio yang
sungguh sukses menguji kesabaran Bunda dalam tindaknya, cerita tentang Romi,
remaja baru yang masih bersuara kodok puber, cerita tentang harga harga dipasar
yang naik turun seperti kurva buatan Riki didinding, cerita tentang sepasang
manusia senja di desa seberang, dan satu yang paling saya suka, cerita tentang
apa apa yang terlintas dibenaknya. Entah mimpi, doa, harap, ide, gagasan, dan
semuanya.
Pulang juga tentang kebanggan
menjadi Putri Harapan satu satunya dalam R Family. Tentang sapu yang terkayuh
menyusuri pelataran beraroma kembang desember milik Nini. Tentang keheningan
rapal mantra penuh cinta untuk mereka yang menanti diatas sana. Tentang senja
di lahan bergunduk hijau dengan dua gundukan masih merah terhias dua papan
nisan terukir nama insan tercinta. Tentang lembar lembar kertas yang terisi
sajak sajak perjalanan yang lalu, tersampaikan dengan lisan menjelang tidur,
dibawah kelambu yang sama bersama seorang Bunda.
Pulang juga tentang bangun dengan
satu teriakan Riki,
“Yuuu! Anterin ke sekolah!” paksanya
dengan menarik selimut merah aroma Bunda pada pukul 04.30 wib. Hmm padahal
mentari masih nyaman di peraduannya.
Pulang juga tentang permintaan
ringan dari seorang Romi,
“Yuu, masak nasi goreng dong!”
pintanya lugu tanpa bumbu rayu seusai melihat sebakul nasi tanpa lauk.
Pulang juga tentang ajakan sederhana
dari si Bolang Istimewa, Rio.
“Yuuu, ke pantai yuk!” ajaknya
begitu melihat saya usai mandi.
Pulang pun tentang aroma masakan
yang terhias banyak manis gula merah. Partikel penghasil rasa manis bernama
gula jawa itu, selalu lebih menarik dariapada butir butir putih dengan rasa
serupa yang mereka sebut gula pasir. Aroma khas yang lambat laun menjadi wakil
aroma masakan saya, aroma solo kata mereka (manis, maksudnya).
^O^
Masih tentang pulang tentu saja.
Haha
Pulang adalah bantal bantal yang
terbang dari satu sudut kesudut lain dengan pelempar empat makhluk beda usia
berasal dari satu rahim. Empat bersaudara dari rahim Bunda. Empat R dan Perang
Bantal di kasur Bunda yang tak lagi empuk tapi selalu membuat mabuk hangat
keluarga. Tentang selimut yang ditarik kanan kiri sebab raga tak lagi sama, dan selimut
yang tak tumbuh sebagaimana raga.
Pulang adalah ritual bermain busa
dengan pekat coklat tanah petualangan dua kstaria itu. Bagi mereka berani kotor
itu baik. Membilasnya lebih dari tiga kali sebab noda noda lumpur itu. Duh Dek!
Pulang adalah kunjungan kunjungan ke
rumah rumah lain yang sedia menyediakan pintu untuk tetap saya ketuk setiap
kali menjamah kata ‘mudik’. Rumah Simbah Ngaran dan Rumah Stitch. Dua rumah
penuh cinta yang senantiasa membiaskan tawa diwajah.
Pulang adalah menjadi tukang bawa belanjaan
Bunda tiap akhir pekan. Memenuhi tas tas plastik itu dengan aneka bahan mentah
siap masak. Berbatang batang tempe, beberapa bungkus tahu, berkeranjang
keranjang Ikan Asin, juga berons ons bumbu dapur, dan satu yang menjadi favorit
saya, dua bungkus putren, dua batang wortel, dan seplastik tahu sangan. Entah
kenapa memasak empat benda itu menjadi hal istimewa tiap pulang.
Pulang adalah miniatur wisata
kuliner bersama jajanan pasar juga jajan khas anak sekolahan. Otak otak,
batagor, cakwe, martabak unyil, bakwan kawi, siomay, jajaran makanan anak
sekolah di depan SMPN 1 Kebumen. Jongkong, lemper, klepon, cethil, lupis,
songkel meyeg, rondo balen, srabi, timus, usel, jajan jajan buatan Ibu Ibu Jawa
aneka rasa di lapak pasar Kutowinagun. Yang menjadi favorit tentu batagor,
somay martabak unyil, jongkong, lupis, lemper abon. Ditambah sepotong kepala
ayam dan ceker yang disemur. Dimakan tanpa nasi dan filosofi. Kuliner nusantara
yang terlampau indah dilewatkan lidah. *Nyyummmi*
Pulang adalah reuni kecil dengan
beberapa rekan yang bertemu dengan sengaja namun tanpa janjian. Stitch dengan
Studionya, Bunda Chocochips yang sekarang dipanggil Mboke, Ukh Afi dalam
kesiapannya menjadi seorang istri, Bolang bolang yang selalu punya alasan
dirindui, Si Pesek Siska yang akhir
akhir ini sering mewek dalam curhatannya, juga rekan lain dengan almamater
sama. :”)
^O^
Dan pulang adalah tentang saya, kamu
serta kita.
Saya dan kamu yang masih mencari
jalan pulang bernaung kita. Membangun rumah kebersamaan fi sabilillah.
Memasrahkan langkah pada Ia yang Esa. Merapalkan bait bait doa, semoga aku dan
kamu mampu menjadi rumah untuk kita kelak. Rumah utuh yang jauh dari rapuh.
Rumah indah namun bukan tempat singgah. Mari pulang :”)
0 comments:
Post a Comment