Rss Feed
  1. Seorang Dengan Nama ‘Lurus’

    Wednesday, 27 November 2013

    Bismillaahirrahmaanirrahiim :)


    Selasa, 29 Oktober 2013

               
               Sebuah surat delegasi menjadi tiket resmi saya menyelami danau itu. Danau kenangan yang terisi riak masa lalu, tentangmu, tentang kita, tentang hujan, tentang ayunan, tentang masa seragam berenda itu. :”) Tentang semua yang pernah kita jamah.
    ^O^
                Bus berlabel “Rukun Sayur” tiba di TKP tepat pukul 08.27 WIB (kira kira sih). Lima puluh enam peserta Pendidikan Karakter tumpah dipelataran Pondok Sari I. Merajai jalan diantara bus bus yang saling bersenggama ditrotoar jalan. Dan di sana, arah jam dua dari gerbang masuk, sebuah benda anakan dari Bandul Sederhana cetusan Galileo Galilei, benda berayun dengan tempan duduk yang turut berayun didasarnya. Ya sebut saja Ayunan. :D Saya berlari ke arahnya. Serupa besi yang tersengat ujung magnet, tanpa peduli tatapan “iiieuuuhh!” atau “Ih apa apan sih?” juga “Anak Kecil!” haha kupangkas pandang itu bersama kecuekan luar biasa. :D
                Dan diantara kepasrahan benda berbahan besi itu, diantara terjangan udara yang mengayun, dengan tatap sembarang, saya menangkap seorang. Seorang dengan rupa sama denganmu. Seorang dengan dua taring yang muncul disela senyuman. Seorang yang beberapa kedepan nanti sepertinya menyita perhatian. Ya, sepertinya demikian.
    ^O^
                Nyata memang. Ruang pandang saya sesekali tertarik pada sosoknya. Di sela riuhnya permainan dari moderator. Si sela hujan makna dari pembicara. Di sela bahana tepuk tangan di udara, saya mencuri sempat menatapnya. Sial, saya terbohongi. Sebab dia bukan kamu, tapi saya tetap menatapnya. Hmm bodoh ternyata!
                Tapi diantara kebodohan kebodohan saya sabtu – minggu lalu, sungguh saya merasa sangat dekat denganmu, rekan satu debat semasa biru putih. Dan nyata saya berharap itu kamu, seorang yang menatapku masih dengan malu malu. Dentingan sendok garpu yang bergesek dengan piring, air yang tumpah di gelas, meja diseberang resmi membuat saya berdebar sebab alasan tak jelas. Haha semoga bukan asmara!
    ^O^
                Dalam sebuah sesi permaian saya kami saling tukar nama, dan sekarang saya tahu siapa nama manusia dengan dua gigi taring dipermukaan itu. Saya memanggilnya “Lurus”. Mungkin ada harap orang tua agar ia tumbuh  sebagai manusia yang  memiliki jalan lurus (tanpa neko neko yang bikin nelongso ) serupa jalan bagi orang orang yang dirahmati.Nya. :”)
                Dalam sesi permaianpun, dimana ia menjadi obyek hukuman terindah , sungguh membuncahkan kagum saya. Melalui segelas udara yang ia tangkap dalam ruang kaca lalu dijatuhkan dengan tempo tepat dipapan kayu kemudian lisan yang mendendangkan melodi bersyair, dia dan kelompoknya memukau kami para penonton. Accapela dan perkusi yang indah. Terlampau sayang jika dibiarkan menguap tanpa tepuk tangan dan decak kagum.
    ^O^
                Dan Tuhan entah dengan maksud apa mengijinkan saya memberi kesempatan untuk satu koordinat sejajar di meja saji. Memberinya sebuah piring, garpu dan sendok, lalu berjalan berseberangan tanpa sepatah katapun. Sepertinya ada kesibukan meredam sesuatu yang takut muncul dipermukaan. Kami mengambil menu sarapan tanpa saling sapa, juga tanpa saling tatap (padahal sebelumnya saling curi tatap haha Sifat!). Makanpun tak satu meja. Namun saya ingat benar, meski secara tidak langsung dia menjadi salah satu dari beberapa rekan  yang menanyakan sebab saya tidak mengikuti permainan selanjutnya setelah perang perangan.
                “Kamu sakit to?” tanyanya dengan (basa basi) seusai mencuci kaki.
                “Hehe enggak kok, Cuma mimisan biasa!” jawabku sekenanya.
                “Iya? Amm kalau gitu aku duluan ya!”
                “Hehe iya!” ucapku sembari mengganti tisu bernoda merah.
    ^O^
                Ini hanya sebuah tulisan tentang simpati yang kadang hadir secara berlebihan. Menggenang dipermukaan sebab memang demikian. Haha suatu hal yang berlebihan memang sangat wajar untuk dibagikan bukan?! Simpati yang mudah hadir untuk siapa saja, misalnya. :P
     

  2. 0 comments: