Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
Sarinah
Katakan kepada mereka
Bagaimana kau dipanggil kekantor menteri
Bagaimana ia bicara panjang lebar kepadamu
Tentang perjuangan nusa bangsa
Dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal
Ia sebut kau inspirasi revolusi
Sambil ia buka kutangmu
Dan kau Dasima
Khabarkan pada rakyat
Bagaimana para pemimpin revolusi
Secara bergiliran memelukmu
Bicara tentang kemakmuran rakyat dan api revolusi
Sambil celananya basah
Dan tubuhnya lemas
Terkapai di sampingmu
Ototnya keburu tak berdaya
Politisi dan pegawai tinggi
Adalah caluk yang rapi
Kongres-kongres dan konferensi
Tak pernah berjalan tanpa kalian
Kalian tak pernah bias bilang ‘tidak’
Lantaran kelaparan yang menakutkan
Kemiskinan yang mengekang
Dan telah lama sia-sia cari kerja
Ijazah sekolah tanpa guna
Para kepala jawatan
Akan membuka kesempatan
Kalau kau membuka kesempatan
Kalau kau membuka paha
Sedang diluar pemerintahan
Perusahaan-perusahaan macet
Lapangan kerja tak ada
Revolusi para pemimpin
Adalah revolusi dewa-dewa
Mereka berjuang untuk syurga
Dan tidak untuk bumi
Revolusi dewa-dewa
Tak pernah menghasilkan
Lebih banyak lapangan kerja
Bagi rakyatnya
Kalian adalah sebahagian kaum penganggur yang mereka ciptakan
Namun
Sesalkan mana yang kau sesalkan
Tapi jangan kau lewat putus asa
Dan kau rela dibikin korban
Pelacur-pelacur kota Jakarta
Berhentilah tersipu-sipu
Ketika kubaca di koran
Bagaimana badut-badut mengganyang kalian
Menuduh kalian sumber bencana negara
Aku jadi murka
Kalian adalah temanku
Ini tak bias dibiarkan
Astaga
Mulut-mulut badut
Mulut-mulut yang latah bahkan seks mereka politikkan
Saudari-saudariku
Membubarkan kalian
Tidak semudah membubarkan partai politik
Mereka harus beri kalian kerja
Mereka harus pulihkan darjat kalian
Mereka harus ikut memikul kesalahan
Saudari-saudariku. Bersatulah
Ambillah galah
Kibarkan kutang-kutang mudih ujungnya
Araklah keliling kota
Sebagai panji yang telah mereka nodai
Kinilah giliranmu menuntut
Katakanlah kepada mereka
Menganjurkan mengganyang pelacuran
Tanpa menganjurkan
Mengahwini para bekas pelacur
Adalah omong kosong
Pelacur-pelacur kota Jakarta
Saudari-saudariku
Jangan melulur keder pada lelaki
Dengan mudah
Kalian bias telanjangi kaum palsu
Naikkan tarifmu dua kali
Dan mereka akan klabakan
Mogoklah satu bulan
Dan mereka akan puyeng
Lalu mereka akan berzina
Dengan isteri saudaranya
Kasus Dolly ya?
Tiga tahun lalu saya menjadi tim
afirmatif dalam debat sebuah mata pelajaran, setuju atas sebuah pernyataan
"Lokalisasi". Ya, saya diharuskan setuju dengan pernyataan tersebut,
menyiapkan fakta fakta hangat yang pro akan hal tersebut. Lokalisasi seperti
yang kita tahu merupakan fasilitas ruhaniah yang merujuk pada kesenangan
sesaat. Cerminann masyarakat hedon. Meletakkan kesepian dan ketidakpuasan
sebagai biangkeladi adanya lokalisasi. Kesepian akan kehadiran seseorang? Pun
kepuasan dalam bersosial dalam hal "Itu".
Dalam debat tersebut saya mengusung
beberapa point guna menguatkan pernyataan saya. Hal hal yang dipertimbangkan
atas berdirinya ruang lokalisasi, hal hal yang katanya positif.
1. Dengan
adanya Lokalisasi orang orang yang dulunya malu malu muncul di depan umum sebagai
pelanggan akan enggan kesana kembali sebab belangnya akan nampak di depan umum.
(atau bahkan makin percaya diri dan kehilangan urat malu).
2. Sesekali
kita dapat menunjukkan kepada anak cucu kita, atmosfer keruntuhan moral serta
dampak dampak yang menyertainya. Setidaknya mencegah kepenasaran mereka dan
keinginan mereka mengunjungi tempat tersebut dengan petak umpet.
3. Kita
akan mampu lebih waspada terhadap para pelanggan. Dengan tahu siapa saja
pelanggan disana, setidaknya kita bisa menjaga diri dari orang orang tersebut.
Hanya tiga point itu yang saya
ingat, selebihnya tenggelam dalam keterbatasan ingat saya. Dan nyata meski saya
berhasil menaklukan tim yang menolak dengan tegas adanya lokalisasi tersebut,
ada segumpal menyesalan yang mengendap di relung hati. Sesak. Menyiksa.
Sejatinya saya kalah dalam keegoan. :3
Lokalisasi, pembiaran ruang bisnis “esek
– esek”. Ramainya ruang yang mengindikatorkan minimalisnya kesetiaan dan
pengindahan akhlak dalam masyarakat. Landasan kebutuhan hidup juga keharusan survive menjadi alasan penghalalan jalan
mencari makan dan kepuasan. Percaya atau tidak, bahkan mereka paham benar akan
makna zina, dosa, ODHA, dan surga pun neraka. Sayangnya mereka meutup mata
rapat rapat, enggan sekarat dalam perut yang minta diisi nasi, enggan sekarat
termakan ngengat sepi.
Kembali pada kasus penutupan Gang
Dolly, adalah kebijakan kecil yang semoga disusul dengan tindak sama terhadap
sarkem Yogya, remang RRI Solo, juga tempat tempat serupa lainnya.
Sekalipun
mereka adalah penyedia jasa. Mereka pun menjadi jembatan dosa melawan
kesetiaan. Khawatir jika banyak dibuka Dolly Dolly lain secara sembunyi
sembunyi? Khawatir jika pasangan bermain kucing kucingan mengunjungi atap Dolly
yang malah kian mempelosok tersembunyi rapat? Khawatir ada perut buncit
keroncongan meraja lela sebab lapangan kerja ditutup?
Baiklah, mendekat sini biar saya
bisiki sesuatu daripada kamu berteriak hingga serak namun tak bertemu jalan
tengah, daripada kamu merintih pada Tuhan untuk penerangan jalan sesat.
Ku kenalkan kamu pada dua sosok
tangguh, Sarinah dan Dasima yang lahir dari rahim kritis W.S. Rendra. Jika kamu
tak ingat sebab beda masa yang jauh. Tenang saja, ada Diva yang meringkuk
nyaman di paragraf Supernova milik Dee. Mereka bertiga akan mengajakmu melawan
dengan tepat aksi penutupan sebuah remang lapangan kerja.
^O^
Bersatulah Pelacur – Pelacur Kota
Jakarta
Oleh W.S Rendra
Pelacur-pelacur Kota
Jakarta
Dari kelas tinggi dan kelas rendah
di ganyang
Telah haru-biru
Mereka kecut
Keder
Terhina dan tersipu-sipu
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kau lewat putus asa
Dan kau relakan dirimu dibikin korban
Dari kelas tinggi dan kelas rendah
di ganyang
Telah haru-biru
Mereka kecut
Keder
Terhina dan tersipu-sipu
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kau lewat putus asa
Dan kau relakan dirimu dibikin korban
Bisikan Rendra jelas membawa
pengangkatan derajat perempuan. Terkhususkan perempuan yang tersisih dalam
kehidupan berlatar belakang negatif oleh mayoritas masyarakat. Dan tentu,
Rendra sedang membicarakanmu ah tidak tepatnya menguatkanmu untuk melawan. Bahkan
ia mengorbankan diri untuk proses penyebaran pengaruhnya ini. dia abaikan mata
mata yang menatapnya sebelah.
Memaknainya lebih dari sekedar sajak
liris, “Bersatulah Pelacur – Pelacur Kota Jakarta” adalah penggambaran realita
dalam masyarakat. Atas nama penolakan tindak pengucilan masyarakat kepadamu dia
bertutur melalui sajak. Dan biar bagaimanapun kamu adalah bagian dari saya.
Perempuan. Pemaknaan atas diksi “Pelacur” mempertegaskan bahwa Rendra tak main
main membela kaum perempuan yang tersisihkan. Ia paham benar bagaimana
kehidupan terbalut ketakutan akan hukum yang tidak berpihak padanya. Kehidupan yang
dirundung malu mengakui sebuah mata pencaharian sebab terpandang hina oleh
kontruksi sosial serta norma bermasyarakat. Meski ada dari kamu yang duduk
manis terselubung kehormatan di “Tingkat Tertinggi” yang tak semata melakukan
pekerjaan untuk pemehuhan kehidupan sehari hari, namun tetap saja hidup dalam kaum
persembunyian.
Ya sayang. Terkadang masyarakat
begitu kejam dalam tatapnya. Rendra dengan bijak memanfaatkan diksi “Pelacur”
tak sebatas pada sebuah profesi bawah tangan, tapi disanalah tersimpan rapi dibalik
kekejaman serta ketidakadilan yang dialami perempuan. Bentuk tranfosmasi liris
dari relitas kehidupan sosial yang ada dalam kehidupan lapangan.
Wahai pelacur-pelacur
kota Jakarta
Sekarang bangkitlah
Sanggul kembali rambutmu
Karena setelah menyesal
Datanglah kini giliranmu
Bukan untuk membela diri melulu
Tapi untuk lancarkan serangan
Karena
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kau rela dibikin korban
Sekarang bangkitlah
Sanggul kembali rambutmu
Karena setelah menyesal
Datanglah kini giliranmu
Bukan untuk membela diri melulu
Tapi untuk lancarkan serangan
Karena
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kau rela dibikin korban
Benar! Kamupun bagian dari perempuan
yang diperjuangkan emansipasinya oleh R.A Kartini. Jika dulu perempuan
dikucilkan sebab pendidikan yang dianggap tabu serta melanggar nilai, nyata
kamu terpinggirkan sebab aksi persembunyian mata pencaharian. Maka kamupun
layak berjuang dari status sosial yang terpandang negatif oleh masyarakat.
Rendra dengan lugas mendobrak kebenaran atas keberadaanmu dibalik tirai kelam
gedung-gedung birokrasi.
Sarinah
Katakan kepada mereka
Bagaimana kau dipanggil kekantor menteri
Bagaimana ia bicara panjang lebar kepadamu
Tentang perjuangan nusa bangsa
Dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal
Ia sebut kau inspirasi revolusi
Sambil ia buka kutangmu
Dan kau Dasima
Khabarkan pada rakyat
Bagaimana para pemimpin revolusi
Secara bergiliran memelukmu
Bicara tentang kemakmuran rakyat dan api revolusi
Sambil celananya basah
Dan tubuhnya lemas
Terkapai di sampingmu
Ototnya keburu tak berdaya
Politisi dan pegawai tinggi
Adalah caluk yang rapi
Kongres-kongres dan konferensi
Tak pernah berjalan tanpa kalian
Kalian tak pernah bias bilang ‘tidak’
Lantaran kelaparan yang menakutkan
Kemiskinan yang mengekang
Dan telah lama sia-sia cari kerja
Ijazah sekolah tanpa guna
Para kepala jawatan
Akan membuka kesempatan
Kalau kau membuka kesempatan
Kalau kau membuka paha
Sedang diluar pemerintahan
Perusahaan-perusahaan macet
Lapangan kerja tak ada
Revolusi para pemimpin
Adalah revolusi dewa-dewa
Mereka berjuang untuk syurga
Dan tidak untuk bumi
Revolusi dewa-dewa
Tak pernah menghasilkan
Lebih banyak lapangan kerja
Bagi rakyatnya
Kalian adalah sebahagian kaum penganggur yang mereka ciptakan
Namun
Sesalkan mana yang kau sesalkan
Tapi jangan kau lewat putus asa
Dan kau rela dibikin korban
Pelacur-pelacur kota Jakarta
Berhentilah tersipu-sipu
Ketika kubaca di koran
Bagaimana badut-badut mengganyang kalian
Menuduh kalian sumber bencana negara
Aku jadi murka
Kalian adalah temanku
Ini tak bias dibiarkan
Astaga
Mulut-mulut badut
Mulut-mulut yang latah bahkan seks mereka politikkan
Saudari-saudariku
Membubarkan kalian
Tidak semudah membubarkan partai politik
Mereka harus beri kalian kerja
Mereka harus pulihkan darjat kalian
Mereka harus ikut memikul kesalahan
Saudari-saudariku. Bersatulah
Ambillah galah
Kibarkan kutang-kutang mudih ujungnya
Araklah keliling kota
Sebagai panji yang telah mereka nodai
Kinilah giliranmu menuntut
Katakanlah kepada mereka
Menganjurkan mengganyang pelacuran
Tanpa menganjurkan
Mengahwini para bekas pelacur
Adalah omong kosong
Pelacur-pelacur kota Jakarta
Saudari-saudariku
Jangan melulur keder pada lelaki
Dengan mudah
Kalian bias telanjangi kaum palsu
Naikkan tarifmu dua kali
Dan mereka akan klabakan
Mogoklah satu bulan
Dan mereka akan puyeng
Lalu mereka akan berzina
Dengan isteri saudaranya
Saya paham tidak mudah lepas dari
jerat lorong pekat itu, benar bahwa membubarkan partai Politik lebih mudah
dibandingkan membubarkan lapak lapak itu. Hanya saja, bukankah ini penawaran
pantang tolak agar kamu terbebas dari lingkaran setan lapar itu? Setidaknya
aksi tegar Bu Risma adalah wujud nyata pembelaan atas kamu. Dia bahkan
membukakan pintu untukmu kembali bermasyarakat. Dana kompensasi itu berupa buku
tabungan senilai Rp 5.050.000. itu memang tak sebanding dengan rupiah bertahun
kalian disana. Hanya saja, bersama niat melawan dan tindak enggan bergantung
pada lumpur pekat, gunakanlah itu. Membuka usaha dengan lihainya tanganmu
meracik kopi, teh, bakwan, pun dengan kuliner lain yang biasa kamu makan. Bisa juga
kamu lawan dengan kelincahanmu melukis wajah di depan cermin pun dengan aksi
memangkas rambut rambut guna memperindah raga. Saya percaya, kamu mampu dan
bisa.
Jadilah kupu-kupu yang tidak
berhenti bermetamorfosis :”) Tak bergantung pada pekat malam yang penuh fana
pun dengan siang yang banyak tak disangka. :”). Kamu, Saya adalah Perempuan
yang harus tetap berjuang :”)