Rss Feed
  1. Nenek dan Kancingnya

    Sunday, 6 October 2013

    Bismillaahirrahmaanirrahiim :)


                                                                                                 Minggu, 06 Oktober 2013

    srinuryanicla.wordpress.com
                Seorang nenek mencari kancing bajunya yang hilang, mencari ditepi jalan raya yang terang benderang. Ketika seorang anak muda lewat ia pun membantu nenek mencari kancing yang hilang itu. Di bawah lampu jalanan yang terang benderang, mereka mencari bersama dengan seksama. Di tepi tepi jalan, di bawah lampu, di sana di sini, namun tak juga menemukannya meski setiap orang yang melalui jalan itu membantu mencari kancing itu, namun tetap nihil.
                Akhirnya anak muda pertama bertanya pada nenek, “Nek, tadi waktu hilang, disebelah mana nenek merasa kancing itu hilang?”
                Dengan wajah yang masih mencari nenek menjawab dengan polosnya, “Di dalam rumah, Nak.”
                Anak muda pertama itu sontak bertanya, “Lho? Kalau hilangnya didalam rumah kok dicarinya di jalan raya nek?” Pertanyaan teriring jengkel dan heran melebur jadi satu sementara para pencari yang lain telah berlalu membawa keheranan dan kejengkelan serupa dalam diamnya.
                Nenek masih dengan seolah tak masalah menjawab, “Iya nak, sebab di dalam rumah gelap, di jalan raya ini kan terang.”
    ^O^
                Lelucon sumir ini mencerminkan pemikiran yang menarik dalam hidup. Kita seirng sekali tidak melihat awal, duduk, juga akar permasalhan yang ada dalam kehidupan kita.
    ^O^
                Teringat awal saya melangkah ke Solo, sementara hati telah terpikat di Yogya sebab Ayah tak ingin putri semata wayangnya ini merantau di Yogya yang tak lagi istimewa sebab budaya jawanya. ---V. Iya, arus globalisasi telah mengubah persepsi Ayah tentang Yogya, Yogya yang tak lagi kota Pelajar di mata Ayah. Memusnahkan cita menyelami Psikologi di Universitas dengan bandrol Gajah Mada. :”D Ketika sebenarnya semuanya kembali kepada saya, seberapa kuat pondasi saya menjaga diri. baiklah, itu contoh yang amm kurang global. Abaikan saja hhaa
    ^O^
                Dalam bidang yang saya terjuni sekarang misalnya. Kualitas pendidikan yang kurang “jebreet”, di tendang dengan pergantian kurikulum setiap pergantian kursi kepemimpinan sementara nyata tujuan utama suatu pergantian kurikulum itu masih sama dari tahun 1994. Ingat kurikulum CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) atau yang sering Ibu bilang Catat Buku Sampai Habis :”D hingga kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) memiliki tujuan yang tak jauh beda (baca juga : Perbandingan Kurikulum di Indonesia) Pengoptimalan keaktifan siswa di kelas. Meski pada kenyataannya suasana dikelas masih sama. Beberapa siswa terlelap sebab pengantar mimpi dari sang guru :”D. Ketika nyata yang bermasalah teknik penyampaian materi, mengapa harus sistem umum yang diubah? Apa saja si faktor yang harus dipertimbangakan utuk merubah suatu sistem? (pendidikan khususnya)
                Tidak bermaksud menyalahkan siapapun. :D Menyalahkan tak pernah berhasil menyelsaikan masalah si ya :D
    ^O^
                Contoh sederhana lainya, ketika seorang anak nakal, orang tua selalu menegur dengan keras, padahal mungkin tindakan anak tersebut karena mencontoh perilaku orang tua. Dan orang tua selalu mencari solusi yang mudah, solusi yang ada di tempat terang. Karena ada keengganan mencari solusi tepat sebab sulit dan ditempat gelap. Dan kita, masih saja menertawakan nenek itu. :”D

     

  2. 1 comments:

    1. Anonymous said...

      :v