Rss Feed
  1. Uzumaki Narisa

    Saturday, 19 October 2013

    Bismillaahirrahmaanirrahiim :)


    Jumat, 18 Oktober 2013


                Seleksi sesungguhnya dalam sebuah organisasi ialah seleksi alam. Dimana alam berkonspirasi dengan hati juga konsistensi untuk menjaga sebuah niat dalam pijakan pertama memasuki gerbang lembaga/organisasi/atau kelompok. Screening, test pra masuk, audisi, semuanya gugur seketika terpangkas seleksi alam. Dan ketika nyata seleksi alam memangkas insan insan dalam organisasi, menyisakan beberapa raga yang masih kokoh dengan niatnya, menyisakan serpihan serpihan motivasi untuk tetap menguatkan diri juga sekitarnya, sungguh memiliki jurus bayangan seribu milik Naruto akan sangat membantu. :”D
                Bulan oktober ini benar benar datangnya sumber pembelajaran. :”D Dua organisasi yang saya bauri dalam keadaan krisis SDM haha namun insya Allah kaya akan semangat. :”D Miskin manusia asal tak miskin tenaga, tak apa #eh? :D Dan dalam dua agenda terakhir ini (Penerimaan Anggota Baru/Korlap dan Qurban/Sie Konsumsi) saya belajar mengenai tekanan. :”D Yaks, meski awalnya benar benar membuat saya ingin meledak, tapi Allah dengan indahnya mengarahkan pandang saya pada kekuatan yang berhasil terbangun dari kata ‘tekanan’.
    ^O^
                “Saya ingin menangis!” kata saya padanya.
                “Atas dasar apa?”
                Satu sisi saya ingin menceritakannya, sisi lain menahannya. Hei, bukankah ini memang sepaket dengan keputusan saya dari awal. Serupa hukum newton ketiga. Sebuah reaksi atas tindak yang terambil, dan orang orang sering menyebutnya resiko. :v . Resiko sebab kata ‘iya’ yang terucap. Ketika saya menyanggupi menjalankan amanah, tentu ada tanggungjawab yang harus dipenuhi. Dan akan tidak etis ketika saya berkeluh kesah pada ‘dia’ tentanga apa yang seharusnya saya yakini. :”D
    ^O^
                Andai saya bisa melakukan lebih banyak lagi, memiliki seribu bayangan dengan tindak nyata, menjelma menjadi seorang Uzumaki Narisa. Saya tak perlu melihat adik perempuan saya tertidur dengan igauan, dengan mata lelah sebab sejak dzuhur  hingga magrib  tadi (Rabu, 16 Oktober 2013) menyiapkan perlengkapan acara hari ini. Nduk, afwan jidan mbak baru bisa nemenin disaat saat terakhir :”(
                Andai saya bisa melakukan lebih banyak lagi, memiliki seribu bayangan dengan tindak nyata, menjelma menjadi seorang Uzumaki Narisa. Saya tak perlu melihat adik perempuan saya yang satu itu berlumur keringat dan berkali kali mengatakan “hausss mbaak, es degan yak.e seger banget hlo mbak!” di tengah riuhnya Pasar Legi ashar kemarin (Kamis, 17 Oktober 2013 ). Tak perlu melihatnya kelaparan sebab sedari dzuhur belum makan. Afwan ya nduk :”(
                Andai saya bisa melakukan lebih banyak lagi, memiliki seribu bayangan dengan tindak nyata, menjelma menjadi seorang Uzumaki Narisa. Saya tetap dapat menemani adik adik yang lain untuk syuro meski nyata raga di Tawangmangu jumat kemarin, sehingga tak perlu memaksa adik adik perempuan untuk syuro fiksasi dadakan sampai isya sementara besok pagi adalah hari H. :”( Tak perlu membuat semuanya seolah dadakan tanpa persiapan. Sebab saya memiliki banyak raga untuk menemani mereka, membantu mereka dalam koordinasi. :”(
                Andai saya bisa melakukan lebih banyak lagi, memiliki seribu bayangan dengan tindak nyata, menjelma menjadi seorang Uzumaki Narisa. Saya tak perlu menolak ajakan rekan satu kelompok untuk latihan menari (tugas kelompok sebuah mata kuliah). Bahkan saya sudah berjanji, akan menjaga kesolidan untuk kelompok mata kuliah apapun, ya serupa enggan mengulang peristiwa di semester lalu. Kelompok mata kuliah menjadi korban atas ketidakpiawaian saya mengatur waktu antara kuliah dan beroganisasi. :”( Saya paham, bagaimana rasanya seolah dinomorsekiankan padahal untuk kepentingan bersama. :”( Afwan saya belum mampu menyeimbangkan semua sisi yang saya bauri. :”(
                Andai saya bisa melakukan lebih banyak lagi, memiliki seribu bayangan dengan tindak nyata, menjelma menjadi seorang Uzumaki Narisa. Saya tak perlu mengganggu seorang rekan yang sedang mengerjakan tugas sebuah mata kuliah malam tadi. Mengganggu kegiatan syutingnya dengan rengekan meminta ergggh tepatnya memaksa dia untuk menginap di kamar saya dan esoknya membantu saya menyiapkan sarapan panitia ikhwan. Afwan ya Ukh :”(.
                Semua andai yang berbuah duka. Semua andai yang sampai pada kata ‘andai’ semata. Semua andai yang berbuah dinding bening di pelupuk mata, banjir bandang di bukit pipi dan terhempas jatuh di benaman bantal dengan sprai yang baru saya ganti. Andai yang menyisakan sesak. Hendak meledak namun tak bisa. Erupsi hati. Andai yang membangunkan saya beberapa kali di malam menjelang hari ini. :”D Membayangkan bagaimana esok, sanggupkah? Lancarkah? Arggghhh, serasa ingin mempercepat waktu, melewati hari esok sesegera mungkin. Melewati luka juga sesak sebelum benar benar meledak. :D
                Kemudian bola lampu itu menyala dalam pekatnya prasangka. Setabung oksigen yang menyelamatkan nafas, segumpal optimis yang menyergap tiba tiba.
                “Bukankah Allah itu sesuai prasangka hamba.Nya. Maha Melihat atas segala ikhtiar. Dan bukankah hari esok adalah milik mereka yang menyiapkan hari ini. Bukankah, kekuatan seikat lidi selalu lebih kuat dibanding sebatang lidi?!”
    ^O^
                “Selamat Beristirahat. Jaga kesehatan, jaga semangat, lakukan yang terbaik. HAMASAH! :”) Aku sayang kamu, Nduk :”) ” Pesan singkat buah dari segumpal optimis yang menyergap tiba tiba. :”) Pesan singkat yang semoga menghangatkan. :”) Memeluk mereka yang jauh. :”)
                “Met rehat :”) .” kirimku singkat tanpa penjelasan atas tanyanya. Semoga tidak berprasangka, batin saya. :”D juga memaafkan saya atas tindak impulsif saya tadi. Mengirimnya emot so sad juga tak menjawab tanya. Semoga paham. :”)
                Dengan semangat yang pelan pelan membara. Keoptimisan yang meyakinkan langkah. Saya mencoba percaya dan berbaik sangka berharap semua masih baik baik saja, dan esok adalah proses yang harus dijalani dengan lapang dada. :”D Yeay! Syemangat! Sorak saya.
    ^O^
                Embun masih dipucuk pohon mangga, sesekali jatuh mengikuti gravitasi, tanahpun belum terang, namun udara terlalu segar untuk dilewatkan. :D sekitar pukul 04.30 saya bangun tanpa sebab alarm yang saya pasang. Bergegas menunaikan dua rekaat shubuh, lalu mulai mencuci beras. Meminta tolong rekan yang lain dengan komando pesan singkat. Mengumpulkan armada melalu jaringan komunikasi staff. :”D Mari merapatkan barisan. :”D
                Dan begitulah hari ini, sedari subuh hingga ashar saya berplat si Konsumsi. Menghadap kompor juga piring. :”D tidak sendiri tentu saja. Dengan bantuan banyak tangan, semua berjalan. Tangan tangan penuh cinta yang kaya akan kepedulian. Dua kakak tercintapun turut turun tangan, meski sempat berdebat perkara budaya memasak dari satu daerah ke daerah lain, namun alhamdulillah berbuah pengetahuan juga pengalaman. :”D
                “Kak Rigma dan Kak Rida, I Love You Pokoknya aku sayang kalian!” pelukku pada rekan satu kelas saya itu. :”D Rekan yang sejak H-5 saya tembung untuk menemani saya masak. Kak Rida yang membawakan bumbu untuk sate, juga membantu memberi intruksi pada saya, cara tepat memasak. :D Kak Rigma, ditengah kegalauannya menanti kabar kekasih namun tetap sedia mengajari saya. Terima kasih banyaak. :”* Dua rekan yang saya sadari sebenarnya menyayangi saya dengan cara yang kadang sulit saya cerna –V
                “Nduk, terima kasih yaaaa.... Aku sayaaang kamu!” Peluk saya pula pada Korlap Konsumsi. Nduk Frida, haha yang bertahan dengan keriwehan saya. Menemani belanja, kelaparan, juga bangun subuh subuh. Saya berjanji setelah acara masak selesai, saya akan memeluknya. Janji yang ternyata menyembunyikan ‘saling’.
                “Mbak, aku juga mau meluk kamu!” haha dan kamipun saling memeluk.
                Hmm hari ini, penuh pelukkan sayang. :”) Saya menyayangi mereka. Saudari saudari saya.
                Ukh Mita, Ukh Nanti, Mba Hasna, Kak Istiq, Kak Okti
                Nduk Frida, Nduk Mamal. Nduk Dina, Nduk Amsaf, Nduk Fitria, Nduk Ambar, Nduk Eni, Nduk Atin, Nduk Sita, Nduk Endhang, Nduk Winda,  Nduk Mita, juga adik adik yang lain yang sedang berusaha saya hafalkan nama juga karakternya. :”) Saya sayaang kalian sebab Allah SWT. Melalui kalian, Allah menitipkan semangat semangat yang selalu terwariskan dalam tongkat estafet. Melalui kalian, Allah menitipkan pesan indah mengenai sebuah proses. Melalui kalian, Allah menitipkan cinta yang Maha Besar pada saudara seiman. :”)
                Dalam sajian menu seusai shalat Jumat itu. Dibawah rindangnya daun mangga dan rantingnya. Diatas MMT kegiatan yang tergelar dipelataran parkir asrama. Ada bermangkuk mangkuk Soup Bakso Semangat yang hangat, menyapa dinginnya pijakan dakwah dalam kefuturan, mencoba mengulurkan tangan pada mereka yang terjebak dilembah kefuturan, menyadarkan indahnya lingkaran kebersamaan. Ada bermangkuk mangkuk Gulai Kambing Pengabdian, diolah dengan sayang dalam panci kasih yang kental akan semangat langkah perbaikan. :”) Ada dua bakul nasi putih pemancar kemurnian niat dalam barisan pengabdian fisabilillah. :”) juga lauk kaya protein pembangun kesatuan. :”) Insya Allah, semoga kian terjaga dalam barisan ini :”) Dan juga ada saya, penikmat proses pembelajaran luar kelas dari adik adik tersayang. :”)
                Bersama dalam langkah langkah kecil kalian, meski dengan SDM yang kian meyublim, juga hati yang terus berbolak balik, saya banyak berproses. Bahwa apapun yang dihadapi, semoga senantiasa dimudahkan menatap hikmah. Dilancarkan bersyukur. Juga dijaga untuk tetap melangkah dalam titian perbaikan diri. :”) bersama kalian, saya belajar untuk menjadi Kakak teladan tanpa menghakimi sebuah tindakan. :”)
                Terima kasih, adik adik perempuanku yang subhanallah. :”)
                Terima kasih juga adik adik ikhwan yang hmm super menggemaskan. Dimana tindak mereka nampak slow motion dimata saya. Berjalan dengan the power of kepepet -_- kebiasaan buruk yang terpelihara. Hmm kebiasaan buruk yang benar benar tidak membuat nyaman namun sukses menguji kesabaran manusia. :”D
                Terima kasih juga untuk rekan satu kelompok saya, yang mengikhlaskan saya tidak mengikuti latihan dulu. :”D Saya akan berusaha mengejar ketertinggalan saya. :”D

    ^O^
               

                Sebab Allah dengan rencana.Nya selalu menyelipkan janji keindahan jannah untuk mereka yang mampu melihat hikmah. :”) Sebab jika semua ‘andai’ itu terjadi, mata tak akan seindah ini menatap. :”)

                                  ==> Proses 

    Goreng Lauk sebelum Daging Datang

    Kipas kipas, sate sate :D

    Ukh Mita and The Crue

    Sambel pendamping Soup dan Sate :v

    Bawang Goreng Taburan Soup

    Ketika handphone, sayuran, uang, pisau, gelas kotor berada dalam satu daratan.

    Sebab berbeda beda namun kami satu juga (melangkah dalam barisan langkah perbaikan) :D
                                  ====> Finally :"D
               
    sate sedap ala Bunda Rida di Kipas Ukh Mita :D

    Lauk Kaya Protein

    Menu Siap Saji

    Menu Final Siap Lahap :D


     






  2. 0 comments: