Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
Selasa,
22 Oktober 2013
“Hei, kamu?!” Soraknya dalam
kekagetan yang murni, resmi membuatku menggali ingatan tentang makhluk satu
ini.
“Iya?” Dengan tanya menggantung,
mencari memori pemilik wajah dekat itu.
“Kamu, maasih suka Harry Potter? Masih
suka nulis puisi dihalaman buku belakang? Masih suka nulis cerpen cerpen gitu?
Masih suka main air dibawah pohon pas gerimis? Masih suka buat burung burungan
kertas terus digantung di jendela kalau enggak di simpan di antara buku buku
sebagai pembatas buku gitu? Masih suka grogi kalau deket aku? Hahaha Ris, apa
kabar?”
Dengan senyum dan jawab yang
tertahan di ujung lidah, sungguh ingin sedari tadi kupangkas pertanyaan manusia
ini. “Iyaa Lang, haha semuanya masih kecuali yang terakhir. Haha kamu siapa sih
sampai harus buat aku grogi ?! haha alhamdulillah bikhoir ya akhi, bagiamana
kamu?”
“Ya seperti yang kamu lihat Ris, aku
semakin tampan saja kan?! Haha” Candamu lepas. Sementara saya mencoba meredam
perasaan senang yang datang membuncah tiba tiba. Agak menyesakkan.
“Kamu masih suka nulis juga? Hahaha
banyolan banyolan enggak jelas gitu. Haha ngarang ngarang lagu enggak jelas
juga. Terus koleksi Harry Potternya udah lengkap? Mau dong pinjem lagi haha Eia
kamu punya blog?”
“Haha iya masihlah Ris. Kaya lupa
aja gimana kita selalu jadi rival pas lomba nulis dulu. :D Semua hal yang kamu
bilang enggak jelas itu karena kamu enggak pernah paham diksi ku kan hahaha apa
dulu kamu bilangnya ya? Manusia Monokrom? :D Padahal aku tuh manusia praktis
dan efisien saja. Haha. Iyeee, koleksi Harry Potter lengkap sudah, sekarang
lagi ngoleksi buku si Cacing haha Kerumah aja, Ibuku kangen deh kayaknya sama
aku, pas aku pulang kapan gitu dia nanyain kamu gitu.”
“Ibu? Bagaimana kabar beliau?”
“Alhamdulillah beliau sehat kok. Cuma
ya itu masih sok nanya mantan bakal calon mantunya!Hahaha”
“Haha sial. Makasih deh.”
“Kamu udah ada yang nglamar?”
“Errrghh? Nglamar? Haha serem amat.”
“Seriusan. Kamu udah di khidbah?”
“Belum.”
“Haha yes!”
“Eh kenapa?”
“Bakal.”
“Opo?”
“Rapopo. Haha”
“Hmm...”
“Hahaha.”
“Aku udah punya calon tapi. Haha.”
“Hah?”
“Hahahaha.”
“Siapa?”
“Wallahu’alam.”
“Hmmm.”
“Ceritakan aku kabar Ibu, Lang.”
“Ibu masih sama kaya dulu, Cuma sekarang
ubannya banyak haha maklum umurnya udah masuk kepala empat. Ragilnya aja
segedhe aku. Haha.”
“Masih suka masak soup pake gula
jawa? Haha terus apa kabar bunga bugenvil yang aku tanam bareng ibu dikebun
belakang itu? Haha masih hidup enggak?”
“Ya ampun Ris, aku tuh jarang
pulang. Haha saya sibuk. Bugenvil ya? Kayaknya udah ditebas deh sama Bapak
haha.”
“Sibuk apaan?Eh bukannya sekarang
harusnya udah wisudaan ya kamu? Hmm aku sedih deh, bugenvil ku ...”
“Sibuk nyari calon istri haha. Masih
kok, tengok aja dirumah.”
“Halah, aku bantu pasang iklannya po
pie? Hahha Insya Allah kapan kapan, aku juga kangen sama Ibu.”
“Haha kamu masih sama ya? Berlebihan!”
“Haha saya memang tak banyak berubah
kakak.”
“Iya, masih menyimpan bakpao juga.
Haha.”
“Yayayya.”
“Masih suka ngambekan juga. Ya ampun
Ris,,,,.”
“Ya ampun Lang Kapan kamu peka sih ?
Haha.”
“ Aku yang enggak peka apa kamu yang
terlanjur sensitif?”
“Haha sama sajooooo! Eh beneran kamu
sekarang sibuk apa?”
“Hmm sibuk sih enggak sibuk Ris, ini
lagi nyari kesibukan. Maklum tamat tanpa ijazah ya gini. Haha just enjoy my
life haha.”
Dan percakapan itu benar benar
terhias tawa. Dua anak manusia yang bersahabat di masa lalu, pernah saling
jatuh cinta namun enggan saling menyapa dengan cinta. Cukup dan sebatas sahabat
saja. Si Pujangga dan Makhluk Monokrom. Di sela
‘hahaha’ yang terkuar, di sela renyahnya saling menukar kabar, saya
pulang membawa sejuta bahagia.
^O^
“A’ magelangan satu sama es
nutrisari sayur satu.”
“Sembilan teh.”
“Makasih A’.” Selorohku seusai
memberikan uang.
Dengan senyum yang masing
mengembang, serta tanya ‘semalam mimpi apa?’ saya melangkah meninggalkan warung
makan dua puluh empat jam itu. Sedangkan tersangka utama telah pergi bersama
rekannya lebih dulu, meninggalkan secarik kertas berisi dua belas digit angkat.
:D Haha mengucapkan salam, meninggalkan saya dengan kode berbicara lewat
telinga. “telfon aku!” haha males banget. Batin saya lirih.
Rekan satu payung daun pisang saya
sewaktu sekolah dasar.
Rekan berbut ayunan saya sampai
menjelang menengah atas. Hmm sepertinya saya harus merahasiakan taman putri
harapan itu. :D setidaknya agar dia tidak merebut ayunan saya. :D Juga tidak
tau tentang tempat diujung kabut itu. :D
So, selamat datang di Daerah
Istimewa Solo kawan :”)
Selamat melanglangbuana di Surakarta
lelaki dengan kebiasaan tiba tiba. :D
Selamat membaur dengan atmosfer
hangat kota Solo, semoga kamu tetap yakin dengan langkahmu.
Dan terima kasih untuk masih mengingat saya. :D Jangan tertawa membaca ini. Plis :D :D
Dasar Penulis !! Haha
Hahaha dasar pembaca! :P