Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
Kamis,
19 Desember 2013
Merdeka.com - Butuh uang, Wiji Saputro
(22) nekat menggadaikan motor milik mertuanya untuk melunasi utangnya. Namun
pemuda pengangguran itu kemudian malah mengakhiri hidupnya dengan gantung diri
karena takut diomeli sang mertua (18/12/2013)
Merdeka.com - Huri Haliman (74), warga Kampung
Jayosudiran Rt 1/12 Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, ditemukan tewas di dalam
sumur milik tetangganya, Selasa (10/12) siang. Pria yang sehari-hari berprofesi
sebagai tukang parkir tersebut diduga bunuh diri dengan cara masuk ke lubang
sumur (11/12/2013)
http://www.merdeka.com/tag/b/bunuh-diri/*perhatikan rentang waktu kejadiannya. Sungguh ini miris sekali.
^O^
“Dan
Tuhan menegurmu dengan cukup sopan, melalui ketidakpedulian yang berakhir pada
penjemputan ajal rekan hidup terdekat”
Dua kasus diatas adalah kasus bunuh
diri dalam jangka waktu terdekat dari hari ini. dan tentu ini bukan kali
pertama saya mendengar kasus serupa hingga lambat laun sudah mulai terbiasa. Mulai
dari artis korea hingga pembantu rumah tangga pernah menjadi tokoh dalam berita
bunuh diri. Informasi yang saya dapat dari situs pemberitaan lokal hingga
internasional, namun jika nyata kasus terjadi didepan mata tanpa perantara? Seorang
terdekat atau seorang dikenal yang menjadi tokoh utama? Sebatas percaya dan ya
sudah kah? Sungguh, rasa itu tak lagi sama.
Rasa yang terlampau menyesakkan
untuk dapat terabai. Sesak menjadi sangat sederhana ketika ia yang ada didepan
mata namun tak teranggap ada hingga ajal menjelma dalam tindak rekayasa
mengakhiri usia.
^O^
Tanah baru saja mulai terang, dengan
sepenggalah dhuha dilangit timur. Ayam jantanpun masih menyisakan kokokannya di
pucuk embun cemara, namun warga sekitar telah asik dengan prasangkanya. Sibuk membuat
kerangka pikir berupa spekulasi spekulasi tentang kematian seseorang anak
manusia dengan posisi tak selayaknya. Bunuh diri kata mereka, pembunuhan
kataku!.
Ingat kematian pertama yang tersurat
dalam adegan di 3 Idiots, bagaimana idealisme seorang Viru membuat mahasiswa
tingkat akhirnya menjemput awal. Memang semua telah tergariskan oleh Sutradara
Tunggal, Sang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana, Allah SWT. Namun, jika
pembelajaran akbar terpampang jelas, mengapa malah tertangkap sebagai ajang
penghakiman pada yang yang mengambil tindakan?!? Menyalahkan keputusasaan
seseorang yang merasa sendiri?!
Damn it! Pandai nian mereka
membangun adegan kronologi tanpa fakta, berbekal prasangka dan lisan tak
terjaga. Mereka mencipta cerita nyata penuh dusta.
“Si Fulan/Fulanah kan begini begitu
begini bla bla bla....” ucap seseorang saat takziyah ke rumah duka.
“Si Fulan/Fulanan begitu begitu
begitu makannya begini begini bla bla bla...” sahut rekan wicaranya.
^O^
Jika tindak bunuh diri dikatakan
sebagai wujud ketidakcintaan pada diri atau ketidakpercayaan pada Tuhan itu
salah! Bahkan ia bertindak demikian sebab ia sangat mencintai dirinya sendiri. Enggan
membiarkan diri tersiksa lebih lama di alam fana ini. Memilih kembali pada Ia
Sang Maha Pelindung, pangkal muara seluruh umat manusia, Allah SWT. Percaya bahwa
dengan kematian kehidupan di alam bersama Rabb.nya selalu yang terbaik. Mereka hanya
sedang mengemis perhatian Tuhan, sebab rekan sesama manusianya tak ada lagi
yang peduli.
Astagfirullah hal adzim, Ampuni kami
ya Rabb. Bahkan dalam islam, dengan segala kekaffahan aspek yang diaturnya, ia
tak hanya mengatur hubungan dengan Tuhannya, namun juga sesamanya sebagai
sesama manusia. Saat memilih dan masuk islam, masuklah secara kaffah (menyeluruh
dan utuh). Tak hanya sibukkan diri dengan ibadah kepada.Nya, namun juga sibuk
dengan menjaga saudaranya atas dasar cinta kepada.Nya.
Dan saudaraku :”) sebaiknya
peristiwa peristiwa semacam itu tak semata membangun prasangkamu pada
fulan/fulanah namun juga menyadari betapa Allah masih sangat mencintai kita,
menegur kita dengan cukup sopan, untuk lebih peduli pada sesama saudara. Kepedulian
nyata yang tak hanya terwakilan oleh harta atau tahta. Mencobalah untuk ‘ada’. Ya
hanya ‘ada’ :”) Ada untuk sekedar menyediakan telinga. Ada untuk sekedar
meminjamkan bahu. Ada untuk sekedar menyediakan lisan cengkrama. Ada untuk
sekedar menyapa, “Aku disini saudaraku, kamu tidak sendiri. Ada aku.” Teriring senyum
tulus berlandas cinta pada.Nya.
^O^
Dan engkau yang sedang berfikir
keras tentang cara bunuh diri terindah tanpa sakit sebab banyaknya hal yang
menghimpit ruang lahir batinmu. Kebutuhan pokok yang tak terpenuhi, rekan yang
berkhianat, cinta yang tak kunjung datang, saudara yang entah dimana, sakit
yang tak kunjung reda, amanah yang penuh tekanan, tugas yang tak kunjung usai,
juga segala perkara yang membuat engkau seolah insan paling menderita didunia.
:”)
Selamat!! :”) Allah sedang jatuh
cinta padamu. :”) Iya, Dia Sang Maha Cinta sedang menunjukkan cinta.Nya padamu.
Meyakinkanmu bahwa sejatinya engkau insan hebat yang mampu dan kuat melewati
masa penuh himpitan ini. :”) Bahwa engkau adalah insan terpilih untuk bisa
menunjukkan pada dunia the power of tawakal :”). Sungguh, Allah tak akan
menguji hamba.Nya melebihi batas kemampuan hamba.Nya. Percayalah :”)
Tenang, kamupun tak sendiri. Selain
Allah yang Maha dekat denganmu. Lebih dekat dari urat dileher, engkau tak
pernah sendiri. Engkau memiliki banyak saudara yang siap ada untukmu. :”) Bisa
orang dengan jarak terdekat atau insan dengan jarak berpuluh kilometer, namun
kamu harus selalu percaya bahwa selalu ada saudara yang peduli pada saudaranya.
:”).
Dan jika nyata yang dekat bahkan
enggan merapat. Selama kamu percaya pada the power of tawakal (berserah diri
dan berpasrah hanya pada Allah SWT) seusai ikhtiarmu yang berpeluh, kamu telah
memiliki apapun yang lebih berharga dibanding rekan dekat yang hatinya tertutup
rapat. :”)
Bunuh diri, memang salah satu jalan
kembali. Kita paham bukan, bahkan kehidupan yang kita miliki ini bukan sesuatu
yang kita minta, kehidupan adalah pemberian Allah SWT. Ketika kita diberi
sesuatu, hendaknya kita jaga bukan? Kita manfaatkan dengan hal hal yang memang
berguna untuk diri maupun sekitar. Dan hal tersebut berlaku untuk kehidupan
kita yang hanya pemberian ini. Menjaganya untuk tetap melaju di jalur.Nya lalu
menyiapkan diri agar pulangpun tetap dijalan.Nya. Masa iya, datang baik, pulang
tak baik. Bagaimana rasanya jika mainan kita yang bagus lalu dipinjamkan pada teman
lantas dikembalikan dalam keadaan tak bagus lagi? :”)
... وَ لاَ
تَقْتُلُوْآ اَنْفُسَكُمْ، اِنَّ اللهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا. النساء:29
.....
dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu. [QS. An-Nisaa’ : 29]
Kan, Allah itu memang sedang sangat
menyayangimu, Saudaraku :”)
0 comments:
Post a Comment