Rss Feed
  1. Grey&Jingga Part I

    Wednesday 4 December 2013

    Bismillaahirrahmaanirrahiim :)


    Sabtu, 16 Nopember 2013

              
    Foto : Album FB Sweta Kartika

                *Jingga
                Jika tidak ingin dianggap pertemuan pertama, maka aku sebut senja tadi adalah pertemuan yang tertunda banyak tahun. Pertemuan tanpa rencana dan janji sebelumnya, barangkali Tuhan memang penuh kejutan seperti banyak kata orang.
                “Jingga!” suara di balik punggung. Dengan ragu, dan memastikan tak salah dengar, aku menoleh. Menatapnya dengan tatap lekat ‘Siapa ya?’.
                Menyusuri ruang memori, berpetualang dengan segala kenang. Mengapa tiba tiba sosok manusia ini terasa dekat?! Serupa debaran yang tiba tiba nyaris muncul dipermukaan.
                “Grey?” Panggilan menggantung mencari kepastian.
                Dan lihatlah! Dia hanya tersenyum empat centimeter! Sial, masih saja sifat coolnya terpelihara. Tidakkah enam tahun waktu yang cukup melumerkan hatinya? Setidaknya menyerukan namaku lebih keras untuk lantas menghampiriku dengan rindu yang membuncah sebab pertemuan yang lama tertunda?! Rupanya takdir hanya membuatnya semakin amm tampan barangkali? Wajah tirus kecoklatan dengan rambut terikat di belakang juga gitar disamping kanan. Jejak ketampanannya sejak kecil tak berubah. :”)
    ^_^
                Takut kehilangan tak mengenal usia bukan? Dan salahkah meski baru seumur jagung kehilangan itu nyata menyergap?! Kehilang rekan sepermainan yang sejatinya menyebalkan, namun mudah menjadi kebutuhan. -_- Arrghh bocah lelaki berperut gendut yang selalu sok keren dalam ke-cool-annya sejak sekolah dasar. Dan aku tidak suka pada surya hari ini, kenapa begitu cerah?! Acara pelepasan sudah berlalu beberapa jam lalu, kenapa tak turun hujan saja, mengakhiri kemarau yang terlalu panjang! Mengakhiri persahabatan yang lekas tersapa perpisahan. :”( Grey pindah! Kamu tahu bagaimana rasanya? Ketika rekan sepermainanmu harus pergi dengan tiba tiba?! Seharusnya dia menyediakan waktu untukku bersiap siap menghadapi perpisahan, tidak seperti ini! memberiku seutas gantungan kunci serupa yang ku berikan padanya, abu abu tua dan orange yang ditukar semata. -_-
                Harus hari itu memang harus hujan! Setidaknya Tuhan seharusnya pengertian, memberiku ruang meredam isak dikamar untuk menghalau ketidakrelaan yang barangkali akan membanjir jika aku menemuinya, melambaikan tangan padanya. Maaf aku bukan perempuan yang pandai berpura pura.
                Dan waktu menjadi hal sederhana untuk membuat saya terbiasa tanpa bocah lelaki berperut gendut yang menyebalkan itu. Tumbuh tanpa kabar darinya, dan tentu saja melupakan harap jumpa.
    ^O^
                Dia masih sebongkah es yang menghangatkan. :”) gletser yang mengaromakan keakraban. Enam tahun tak merubah sosok bocah perut gendut dalam dirinya. Dan benar, senja kali ini nampak sangat biru :”) Sebiru hati tanpa kelabu ^_^ Senang bertemu denganmu (lagi).
    ----^O^----
                *Grey
                “Jingga!” seru saya pada sesosok yang dapat dipastikan itu dia. Saya ingin menghampirinya, menepuk pundaknya untuk segera berbalik menatap saya. tapi demi mengamankan rindu yang menbuncah tiba tiba, saya harus tetap terjaga di koordinat ini. menantinya menoleh pada saya.
                “Grey?” jawabnya penuh ragu. Dan benarlah, itu dia. Dia dalam versi yang lebih manis, juga versi lebih tinggi dari enam tahun lalu.
                Percakapan senja itu dia yang mendominasi. Meluncurkan banyak tanya tentang saya dan keluarga. Lalu saya pun enggan kalah, enak saja dia melucuti rindu sendirian. Saya dengan kesederhanaan rasa, mencoba mengobati rindu yang tertunda temu itu. Tau kan saya tidak pandai mengungkapkan rasa sebab saya memang hanya pelantun nada. :P
    ^O^
                Meski saya masih seumur jagung namun entah bagaimana rasa enggan berpisah dengan penyuka kincir kertas itu nyata ada. Mengikuti Ayah yang dipindah tugaskan ke lain kota, saya memutuskan untuk berpamitan padanya seusai acara pelepasan sekolah dasar. Dan kamu tahu? Selalu ada waktu yang diharapkan tak cepat berlalu, satu waktu yang mungkin sudah menjadi kenangan dan seringkali dirindukan. Satu waktu saat saya menemuinya lantas memberikan gantungan kunci serupa yang dia berikan pada saya, abu abu tua dan orange yang kami tukar semata.
                Sayangnya, hingga jarak beberapa meter roda berputar ia tak juga mucul dibalik pagar untuk melambaikan tangan atau sekedar berseru ‘sampai jumpa!’. Mengubur harap dalam dalam, saya coba untuk tidak terlalu sering menengok ke belakang. Melaju terus kearah ruang masa depan meski nyata hati saya telah tertinggal dibelakang, dicuri seorang gadis berkepang kanan. Tercuri sejak kebiasaan kebiasaan sederhana bersama.
                Dan Tuhan melalui waktu mengajari saya beradaptasi tanpa melihatnya berlarian membawa baling baling kertas, tanpa melihat tubuh kurus dan rambut acak acakkannya menyita perhatian sepanjang jalan, juga tanpa melihat kaos power ranger menutup raganya. Kami tumbuh dalam waktu yang sama namun terpisah tempat ribuan kilometer. Termakan agenda hidup masing masing, hingga Tuhanpun dengan sifatnya yang Mah Suprised mengarahkan pandang saya pada satu universitas yang mencantumkan namanya. Alivia Jingga Remi, dengan fakultas sastra. Sebab Jingga adalah alasan saya menghirup atmosfer disini.
    ^O^
                Dan Jingga masih saja mempesona dalam kesederhaannya menerima bias surya ufuk barat. Hanya saja kali ini, saya melihat senja begitu biru, mengharukan hati sebab rindu tersapa temu. Bukan seorang batu, tapi seorang yang lama hidup dari masa lalu. :”) Jingga, terima kasih sudah mengobati rindu saya.
    ----^O^----

              Dari seluruh hal yang saya ingin tulis hari ini, entah magnet apa yang membuat saya memilih menulis ini untuknya. Hmm sepertinya saya sudah terkena gravitasi benda timbul warna hitam diwajahnya. :D Hai Bunda Chocochips ^_^ Tidak janji akan menyelesaikannya sebelum tanggal dua puluh empat kelak, namun saya berusaha menyelesaikannya :”) Tenang, saya menyukai ini, anggap saja ‘seribu kata perhari*terapi menjaga konsistensi menulis* dalam kemasan yang lain” ^_^ Jadi? Semoga kamu suka, maaf jika tak serupa :*
     

  2. 0 comments: