Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
Kamis,
05 Desember 2013
www.voa-islam.com |
“#PekanKondomNasional bukan cara
bijak menangangi penyebaran HIV/AIDS tapi cara efektif menghalalkan freesex!
So? #TolakPekanKondomNasional! Now!” pekik saya di beranda jejaring sosial
saya.
Batin saya dipenuhi gemuruh tanda
tanya mengenai kebijakan yang tidak bijak ini. Kebijakan #PekanKondomNasional
tertanggal 1-7 Desember 2013 dengan tokoh balik layar Kementrian Kesehatan Ibu
Dr. Nafsiah Mboi,SpA, M.P.H bekerjasama dengan beberapa perusahaan kondom juga
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional dalam rangka memperingati hari AIDS untuk
membagi bagikan kondom secara gratis kepada masyarakat.
Bagaimana sebuah pembagian alat
kontrasepsi bernama kondom itu dikatakan sebagai tindak penanggulangan yang
bijak, jika nyata mayoritas masyarakat pra nikah yang sebelumnya sembunyi
sembunyi membeli kondom malah diberikan secara bebas dan gratis? Bukankah itu
sama saja memfasilitasi mereka untuk bergaul secara bebas tanpa mengindahkan
status pernikahan yang belum mereka miliki. Serupa membuka pintu gerbang
freesex. Astagfirullah Bu, semoga beliau dimudahkan dalam mengambil kebijakan
yang benar benar mendukung kesehatan bukan pembebasan hubungan tanpa
pernikahan. :3
Menurut
Sekretaris KPAP, Rohana Manggala PKN bukanlah program yang mengajak generasi
muda untuk pesta seks. "Bukan itu maksudnya, salah kalau dengan PKN
mengizinkan seks bebas, tidak ada keinginan ke arah sana. Mungkin kondom masih
terbilang tabu di masyarakat tapi jangan dulu berpikiran negatif," ujar
Rohana, Selasa (3/12/2013)
Rohana menambahkan
pola pikir masyarakat yang harus diubah. Adanya PKN ini sebagai upaya pengingat
bahaya HIV/AIDS dan kondom merupakan alat kesehatan bukan pemicu seks bebas.
"PKN itu seperti
mengingatkan kalau seks bebas atau perilaku berisiko lainnya dapat merugikan
banyak orang. Kondom hanya alat kesehatan, yang digunakan oleh pasangan yang
sudah sah untuk menghindari penularan HIV kalau memang pasangan tersebut
positif HIV," tambah Rohana saat dihubungi tim Health
Liputan6.com.
Menurut
Kak Rohana, pemberian kondom gratis dalam #PekanKondomNasional itu untuk
mengenalkan masyarakat pada kondom sebagai alat kesehatan bukan pemicu seks
bebas sebab mereka masih tabu terhadapnya.
Jika
hanya untuk mengenalkan, kan ya bisa to Kak lewat penyuluhan yang edukatif melalui pihak
sekolah atau organisasi kepemudaan juga ibu ibu PKK gitu. Jadi dinas kesehatan
bekerjasama dengan tokoh tokoh masyarakat untuk mengenalkan kondom yang masih
tabu itu, mengenalkan fungsi sebenarnya, disertai mengenalkan HIV AIDS. Mengenalkan
cara penularan, dampak dikesehatan juga solusinya.
Kemudian
bisa juga dilanjutkan dengan membuat kebijakan pembatasan pemasaran kondom. Misalnya
saja, jika sekarang kondom dijual bebas dimasyarakat dan siapapun bisa
membelinya, maka alangkah indahnya jika hanya beberapa tempat yang menjual
kondom (Apotek atau Rumah Sakit) lalu untuk membelinyapun tidak boleh
sembarangan, harus ada bukti bahwa ia sudah menikah (menunjukkan buku nikah
gitu). Nah kebijakan macam itu kan insya Allah akan meminimalisir penggunaan
kondom untuk freesex .
^O^
"Telah
terjadi misinterpretasi dan misinformasi terkait tujuan kampanye kondom,
sehingga acara dihentikan," kata Budi Harnanto, Deputi Dukungan Umum
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional melalui pesan singkat.
Bagaimana tidak misinterpretasi dan misinformasi jika
belum ada sosialisasi fungsi sebenarnya dari ‘kondom’ juga pengenalan bahaya ‘HIV
AIDS’ dan ‘FreeSeks’ langsung difasilitasi mencoba alat kontrasepsi -_-.
Jadi nih ya bu, biar ndak mis mis
gitu lagi, yo mbok disosialisasikan dulu baru di konstribusikan dalam bentuk
kebijakan yang benar benar bijak. :”) Semoga dimudahkan :”)
*Dan alhamdulillah saat saya
memposting coretan ini, #PekanKondomNasional dibatalkan. :”) Maha Suci Engkau,
Pemilik Rencana terindah :”)
0 comments:
Post a Comment