Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
Selasa,
03 Desember 2013
Us |
Kalau saya tidak salah ingat, bulan
masih jauh dari desember. Tapi banyak sumber menyumbarkan acara yang kamu
nantikan. Menuliskan pertanyaan di beranda sosialmu tentang pertemuan akbar
rekan maya. Dan kamupun berseru gembira, menginfokan pada saya yang belum tahu
apa apa namun turut bahagia sebab antusias berlebihmu. :”) Saat itu saya tahu,
ada kita diantara mereka, kamu panitia dan saya peserta.
Beberapa minggu berselang, kamu
mulai menuturkan agenda agendamu. Tentang pertemuan membahas koordinasi,
tentang rapat kepanitiaan, tentang freelancemu yang terus meminta perhatian,
juga job job yang kamu undang dalam dua rekaat dhuhamu. Dari semua tentang yang
kamu tuturkan, kamu sepertinya lupa menceritakan tentang kita. :D Saya tak apa,
sudah dan sangat paham seperti apa kita. :”D Enggan memintamu melampirkan rasa
kita. Saya masih setia dengan dua telinga mendengar antusiasmu pada acara
november desember mendatang. Saya masih setia dengan sebongkah hati yang luas
penuh pemahaman pada kita. Saat itu saya tahu, ada kita diantara mereka, kamu
panitia dan saya peserta. :”).
Beberapa pekan menjelang november
desember. Tak ada lagi sapaan pagi atau seruan mimpi indah. Saya larut dengan
tugas tugas menjelang Uji Kompetensi, tenggelam dengan deadline deadline
program kerja organisasi. Kamu larut dalam pe.er pe.er hadiah rapat di kota
tetangga yang kamu sebut istimewa, tenggelam dengan antusiasmu perhelataan
akbar agenda tahunan itu. Dan kita benar benar melupakan kita, membiarkan
rentanya malam mengebiri dua manusia dalam insomnia. Ya, beranda sosial media
selalu menjadi saksi kita yang masih terjaga tanpa saling menyapa. Saat itu
saya tahu, ada kita diantara mereka, kamu panitia dan saya peserta.
Sudah bulan november. Hujan sudah
terlampau akrab dengan senja. Mengencaninya selalu bahkan saat kaki langit
barat masih jingga. Seperti petrichor yang saya rindukan, kamu datang dalam
bentuk banyak bayang malam. -_- Malam saya menjadi sangat menyesakkan sebab
saya merasa terabaikan. Sudah berapa lama saya dan kamu tak menyapa kita? LUPA!
Sayangnya saya tak mudah lupa untuk paham kamu, memahami kita, dua titik
segitiga sama kaki. Sebuah paham yang sejatinya hanya enggan melihatmu lupa
pada raga yang juga butuh rehat. Iya, kamu menyebut ini kekhwatiran yang
berlebihan, satu hal yang tak terlalu kamu suka dari saya. :”D. Kemudian muara
dari semua hal itu, saya akan diam menyerupaimu yang nampak enggan peduli pada
kita. Melelapkan diri dalam sujud. Ku adukan kamu pada.Nya. Saat itu saya tahu,
ada kita diantara mereka, kamu panitia dan saya peserta.
Sedari awal, saya sudah meniatkan
diri untuk tahu apa dan bagaimana agenda akbarmu ini. Seolah antusias dengan
mereka yang banyak bertanya pada kamu melalui jejaring sosial, sayapun tidak
ingin tertinggal. :D Sebut saja cara licik meminta perhatianmu, perempuan
selalu pandai merangkai kata guna menutupi alasan sebenernya. :P Mengajak juga
meminta keikutsertaan beberapa rekan terdekat, saya ingin tahu apa yang kamu
perjuangkan dibanding kita sekarang?! Sebab saat itu saya tahu, ada kita
diantara mereka, kamu panitia dan saya peserta.
Saya marah pada kamu beberapa hari
sebab beranda terisi ketidakbaikan keadaanmu. Betapa pelupanya kamu pada pesan
saya untuk menjaga nikmat sehat. -_- Bahkan kamu memberikan banyak hati pada
agenda satu ini. sekarang saya benar benar ingin tahu, siapa mereka?! Saya
bertanya dengan amarah karena saat itu saya tahu, ada kita diantara mereka,
kamu panitia dan saya peserta?!
Masih dimasa yang sama, erupsi magma
itu menguap sebab hujan haru membasahi diri. kamu, entah gravitasi apa yang
kamu miliki, hingga menyita banyak peduli yang berpangkal pada kata ‘mengerti’.
Ya lagi lagi kata ‘mengerti’ hadir tanpa permisi, mengerti bahwa ini tentang
hak asasi, mengerti bahwa saat itu kita diantara mereka, kamu panitia dan saya
peserta.
Beberapa menjelang Hari H. Saya
telah siap dengan beberapa rekan satu armada, membawa bendera pena personal
untuk hadir diagenda itu. Kamu menuturkan kepenatan, khawatir, dan jelas kamu
sedang pusing tingka regional. Satu kalimat saya lontarkan, berharap sedikit
memupuk semangat seperti yang selalu ada padamu. Bahwa sesuatu yang diberi dari
hati akan sampai ke hati. Menyuntikkan keoptimisan bahwa semua masih akan baik
baik saja. Bahwa Tuhan Maha Tahu atas semua lelah hamba.Nya yang berkubang
ikhtiar.
Terhitung hari ini, didini hari
pukul satu lebih tiga perempat menit, kamu benar benar memaksimalkan diri
menyiapkan untuk mereka bersama banyak panitia serupa, dan Tuhan menunjukkan
sifatnya yang Maha Suprised, mengejutkanmu dengan nyata yang tak sesuai harap.
Betapa Tuhan menyayangimu sayang, memintamu selalu bersandar pada.Nya penuh
keikhlasan perubahan rencana. Bersama peduli yang hadir dalam volume tak biasa,
saya menyiapkan beberapa hal tambahan untuk bekal perjalanan dua hari kedepan.
Menemui kita yang terselip diantara mereka, saat kamu panitia dan saya peserta
yang berjumpa dalam agenda.
Saya terbungkus cemas dipagi sabtu
sebab telinga yang tak mendengar teriakan alarm. Cemas jika semua kandas sebab
frasa “telat bangun!” Emmbarassed! Melewatkan lima belas menit dari rencana
semula dalam lelap. Berbenah seadanya, saya mempercepat langkah menuju stasiun
terdekat. Membeli selembar biru tiket menuju kota istimewa. Bersama asa menatap
sahabat lama, calon sahabat baru, juga menatap kamu, saya berlarian di peron.
Mengundang tatap ‘ada apa?’ dari banyak manusia di pagi buta stasiun kota. Tak
ingin dicela sebab kata terlambat, saya bersyukur kereta tujuan masih ada. Dan
saya menatap calon diorama kita yang menyusup diantara mereka, saat kamu
panitia dan saya peserta.
Sudah didepan mata untuk berjumpa,
sayangnya lagi lagi saya hanya mampu mencerna bayangmu diantara ratusan raga.
Melihatmu beberapa kali menyetrikan samudra manusia diselanya acara. -_- Ada
dua mata yang mencarimu sedari tadi kisanak!! Dimana waktu untuk kita?!!?
Tanyaku sepanjang acara. :D Dan muara itu begitu dekat, paham sejak awal yang
masih tak berubah terhadap tingkahmu. Bahwa saya selalu berhasil paham dengan
apa yang kamu siratkan. Steganografimu yang selalu terbaca. Sebab saya paham
kita memang ada dengan padatnya mereka, saat kamu panitia dan saya peserta.
Dalam rangkuman hari sepanjang
perjalanan pindah tempat seperti perintahmu selaku acara, saya banyak bertanya
dalam diri. Saya sangat lelah untuk hari ini, bagaimana denganmu? Berapa kali
lipat lelahmu? Cukupkah istirahatmu malam ini? bagaimana dengan makanmu?
Bukankah kamu membutuhkan banyak asupan tenaga untuk esok?! Sayapun mencoba
percaya bahwa kamu selalu mampu bijak dengan raga titipan itu. Ketika saya
sadar kita ada bersama mereka, saya berusaha untuk menjadi peserta menurut pada
panitia hebat. :D
Inilah muara dari selipan kita diantara
perjuanganmu untuk mereka sebab kamu panitia dan saya perserta. Muara ini
terisi penuh oleh terima dan kasih, ungkapan syukur saya pada.Nya yang telah
mempertemukan kita. Sisi indah dari Kemaha Suprised.Nya Tuhan. Bersyukur sebab
keingintahuan saya pada agendamu hingga mempertemukan saya dengan banyak
pejuang budaya juga pendekar pena dunia maya. :D Dua hari yang penuh makna
untuk seorang yang biasa seperti saya.
Dua hari penuh canda dan tawa banyak
perempuan yang saya jabat tangannya. Dua hari yang kemudian akan saya kenang
dalam hari hari kita bersama mereka. Dua hari yang selanjutnya saya simpan baik
baik dalam memori sebab memang layak ingat. Dua hari yang menyublimkan banyak
decak kagum pada kuasa.Nya mengatur rencana. Dan barang tentu, dua hari yang
memaksa saya ikhlas pada tujuh belas november kita yang terlewatkan untuk
mereka. :D :D
Terima kasih untuk kamu dan rekan
rekan hebat lainnya. :”)
Terima kasih untuk tepian juang yang
maksimal hingga masanya. :”)
Terima kasih untuk lelehan keringat
aroma cita rasa nusantara yang membersamai. :”)
Terima kasih untuk tiga menit lima
puluh enam detik tiga seperempat dari dua hari itu yang membuahkan tanya, apa yang membuatmu
nampak lebih kurus dari sebelumnya kisanak? :”)
Dari
Saya, bagian dari “Kita’ yang sering kamu lupa. :D
0 comments:
Post a Comment