Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
Sabtu,
31 Agustus 2013
Welcome to weekend :D
“Sms tanpa balasan itu seperti pesan
tidak penting yang meminta perhatian!” baiklah beberapa kali. Ok. Sering saya
mengirim pesan tidak penting pada beberapa orang. Sekedar ajakan atau
mengingatkan . Dan akan munafik jika saya berkata tidak mengharapkan balasan.
Sering saya beberapa kali menatap layar nokia itu, berharap ada pesan balasan
dari seseorang bukan sms jarkoman atau pemberitahuan kelas. Dan NIHIL. Saya
sedang diabaikan. Haha. Tenang! Saya selalu memiliki cara cerdas ketika
terabaikan seperti ini. Apa itu? Jelas. Mari saling mengabaikan. Hei,
mengabaikan bukan berarti meninggalkan kok, hanya sedikit mengalihkan perhatian
dari hal yang mungkin akan menyesakkan. Mengabaikan untuk sedikit memberi ruang
pada diri, memberi waktu untuk sekedar yaa amm bercermin. :’)
^O^
“Dhek, kalau laki laki di smsin
terus tapi jarang ada yang dibales itu apa karena dia udah bosen atau kenapa
dhek, menurutmu?” tanya seorang kakak perempuan penuh kekhawatiran yang tak pandai
ia tutupi.
“Eh? Hla kenapa to mba?”
“Hla Mamas kaya risih og nag di sms
mba. Kadang kan Mba pengen smsan, ya pengen cerita apalah gitu, tapi sama Mamas
enggak mesti dibales.”
“Hehe kan Masnya lagi skripsian gitu
mba, ya wajar mba.”
“Ih enggak kok, kan kemarin udah
pendadaran Nduk. Hmm kemarin si Mamas bilang nag lagi nyiapin diri jadi minta
sama mba buat enggak smsin dia keseringan gitu.”
“Nah itu malah udah dikasih rambu
rambu Mba. :’) Mungkin Masnya itu lagi nyiapin diri buat jadi imam yang baik
buat Mba. Ya memperbaiki dan memantaskan diri untuk mimpin mba kelak. Kan mba
juga jadi punya kesempatan buat musahabah diri juga to..”
“Iya si Nduk tapi kan Mba kadang itu
kepikiran, khawatir. Mba Cuma pengen dengar kabarnya Mamas doang sebenere. Mba
kan ini pertama kalinya sayang sama orang juga.”
“Haha mba ini lo. Iya si kadang
emang ada kepikiran kepikiran kaya gitu, ya wajar hla wong wes sayang pengene
ki mesti ngasih perhatian :D tapi tapi tapi tapikaaan belum saatnya mbaa :D di
tabung dulu aja perhatiannya buat pas halal besok.”
*sekilas
dialog dengan kakak perempuanku yang sedang jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Memang berkata selalu lebih mudah
dibanding tindak nyata, dan menasehati selalu lebih lancar dibanding saat kita
dalam posisi yang mungkin serupa. Di sinilah saya sekarang, hampir serupa
dengan kakak perempuan saya diatas. Ada seogok tanya yang mendekam dari hari
lalu, keingintahuan yang hmmm cukup besar untuk tahu keadaan seseorang. Padahal
sejatinya ia senantiasa baik baik saja dalam lindungan.Nya (Aamiin). Saya tidak akan mewajarkan hal ini. Akan
menyesakkan ketika seharusnya dapat melakukan banyak hal malah terhenti sebab
memikirkan seorang Hologram :D
Berangkat dari keengannan terpaku
memikirkan seseorang. Sabtu ini mengagendakan diri melakukan banyak hal. Haha
tidak sekedar mengerami Flipper (nama Laptop saya) sembari membuka beberapa web
langganan, saya memilih menggandeng Vio keluar asrama. Seusai melunaskan
deadline sebuah event tentang hijab saya menyapa seorang istimewa. Dan ya niat
saya mengajaknya bertemu direspon positif. :’)
Selepas ashar saya menemui insan
istimewa tersebut. Dalam perjalanan seperti biasa saya melewati Slamet Riyadi.
Melenggang tanpa beban, tanpa kacamata. Haha agak memaksakan diri sebenarnya,
mengingat radius beberapa meter pandangan saya agak berbayang bayang buram.
Namun terkadang perlu memburamkan pandang untuk membangun percaya diri haha
iyalah, dengan tidak tahu ada yang memperhatikan kita, bukankah gerak akan
semakin leluasa? Seperti daun putri malu yang bergerak bebas ketika tak ada
sepasang matapun yang menatapnya.
Masih di Slamet Riyadi ternyata saya
tidak sendirian, ada seorang paruh baya yang melenggang nikmat bersama sepeda
kumbangnya. Seorang Ibu ibu :’). Tapi sebuah roda empat tanpa tahu diri
mengklakson si Ibu hingga membuat Ibu jatuh lantaran kaget. Astagfirullah! Si
supir masih muda, mungkin dua puluh tujuh tahunan. Saya mendengar si supir
berkata kasar kepada si Ibu, istilah solonya misuh. Saya masih memendam tanya
kepada mereka yang mengalirkan amarah melalui kata kata kasar, ngaruh ya? Terus
kalau misuh misuh gitu masalah jadi selesai gitu? Terus hatinya jadi tenang
gitu? Astagfirullah mas mas, kok yo kasar banget sama perempuan?!
Terlepas dari siapapun yang salah,
sebagai seorang laki laki tidak seharusnya bertindak kasar seperti itu pada
perempuan. Bukan laki lakipun tidak seharusnya demikian. Rosul saja tidak
mengizinkan umatnya menyiksa binatang, apa lagi manusia!
Terlepas dari siapaun yang salah,
saya pikir si masnya itu harus meminta maaf kepada si ibu. Terkadang mengetahui
duduk perkara suatu hal lalu menemukan siapa tersangkanya, tidak akan
berpengaruh apapun, tidak akan ada pihak yang mengambil hikmah dari
problematika yang ada. Jika diketahui Ibu yang salah sebab mungkin menyeberang
tidak lihat lihat dulu, lantas si Masnya semakin songong dan Ibu tetap tidak
berhati hati malah membenci Masnya yang main klakson sembarangan bukannya
ngerem. Nah, malah jadi membenihkan dendam kan. -_-
Dalam hati saya berbisik ,”Ya Allah,
semoga kelak imam hamba bukan lelaki yang kasar. Semoga ia lelaki berhati
lembut yang tahu tata cara memperlakukan seorang perempuan, siapapun itu. Yang
tidak membiasakan dirinya berkata kata kasar ketika amarah menderanya. Yang
mampu meredam amarahnya sebab berlindung pada.Mu.” mengaminkannya penuh harap.
Dan saya hanya mampu menenangkan Ibu
itu, menemaninya duduk beberapa saat di trotoar jalan. Tempat tujuan si Ibu
sudah dekat, jadi saya mengantarkannya sebentar. Hmm sedikit memastikan tidak
terulang kejadian seperti tadi. :’)
Pukul 16.15 wib saya tiba
dikentingan. Sedikit berbasa basi saya menawarkannya untuk makan bersama, namun
sayangnya dia masih mengajar di TPA yang ia bina. Alhasil lagi lagi makan
sendiri. :D kyaa . Menu sore ini, magelangan berteman segelas es nutrisari
sayur :D alhamdulillah.
Pukul 17.20 wib di Masjid Nurul Huda
UNS saya bertemu rekan saya yang istimewa tadi. Akhirnya ketemu juga. Haha.
“Assalamulaykum, Dhek Risa ya?”
sapanya seolah pangling.
“Wangalaykumsalam.wr.wb,,,hehe iya
Mbaa J.”
Sambil senyum lima senti, salaman dilanjutkan salam semut.
“Hwaah kamu kok beda sih dhek?”
“Eh beda apanya mba?” kejutnya penuh
selidik.
“Kamu kurusan si?” heran bercampur
sedikit sangsi.
“Hahaha, alhamdulilla nuw!” tawaku
renyah. Terkadang bahagia itu sederhana kok, mendengar dikatakan kurus
misalnya. #Eh
“Kamu sama siapa dhek?”
“Sama Vio mba. Dia diluar.”
“Oh..bla bla blaa...”
Salah satu kakak perempuan saya yang
tak kalah istimewa dengan kakak kakak perempuan saya yang lainnya. Beliau sering
ikut acara acara charity bersama insan insan istimewa juga (Gergatin Solo,
Rumah Hebat Indo, Autism care dll). Dalam ajakan saya berkencan melalui chat
tadi, saya menyatakan diri untuk turut menyumbangkan senyum bagi mereka yang
istimewa, mereka yang berkebutuhan khusus. Hmm percayakah? Ketika kita
mendekati mereka, ada sepercik magic yang membuat kita enggan untuk tidak
melihat mereka lagi. Sepercik magic yang mengantongi kita untuk berjanji
bermain bersama mereka lagi. Sepercik magic yang membuat diri berikrar akan
mengagendakan diri membaur bersama mereka lagi. :’) Insan insan istimewa.
Berangkat dari keinginan sederhana
itu, saya memberanikan diri menerima ajakan menjadi partisipan kegiatan bersama
kakak perempuan saya ini. Insya Allah :’) semoga dimudahkan. J
Tetap seusai adzan isya kami
memutuskan untuk melihat opening SIPA di Solo Square, sekalian saya pulang
tentunya. Alhamdulillah dapat lima tiket gratis nonton SIPA (Solo International
Performing Art ) 2013 The Legend History of World Culture. Acara bertempat di
Benteng Vastenburg Solo, mulai Jumat – Minggu, 20 – 22 September 2013. Ada
Dance Theatre Ludens dari Jepang dan Sanggar Lungun dari Aceh, keduanya resmi
menarik perhatian saya. Baiklah tinggal mencari masa untuk melihat bersama. J
Tibalah saatnya pulang. :D
Alhamdulillah hari ini, insya Allah bermanfaat. Dalam perjalanan menuju tempat
parkir, ada pemandangan yang membuat mata risih dan tangan gatal untuk
bertindak lebih dari sekedar menatap! Mungkin melintir tangan tak apa. Di depan
kami, berjarak lima puluh centi (mungkin) bergandengan ala telenovela.
Astagfirullah, kami baru sadar ini malam minggu. -_-. Malam menyedihkan ketika
pemuda menyibukkan diri tanpa produktivitas sebagai putra putri bangsa yang
menghabiskan waktunya untuk pacaran.__
Kami hanya mampu mengalihkan
pandangan, berusaha menutup mata atas terumbarnya syahwatt dua anak manusia. Ya
Rabbi yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Pengampun, maafkan kami karena tak
mampu menegur. Bukakan kedua hati insan dihadapan kami untuk bertaubat pada.Mu,
dan jagalan calon imam kami dari hal hal serupa, hal hal yang menjauhkannya
dari perlidungan.Mu. Dalam genggaman tangan saya pada kakak perempuan saya,
kami mengaminkan doa itu bersama. Dalam perjalanan pulang. :’)
“Terima
Kasih untuk hari ini :’) semoga tetap di mudahkan melangkah dalam kebaikan.
:’)”
0 comments:
Post a Comment