Rss Feed
  1. Tentang Kesan Pertama, penting kah?

    Tuesday, 17 September 2013

    Bismillaahirrahmaanirrahiim :)


    Jumat, 06 September 2013

     
    First Sight



                 Tangannya adalah tangan seniman. Tempatnya menyuratkan gelombang hati. Otaknya khas seorang konseptor handal. Dengan kecerdasannya mengolah sastra, saya mengaguminya, dalam kecerdasannya mengolah ide, saya menyukainya sekaligus membencinya. Dia, selalu menjadi yang pertama memangkas konsep yang telah saya olah dengan apik. Arrghh selalu ada tempat baginya untuk mencari cela saya, membuat saya mengolah ulang konsep saya dan berfikir keras untuk mengomunikasikannya pada yang lain. Dia sangat merepotkan!
                Baginya, dalam sebuah pertemuan pertama lalu melakukan perkenalan itu tidak terlalu penting. Baginya pertemuan pertama tanpa follow up itu nothing. Dua hal yang berbeda dengan saya.
                Dalam kelas pertama, adanya perkenalan itu wajib sepertinya. Meski mengenal adalah tentang sebuah proses interaksi yang cukup lama dan tidak bisa dalam waktu singkat, namun perkenalan akan menjadi ajang pengidentifikasian tentang lingkungan juga orang orang baru yang ada disekitar kita. Mulai dari nama, latar belakang, kegemaran, karakter, kesan pertama selalu mewakili. Bahan dasar dalam resep mengenal insan sekitar.
                “Lantas follow up ketika telah kenal, setelah tahu karakter juga keahliannya misal? Nyata selama ini tidak semua berjalan dan diolah sesuai dengan jalur keahliannya masing masing!” sergahmu memotong. Menautkan dua alis mata saya.
                Follow up? Dalam sebuah follow up, ada konsistensi untuk tetap melangkah dijalur yang dipilihnya. Ada komitmen yang terbangun dalam landas ikhlas. Tidak berjalannya mereka pada jalurnya bukan karena tidak ada follow up. Bukankah kamu menyaksikan sendiri, bagaimana mereka pelan pelan tersapu seleksi alam. Menyisakan beberapa yang mungkin masih dalam tahap menimba ilmu, jadi belum mampu mengaplikasikan dengan profesional.
                “Nah itu, follow up awal sebelum tindak lanjut berjalan jauh. Ya, paling tidak benih follow up yang ditanam diawal jumpa itu!” kejarnya terus.
                Hei, bukankah ada tugas kelompok disana? -_- bahkan saya menjelaskannya hingga berbusa. Tugas kelompok yang mendasari mereka membangun kebersamaan, saling menunjukkan keahlian masing masing untuk melengkasi sebuah pementasan bersama. Disanalah benih benih follow up tertanam. Seharusnya, ketika memang konsistensi dan komitmen mereka tidak terlalu kokoh hingga lambat laun tersapu seleksi alam serta menyisakan segelintir insan yang setia akan langkah awalnya, ya artinya merekalah benih yang wajib di follow up lebih lanjut, yang harus dijaga, disemai penuh cinta. Dan saya sangat berharap hal itu tidak berasal dari satu sisi, namun juga semua lini organisasi. :’) bukankah kita satu kesatuan? Dimana kesalahan atau kebenaran berasas kekeluargaan, suatu hal yang dimusyawarahkan terlebih dulu, suatu hal yang disepakati bersama sebelumnya. Dan menyalahkan salah satu pihak sebab terjadi ketimpangan, menurut saya bukan tindak adil. :’) bukankah mereka yang mewariskan kekeluargaan ini? bukankah mereka yang menebar benih kebersamaan ini? namun, mengapa sekarang malah memangkas benih muda yang sedang akan tumbuh :D Miris dan mengundang tangis? Tidak, hanya terlalu lucu hingga tawa berakhir tangis. :D
                Baiklah, kembali pada proses perkenalan itu. Jika masih belum paham juga. Kita ibaratkan begini. Mereka adalah korban dari love at first sight! Jatuh cinta pada pandang pertama, lalu memutuskan untuk mengenal lebih jauh. Dan pertemuan pertama akhir september esok adalah pertemuan pertama setelah jatuh cinta. Pertemuan pertama ketika asmara telah ada diantar dua pihak, sangat penting untuk disikapi dengan terbuka. Dengan ajang perkenalan itu tentunya. Serupa tindak preventif akan adanya prasangka ketidakpedulian, pencegahan prasangka kenihilan kesempatan menyapa lebih jauh.
                Saya baru ingat. Dalam manajemen kelas bukankah ada tahap pengidentifikasian peserta didik? Mata kuliah yang saya rasa ada pada setiap program studi dalam fakultas keguruan. Serupa pengidentifikasian itulah perkenalan pada pertemuan pertama. Untuk mengenal sedikit lalu dari yang sedikit dikembangkan dalam proses pembelajaran berdasar potensi mereka.
                Baiklah selamat menjadi si mulut berbusa lagii :D kyaaaa semangat Ris!
                “All iz well!”
     

  2. 0 comments: