Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
Sabtu, 21 September 2013
|
||
Seorang
bocah datang dari sudut ruang, membawa anak tangga harapan. Berlahan dan pasti,
ia memasuki ruang kompetisi hidup. Tanpa sadar puluhan pasang mata menatapnya
dari segala penjuru, menelanjanginya dalam balutan tanya. Insan insan berjubah
yang entsh siapa. Dan ketika tatap itu semakin tajam, merekapun berlahan
mendekati sang bocah yang kini berada ditengah ruang. Berlahan, sangat
berlahan. Berjalan dan merangkak. Mendekati. Mengitari. Juga menemani. Dalam
tanda tanya yang bersarang dalam benaknya, sang Bocah panik. Siapa mereka?
Untuk apa di sini? Kenapa harus aku?
Klimaks
kepanikannya sang bocah berlari. Meninggalkan mereka yang kini mendirikan anak
tangga yang ia bopong sedari tadi. Menjauh, berpeluh, namun tetap keukeuh harus
kembali mengambil anak tangganya itu. Ada sesuatu yang harus dicapai. Ada
sesuatu yang harus diperjuangkan. Ada sesuatu yang tak boleh ditinggalkan
begitu saja. Yah, sesuatu yang membuatnya bertahan dalam panasnya persaingan.
Dia harus kembali.
Sembari
mengendap dan beradu pandang dengan pemegang tangga, ia kembali. Menapak anak
tangga hingga puncak. Dan dalam benih bara semangat ia membanjiri semesta.
Menularkan semangatnya untuk tetap berjuang dengan keyakinan akan sebuah
harapan. :”)
^O^
Pentas garapan Wardhana Sandhi, dengan menggiring delapan pemain (Seseorang
tujuh (Saya, Marsha, Septia, Syaroh, Sitta, Openg, dan Itta) serta bocah
diperankan oleh Danny Rodin) ditemani iringan musik dari Bayu, M. Tri Atmojo,
juga Rizky 'Tower" resmi memukau insan seshelter gelora pendidikan FKIP
UNS diteriknya matahari jumat pukul 11.
Pentas
promosi dari kelompok Peron Surakarta tersebut didedikasikan untuk para
mahasiswa baru yang sedang berproses. Menikmati proses adaptasi, masa transisi
memasuki jenjang kemandirian juga bayang keabu – abuan. Pentas yang mewakili
pandang untuk jeli memandang faktor pendukung dan faktor penghambat di ruang
kehidupan beraroma kompetisi ini.
Pentas
yang dilaksanakan, Jumat, 20 September 2013 ini mencoba memberi kacamata baru
pada para penatap. Kacamata untuk jeli memandang dan membedakan lantas
menjalankan, tentang faktor pendukung dan penghambat. Contoh kecil di kancah
kuliah, organisasi (Unit Kegiatan Mahasiswa/UKM). Termasuk golongan apakah ia?
Penghambat atau pendukung?
Unit
Kegiatan Mahasiswa, merupakan fasilitas, alternatif pembelajaran efektif di
luar kelas SKS yang menjembatani para mahasiswa untuk mengapresiasikan bakat
juga potensinya. Segala rupa potensi ada disana.
Mau
belajar politik? Meski kadang menggelitik logika, namun sangat perlu untuk
paham akan politik di masyarakat kelak. Setidaknya agar tak terbodohi oleh
mereka yang pandai. BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), DEMA (Dewan Mahasiswa),
dkk siap membekalimu.
Minat
berkesenian? Tak sekedar menjaga eksistensi diri diatas panggung seni, namun
juga menjaga eksistensi budaya asli yang hampir basi oleh globalisai. Nguri
nguri tekan mburi. Menjaga barisan budaya hingga shaf terakhir. UPKD (Unit
Pengembangan Kesenian Daerah), Teater Peron, Vox Magistra (Paduan Suara
Mahasiswa FKIP), dkk siap menemani.
Hasrat
menjadi bolang? Mengamalkan tri satya untuk alam. Untuk tidak mengambil sesuatu
kecuali gambar. Untuk tidak membunuh sesuatu kecuali waktu. Untuk tidak
meninggalkan sesuatu kecuali jejak. Dan untuk tetap menjaga Indonesia seindah jamrud
khatulistiwa. Brahmahardhika (Mahasiswa Pecinta Alam FKIP) siaga menanamkan
benih pecinta alam, tak sekedar penikmat alam. :”)
Pendekar
aksara dengan jiwa jurnalis? Lebih untuk menjadi seorang puiti, namun juga
menjadi diri yang kritis pada krisisnya identitas sekitar. Mengingatkan juga
menyenteri lingkungan dalam potret potret kehidupan di lembar mingguan atau
setengah tahunan. LPM (Lembaga Pers Mahasiswa), donor kritis untuk pada
perintis. :”D
Saluran
ketuhanan? Menjadi insan beriman dalam ketebalan keyakinan. Mengeratkan ukhuwah
dengan mereka yang sama. Media dakwah penuh berkah. KMK (Untuk Insan
Kristiani), SKI (Sentra Kegiatan Islam), dkk dengan tulus menggandengmu
melangkah dalam perbaikan. Saling menuntun untuk tetap melangkah dalam koridor.Nya.
Juga
masih banyak organisasi organisasi lainnya. Dari tingkat program studi berupa
Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) hingga organisasi tingkat Universitas. Bahkan
jika masih ingin, organisasi luar kampuspun berlimpah.
Semua
organisasi dengan tujuan mulia, siap menemani masa kuliah para mahasiswa untuk
lebih menjadi manusia penuh manfaat. Mengorganisir sebuah kebaikan agar tak
kalah dengan kejahatan. Hei, bukankah kebaikan yang tak terorganisir dapat
dengan mudah dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir? :”D Bukankah kelak,
seusai toga berpindah kita, manusia, tak pernah bisa lepas dari kata organisasi
? :D
Pembelajaran
diluar kelas SKS ini memang kadang begitu menyita perhatian, seolah
menyimpangkan tujuan awal untuk kuliah. Namun, jika engkau bijak dengan waktu
atau ingin belajar menjadi bijak dengan waktu yang teramanahkan, mulailah
memandang organisasi sebagai jembatan kebaikan bukan penghalang perkualiahan.
:”)
Ada
banyak pembelajaran indah. Hal hal yang tak tercantum ataupun termuat dalam
sebuah mata kuliah, namun sangat dibutuhkan seusai toga berpindah, :”)
Apa
saja Kak?
Tak
perlu saya sebutkan, pemaknaan, pemahaman, juga pengartian pada sebuah hal
pembelajaran itu kembali pada masing masing pelaku. Maka, jadilah pelaku itu
untuk bisa tahu :”) So, Selamat Mencoba Kacamata baru :”)
waw amazing :)
amin ,,, :)
Matursuwun Nduk :") Hehehe
Aamiiin :)