Rss Feed
  1. Pentas Promosi Kelompok Peron Surakarta

    Friday, 20 September 2013


    Bismillaahirrahmaanirrahiim :)
    Sabtu, 21 September 2013
    Para Pemain Pentas, dari kiri  (Syaroh (as seseorang), Danny Rodin (si Bocah), Itta (seseorang), dan saya setia dengan jubahnya) :D


                Seorang bocah datang dari sudut ruang, membawa anak tangga harapan. Berlahan dan pasti, ia memasuki ruang kompetisi hidup. Tanpa sadar puluhan pasang mata menatapnya dari segala penjuru, menelanjanginya dalam balutan tanya. Insan insan berjubah yang entsh siapa. Dan ketika tatap itu semakin tajam, merekapun berlahan mendekati sang bocah yang kini berada ditengah ruang. Berlahan, sangat berlahan. Berjalan dan merangkak. Mendekati. Mengitari. Juga menemani. Dalam tanda tanya yang bersarang dalam benaknya, sang Bocah panik. Siapa mereka? Untuk apa di sini? Kenapa harus aku? 

                Klimaks kepanikannya sang bocah berlari. Meninggalkan mereka yang kini mendirikan anak tangga yang ia bopong sedari tadi. Menjauh, berpeluh, namun tetap keukeuh harus kembali mengambil anak tangganya itu. Ada sesuatu yang harus dicapai. Ada sesuatu yang harus diperjuangkan. Ada sesuatu yang tak boleh ditinggalkan begitu saja. Yah, sesuatu yang membuatnya bertahan dalam panasnya persaingan. Dia harus kembali.
                Sembari mengendap dan beradu pandang dengan pemegang tangga, ia kembali. Menapak anak tangga hingga puncak. Dan dalam benih bara semangat ia membanjiri semesta. Menularkan semangatnya untuk tetap berjuang dengan keyakinan akan sebuah harapan. :”)
    ^O^
                 Pentas garapan Wardhana Sandhi, dengan menggiring delapan pemain (Seseorang tujuh (Saya, Marsha, Septia, Syaroh, Sitta, Openg, dan Itta) serta bocah diperankan oleh Danny Rodin) ditemani iringan musik dari Bayu, M. Tri Atmojo, juga Rizky 'Tower" resmi memukau insan seshelter gelora pendidikan FKIP UNS diteriknya matahari jumat pukul 11.
                Pentas promosi dari kelompok Peron Surakarta tersebut didedikasikan untuk para mahasiswa baru yang sedang berproses. Menikmati proses adaptasi, masa transisi memasuki jenjang kemandirian juga bayang keabu – abuan. Pentas yang mewakili pandang untuk jeli memandang faktor pendukung dan faktor penghambat di ruang kehidupan beraroma kompetisi ini.

                Pentas yang dilaksanakan, Jumat, 20 September 2013 ini mencoba memberi kacamata baru pada para penatap. Kacamata untuk jeli memandang dan membedakan lantas menjalankan, tentang faktor pendukung dan penghambat. Contoh kecil di kancah kuliah, organisasi (Unit Kegiatan Mahasiswa/UKM). Termasuk golongan apakah ia? Penghambat atau pendukung?
                Unit Kegiatan Mahasiswa, merupakan fasilitas, alternatif pembelajaran efektif di luar kelas SKS yang menjembatani para mahasiswa untuk mengapresiasikan bakat juga potensinya. Segala rupa potensi ada disana.
                Mau belajar politik? Meski kadang menggelitik logika, namun sangat perlu untuk paham akan politik di masyarakat kelak. Setidaknya agar tak terbodohi oleh mereka yang pandai. BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), DEMA (Dewan Mahasiswa), dkk siap membekalimu.

                Minat berkesenian? Tak sekedar menjaga eksistensi diri diatas panggung seni, namun juga menjaga eksistensi budaya asli yang hampir basi oleh globalisai. Nguri nguri tekan mburi. Menjaga barisan budaya hingga shaf terakhir. UPKD (Unit Pengembangan Kesenian Daerah), Teater Peron, Vox Magistra (Paduan Suara Mahasiswa FKIP), dkk siap menemani.

                Hasrat menjadi bolang? Mengamalkan tri satya untuk alam. Untuk tidak mengambil sesuatu kecuali gambar. Untuk tidak membunuh sesuatu kecuali waktu. Untuk tidak meninggalkan sesuatu kecuali jejak. Dan untuk tetap menjaga Indonesia seindah jamrud khatulistiwa. Brahmahardhika (Mahasiswa Pecinta Alam FKIP) siaga menanamkan benih pecinta alam, tak sekedar penikmat alam. :”)

                Pendekar aksara dengan jiwa jurnalis? Lebih untuk menjadi seorang puiti, namun juga menjadi diri yang kritis pada krisisnya identitas sekitar. Mengingatkan juga menyenteri lingkungan dalam potret potret kehidupan di lembar mingguan atau setengah tahunan. LPM (Lembaga Pers Mahasiswa), donor kritis untuk pada perintis. :”D
                Saluran ketuhanan? Menjadi insan beriman dalam ketebalan keyakinan. Mengeratkan ukhuwah dengan mereka yang sama. Media dakwah penuh berkah. KMK (Untuk Insan Kristiani), SKI (Sentra Kegiatan Islam), dkk dengan tulus menggandengmu melangkah dalam perbaikan. Saling menuntun untuk tetap melangkah dalam koridor.Nya.
                Juga masih banyak organisasi organisasi lainnya. Dari tingkat program studi berupa Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) hingga organisasi tingkat Universitas. Bahkan jika masih ingin, organisasi luar kampuspun berlimpah.
                Semua organisasi dengan tujuan mulia, siap menemani masa kuliah para mahasiswa untuk lebih menjadi manusia penuh manfaat. Mengorganisir sebuah kebaikan agar tak kalah dengan kejahatan. Hei, bukankah kebaikan yang tak terorganisir dapat dengan mudah dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir? :”D Bukankah kelak, seusai toga berpindah kita, manusia, tak pernah bisa lepas dari kata organisasi ? :D
                Pembelajaran diluar kelas SKS ini memang kadang begitu menyita perhatian, seolah menyimpangkan tujuan awal untuk kuliah. Namun, jika engkau bijak dengan waktu atau ingin belajar menjadi bijak dengan waktu yang teramanahkan, mulailah memandang organisasi sebagai jembatan kebaikan bukan penghalang perkualiahan. :”)
                Ada banyak pembelajaran indah. Hal hal yang tak tercantum ataupun termuat dalam sebuah mata kuliah, namun sangat dibutuhkan seusai toga berpindah, :”)
                Apa saja Kak?
                Tak perlu saya sebutkan, pemaknaan, pemahaman, juga pengartian pada sebuah hal pembelajaran itu kembali pada masing masing pelaku. Maka, jadilah pelaku itu untuk bisa tahu :”) So, Selamat Mencoba Kacamata baru :”)
     


  2. 3 comments:

    1. RisaRiiLeon said...

      Matursuwun Nduk :") Hehehe

      Aamiiin :)